"Aku masih punya akal sehat dan tau kalo kamu itu cewe, aku ga bakal ngelawan."
~Alan Pandu Dirgantara~Kantin sekolah begitu ramai dipenuhi siswa siswi yang kelaparan. Auryn, Lean, Jackson dan Nevy menuju ke meja yang ada di ujung kantin. Ini pertama kalinya Auryn memberanikan diri untuk duduk semeja dengan Jackson setelah Jackson berpacaran dengan Nevy. Auryn menatap lurus ke depan dengan novel Harry Potter jilid 7 di tangan kanannya, sedangkan Lean tergopoh-gopoh membawa nampan yang terdapat 4 jus mangga di sana. Sedangkan Jackson membawa nampan yang terdapat 4 mangkuk soto dan Nevy yang hanya menenteng totebag yang berisi laptopnya.
Gubrakkk! Pyarrr...
Terdapat seorang laki-laki yang tiba-tiba menabrak Lean sampai terjatuh sehingga membuat 4 jus mangga itu juga ikut jatuh dan gelasnya pecah. Seragam putih Lean kotor dan penuh dengan noda berwarna oranye. Auryn terkejut dan bergegas membantu Lean berdiri.
Namun Lean menangkis tangan Auryn yang ingin menolong dan malah bangun dan meneriaki seseorang yang tadi menabraknya.
"Hei! Lo ada masalah apa sih sama gue?! Lari terus nabrak gue, kayaknya sengaja ya lo Hah?!" Lean membentak Anak laki-laki itu.
Di belakangnya terdapat Adrian yang lari ke arah keramaian sambil disusul dengan deru nafasnya yang tersengal.
"Ohhh, lo sodaranya Adi kan?! Pantes kata dia lo suka berulah. Nyatanya belum lama lo di sini udah berani berurusan sama gue!" Nada suara Lean makin meninggi setelah melihat Adrian yang datang menyusul anak laki-laki itu.
"Adrian Woi" Jackson menyahut.
"Ya pokoknya itu lah, salahnya punya nama susah susah." Lean menjawab dengan ketus di tengah perdebatannya.
"Kayak lo engga aja." Jackson tersenyum malas.
Seorang lelaki itu diam saja sembari melihat baju Lean yang berlumuran jus mangga dan menyisakan warna oranye di seragamnya.
"Tau ga si kalo lagi di ajak omong sama orang!" Plakkk...
Satu tamparan mendarat di pipi laki-laki itu. Lean menjauhkan tangannya yang masih bergetar. Sedangkan laki-laki itu sedang memegang pipinya yang memanas dan berwarna merah.
Auryn bergegas memegang tangan Lean yang hendak memukul siswa itu. Adrian berusaha menenangkan sepupunya. Deru nafas siswa itu terdengar hingga ke telinga Auryn. Kantin menjadi sunyi dan terfokus dengan perdebatan ini.
"Aku masih punya akal sehat dan tau kalo kamu itu cewe, aku ga bakal ngelawan."
Ucap siswa itu sambil tersengal,
"Tapi kalo kamu masih berani nantang-nantang aku lagi dengan cara nampar aku, aku ga akan mandang gender kamu atau kemampuan kamu!"
Suara itu menggelegar di seluruh kantin.
Lean yang biasanya menang akan berbagai perdebatan, kini malah terduduk meremas seragamnya yang basah dan kotor oleh jus mangga. Lean ingin membantah tapi dia sudah tak tahan untuk menahan air matanya lagi.
Auryn bingung akan kondisi saat ini. Yang jelas-jelas salah kan dia, kenapa dia yang menang akan perdebatan ini.
Auryn hendak jongkok dan membantu Lean berdiri namun ternyata sudah ada yang mendahuluinya. Sebuah tangan terulur ke arah Lean. Lean yang menangis tanpa suara dengan perlahan dia menengadah kepada seseorang yang mengulurkan tangannya.
"Maaf, aku tidak sengaja." Siswa yang tadi menabrak Lean.
Raut wajahnya datar, seperti menginginkan semua ini cepat berakhir. Terlambat, para guru sudah berdatangan ke kantin.***
Suasana di dalam ruangan BK sedang tegang-tegangnya. Hanya ada Lean dan Siswa itu yang sedang duduk berjauhan.
Pintu terbuka dan masuklah Bu Ida, selaku guru BK SMA Saka Pitoe.
"Leandra, ibu ini tau kamu suka sekali dengan beladiri. Tapi di gunakan di tempat, moment, dan waktu yang pas. Koe Ki cah Ayu Nduk, wes-wes podo baikan ae nggih (kamu itu anak yang cantik, sudah-sudah pada baikan aja ya)
"Loh saya kan nampar, ga pake beladiri." Lean menjawab dengan menunjuk pipi siswa itu.
Bu Ida menahan tawa sambil membenarkan kacamatanya yang agak menurun ke bawah.
"Ya sudah Alan, kamu yang minta maaf dulu ke Leandra." Alan Pandu Dirgantara.
Siswa bernama Alan yang sekarang mengulurkan tangannya dengan ikhlas ke arah Lean.
Beberapa detik berselang, belum di respon oleh Lean. Lean meremas bajunya yang masih basah dan lengket karena jus mangganya.
Bu Ida mulai gemas akan tingkah laku kedua muridnya ini.
