Auryn keluar dari area rumah sakit dengan langkah berat. Kakinya berasa menyeret 1 ton karung beras."Kamu gak papa kan?" Suara Adrian terdengar dari arah belakang. Adrian menyusul Auryn lalu berdiri di sebelah Auryn.
"Hmm, aku baik-baik aja kok." Auryn menjawab dengan lesu.
"Bareng aku aja ya."
"Kamu gak ada urusan emangnya? Atau quality time bareng keluarga gitu, kan ini hari minggu." Auryn bertanya kepada Adrian sembari membenarkan totebagnya.
"Engga kok," Ucap Adrian santai sembari mengambil kunci motor di saku celananya.
"Kenapa, Gak mau naik motor?" Adrian menyeringai.
"Eh eh bukan gitu. Aku kalo gak ada ayah sering bawa motor. Tapi ayah gak ijinin biasanya." Jawab Auryn.
"Ya udah, yuk." Adrian menggenggam tangan Auryn.
Auryn tetap di tempat, tidak bergerak sama sekali lalu menghempaskan genggaman Adrian dengan pelan.
"Gak usah di gandeng juga." Jawab Auryn sembari menunduk.
Sebenarnya dia tidak ingin memperlakukan Adrian seperti ini, namun dalam keadaan saat ini yang terpenting bagi Auryn adalah Jackson. Perasaan Auryn dan emosi Auryn belum stabil sepenuhnya.
Tapi dengan cara menjauhi Adrian seperti ini tidak benar sepenuhnya.
"Oh maaf," Adrian melepaskan genggaman tangannya dengan canggung.
"Jadi bareng?" Ucap Adrian setelah beberapa detik hening diantara mereka.
Auryn mengangguk menyetujui.
Auryn naik motor Adrian. Agak sedikit kesusahan sebenarnya karena agak tinggi.
"Pegangan." Ucap Adrian lirih.
Auryn mengangguk lalu memegang i pundak Adrian. Auryn bergegas memakai helm yang diberikan oleh Adrian.
"Entah bagaimana bisa dia membawa helm padahal dia tidak dengan siapa-siapa saat datang ke rumah sakit." Batin Auryn.
"Ini helm punya Kak Jane, tenang aja aku belum punya pacar." Seakan tau apa yang ada di pikiran Auryn, Adrian memberitahukan bahwa helm itu milik kakaknya dengan tersenyum menggoda.
Plak
Bahu Adrian di tepuk pelan oleh Auryn. Matanya sedikit melebar karena perkataan Adrian tadi. Adrian hanya menanggapi dengan tertawa ringan, tawa itu juga di susul oleh Auryn. Motornya mulai melaju di jalanan.
"Ahhh, kamu kalo ketawa kenapa manis banget sih. Ada lesung pipitnya dua lagi." Ucap Auryn dalam hati. Dia menatap lekat wajah Adrian dari spion motor.
"Ryn,"
"Hmm," dia membuang pandangannya ke arah lain, bukan ke spion lagi.
"Ah masa iya di jalan gini." Ucap Adrian gusar.
Auryn mengernyit, tidak paham dengan apa yang dikatakan Adrian.
"Kita kan udah jadi pasangan Dancing Time waktu Saka Pitoe Festival," Adrian memulai lagi.
"Mau ga jadi pasangan di real life."
Deg
***
Satu minggu sudah berlalu, keadaan Jackson sudah mulai pulih. Hanya luka-lukanya saja masih terdapat perban dan plester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Novela JuvenilJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...