"Lo ngapain ngajak gue kesini bego." ujar seorang perempuan yang rambutnya dikucir kuda sedang ditarik oleh seorang laki-laki menuju ke pinggir pantai.
"Kamu mah gitu, disini tuh bagus banget tau!" Sang laki-laki kini memanyunkan bibirnya.
"Iya tau bagus, Tapi gue ga bawa ganti." Perempuan yang dikucir kuda itu berkata dengan sedikit ketus.
"Ayolah jangan marah lagi, tadi kan udah aku anter buat liat ads jae." Sang laki-laki itu menatap lembut perempuan di depannya.
"Makanya kamu tuh jangan ganteng-ganteng. Mana mirip lagi sama jae." Kali ini mereka sampai di pinggiran pantai sang perempuan itu mendengus kesal tangannya tak kunjung di lepas walaupun sudah memakai panggilan aku-kamu.
Ya, itu Lean dan Alan. Leandra marah karena pada saat ia sibuk dengan idolanya, jae. Pacarnya itu malah dekat dengan perempuan-perempuan lain. Minta fotoin lah, selfie bareng, ngobrol, ketawa ketiwi bareng, siapa yang ga kesel coba. Alasannya karena Alan lumayan mirip dengan Jae katanya. Iya Jae day6.
"Aduh melting nih beb dibilang ganteng plus dimiripin jae sama kamu." Alan mencubit pipi Lean dengan gemas.
"Jangan sentuh gue dulu." Leandra masih kesal dengan pacarnya itu dan memilih menikmati suasana di pantai sore itu.
"Loh itu kan,"
"Jack sama Auryn." Alan meneruskan perkataan Leandra yang terpotong.
Keduanya melihat Auryn dan Jack yang sedang menyusuri pantai dengan bergandengan tangan sembari menikmati pemandangan semburat oranye dari arah barat. Alan tadinya ingin menghampiri keduanya namun Lean segera mencegahnya dan menggelengkan kepalanya perlahan.
"Biarin, ini salam perpisahannya mereka."
***
"Gue ga suka pantai kalau lo lupa." Iya ini Auryn, sengaja memakai lo-gue.
"Hmm, gue masih inget." laki-laki di sebelahnya itu mengangguk kecil.
"Terus lo ngapain ngajak gue kesini, Jack." Auryn sudah tidak nyaman namun karena masih ada Jack disana hatinya kembali tenang. Tidak, dia hanya merasa nyaman sekarang tidak lebih. Dia harus meyakinkan hatinya bahwa Jack hanyalah sahabatnya.
"Langsung ke intinya aja ya,"
Kini mereka berdiri di atas pasir putih dengan pemandangan sunset yang indah. Kedua mata Jackson menatap lembut Auryn. Wajahnya itu sedikit pucat tapi tetap tampan kalau kata Auryn.
"Gue mau pamit." Ujar Jack dengan senyumannya.
Deg, kini Auryn terbelalak. Hatinya berdegup kencang. Tidak percaya.
"Pamit mau berobat, ryn. Ke Singapura dan besok berangkatnya."
Auryn kini tercengang dan kaget. Dia langsung memegang kedua tangan Jack. Menatapnya dalam seakan melarang Jack pergi.
"Kok besok? Tiba tiba banget." Auryn protes kepada Jack yang kini masih tersenyum seperti tidak ada rasa bersalah.
"Rencananya udah lamaaa banget, tapi kasih taunya deket hari-H pemberangkatan aja biar kamu ga kepikiran."
Kini Auryn memeluk Jack seakan-akan tidak akan ada hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Teen FictionJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...