Tangan kanan Lean tiba-tiba menjabat tangan yang di ulurkan oleh Alan, namun dengan wajah yang masih tetap lurus ke depan.
"Nah begitu dong, sekarang ibu tidak ingin ada perdebatan seperti tadi. Kalau ada masalah harus di selesaikan baik-baik," bu Ida bangun dari duduknya "Lean, ini ibu bakal pinjamkan seragam dari BK dulu ya. Untuk mengembalikannya bisa besok 2 hari ke depan setelah peminjaman."
"Tidak usah, bu. Saya di sini juga salah. Saya ingin mencoba bertanggung jawab." Alan tiba tiba memotong pembicaraan Bu Ida.
Lean terbelalak mendengar ucapan Alan.
"Aku kan baru ambil seragam baru dari koperasi, kamu bisa pake atasan seragamku dulu buat sekarang. Rok kamu kan engga kena." Alan menjelaskan dengan menampakkan ekspresi seperti ia tidak bersalah.
"Enggak, bu saya mau pinjam dari BK saja." Lean membantah.
"Nah, ini buat konsekuensi kamu nampar Alan. Kamu terima saja seragam punya Alan, biar Alan bisa belajar bertanggung jawab dan kamu juga mendapat konsekuensi atas apa yang kamu lakukan. Sudah paham?" Bu Ida menjelaskan panjang lebar.
Lean hanya menghembuskan nafas kasar lalu meng iya kan perkataan Bu Ida.
Alan memberikan bungkusan plastik transparan berisi seragam baru kepada Lean. Lalu keduanya dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan BK.
"Aku ke kelas dulu" Alan mengucapkannya dengan tatapan lurus kedepan dan bergegas pergi.
Lean hanya bisa mendengus kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dia mengambil HPnya dari saku lalu mengirimkan pesan kepada Auryn agar bisa memberitahukan kepada guru yang sedang ada di kelas kalau Lean sedang berganti baju.
Auryn yang ada di kelas dengan sigap memberitahukan Pak Damar yang sedang mengajar di kelas.
Plukk...
Gulungan kertas kecil mendarat di meja Auryn. Auryn menoleh ke arah seseorang yang melemparkannya.
Jackson
Jackson memberi isyarat agar Auryn membukanya. Auryn mengerti dan segera membukanya.Aku ada waktu senggang besok sore habis rapat. Kalau kamu ada waktu senggang juga kasi kode pake jari kelingking. Kangen tau jalan-jalan bareng sahabat terus gila-gila an bareng. Udah lama kamu selalu 'sok sibuk' haha canda deh. buat tempat nanti nyusul.
Auryn berpikir sebentar lalu memperlihatkan jari kelingkingnya kepada Jackson. Auryn setuju.
Lean akhirnya kembali ke kelas. Semua siswa tentu tidak berani menatap apalagi berbicara di belakangnya. Semua terdiam.
Setelah Lean meminta ijin untuk mengikuti pelajaran lagi, dia duduk sambil menghembuskan nafas leganya.
"Loh ini seragam BK? Emang ga ada yang seragam buat perempuan?" Auryn bertanya setelah melihat dengan teliti seragam yang di pakai Lean.
"Aku pake seragam barunya Alan." Lean menjawab sambil mengeluarkan beberapa buku dan menaruhnya ke atas meja.
"Hah? Alan siapa?!" Auryn bertanya dengan kaget.
"Yang tadi bikin ribut." Lean memberitahu Auryn. Auryn hanya membalasnya dengan ber Ohh Ohh ria.
"Emangnya BK ga minjemin?" Auryn bertanya lagi.
"Ini tuh hukuman akoh setelah aku nampar dia, dasar monyet. Mana bajunya dia kebesaran pula. Jadi kliatan embem banget kan." Lean mendengus kesal.
Auryn hanya menunjukkan senyum kecilnya, lalu mereka berdua kembali fokus dengan pelajaran.***
Suasana pulang sekolah selalu ramai. Moment yang paling di tunggu-tunggu. Auryn bangun dari tempat duduknya dan bergegas pulang.
Auryn bergegas menuju parkiran, namun di depan sudah terdapat mobil yang sangat familiar bagi Auryn. Mobil yang sekarang jadi perhatian karena kemewahannya. Mini Cooper berwarna hijau tentara. Di sampingnya terdapat seorang laki-laki memakai outfit casual dan kacamata hitam di wajahnya.Sebentar ya? Bagian ini emang sebentar tapi menurutku agak berat hehe.
Oh iya mau kasih tau visual nih...
Nama : Alan Pandu Dirgantara
Nama panggilan : Alan/nyonyo
Berdarah : Indonesia Asli (Manado)
Anaknya suka beladiri. Suka cengar cengir ngeselin, tapi kadang baper in. Sepupunya Adrian, anak dari omnya Adrian. Punya Marga yang sama kayak Adrian. Suka bikin onar sama timbul in masalah buat orang. Hobi Ngrepotin orang. Punya skil ngebucin sampe mampus. Ganteng sih, tapi bandelnya lebih cucok meong buat dia.Sekian dulu ya bagian ini, semoga kalian sukaaa sama ceritanya. Menurut kalian siapa laki-laki di depan sekolahnya Auryn yang pake mobil mewah ituuu. Makanya pantengin terus update Halcyon, okaiii.
Terimakasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca dan jangan lupa buat vote!
Salam manis dari penulis🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Novela JuvenilJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...