"Aku janji bakal temenin kamu, bakal banyakin waktu sama kamu, aku janji asal kamu bangun..."
~Auryn Caroline~(Kalo mau dapet feelnya, bisa puter lagunya🙂)
Auryn langsung turun setelah mobil ayahnya berhenti di depan UGD JIH ( Jogja International Hospital ).
Langkahnya mulai memberat ketika dia melihat tubuh penuh lumuran darah sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit yang kini sedang didorong oleh beberapa suster, di turunkan dari ambulance.
Darah segar sudah berlumuran di mana-mana. Mata Auryn terbelalak lebar. Auryn bergegas berlari tanpa mempedulikan sekitarnya menuju seseorang yang tergeletak dengan berlumuran darah, rasa khawatir dan takut kehilangan ikut menyelimutinya.
Seseorang itu masih membuka matanya saat Auryn berlari dengan bertetes-tetes air mata turun ke pipinya.
Seseorang yang bersimbah darah itu masih mendengar teriakan disusul isakan tangis Auryn, tapi lama kelamaan wajah cantik Auryn sudah samar terlihat lalu gelap seiring menghilangnya suara isakan dan teriakan Auryn.
Sebelum seseorang itu menutup matanya dia sempat tersenyum. Tersenyum kepada perempuan nan cantik yang selama ini dia kagumi namun tidak ia sadari.
"Loh ini Jackson kenapa?" Tanya seorang dokter yang buru-buru mengikuti tubuh Jackson yang di dorong masuk ke UGD.
Jackson yang terbaring lemah berlumuran darah.
"Waktu mau kesini dia..." Nevy dengan gemetar menjawab pertanyaan dari dokter tersebut, Auryn melihat wajah dokter tersebut dan ternyata itu adalah Dokter Arm. Dokter Keluarga Carlson.
"Oke, saya mengerti. Kamu tunggu saja disini, kita langsung bawa dia ke ruang tindakan."
Auryn bergegas mendekap Nevy ke dalam pelukannya. Tangisan mereka pecah tatkala pintu ruang tindakan di tutup. Perasaan khawatir masih menyelimuti mereka. Muka mereka juga terlihat pucat.
Ayah Auryn ternyata membatalkan acaranya. Dia lebih memilih mengatasi ini, karena dia tau Jackson sedang sendiri di Indonesia hanya dengan adiknya. Orang tuanya sedang ada di Australia, berangkat 2 hari yang lalu karena urusan bisnis.
"Kamu udah kabarin Olivia?" Tanya Auryn dengan melepaskan pelukan Nevy perlahan.
Nevy mengangguk, "tapi aku belum kabarin orang tua Jack." rintih Nevy perlahan.
"Shhh udah, Jack bakal baik-baik aja kok. Dia kan orangnya kuat." Auryn kembali merangkul Nevy dalam pelukannya, mencoba menenangkan Nevy walaupun suara Auryn juga bergetar saat mengatakan itu.
"Ayah bakal kasih tau orang tua Jackson. Kalian duduk dulu aja." Ucap Ayah Auryn sembari menunjuk kursi panjang yang berfungsi untuk menunggu pasien. Selanjutnya Ayah Auryn sibuk dengan telepon genggamnya menuju ke luar UGD.
Hening diantara keduanya, hanya isakan yang terdengar.
"Ryn," ucap Nevy lirih hampir tidak terdengar.
"Tadi Jackson kecelakaan."
"Jackson bener-bener butuh kamu di sampingnya, di saat terakhirnya dia." Cetus Nevy sembari terisak."Gak, gak mungkin karena hal sepele seperti ini dia bakal pergi Nevy..." Auryn dengan tegas mengelak perkataan Nevy, namun Nevy menggeleng.
"Ada sesuatu yang sebenarnya dia sembunyikan dari kamu, dari teman-temannya, dari semua. Sesuatu yang bener-bener besar, dia berusaha pendam sendiri." Suara Nevy mulai lebih tenang daripada tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Roman pour AdolescentsJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...