Jadilah Aslan, pelindung bagiku
~Auryn kecil~Dering bel sekolah berbunyi dengan kencang. Guru mapel yang sedang mengajar di kelas Auryn menghentikan kegiatan mengajarnya dan segera mengakhiri kelas. Saat Jackson ingin memimpin salam penutup kepada guru mapel, beliau melambaikan tangannya dan mengingatkan bahwa lusa akan diadakan Saka Pitoe festival yang akan mengakibatkan besok pelajaran hanya sampai setengah hari, setengahnya lagi untuk persiapan Saka Pitoe Festival dan bersih-bersih lingkungan sekolah.
"Ryn, jadi kan ke butik ortu gue?" tanya Lean sembari mengangkat tas ke pundaknya. Auryn membalasnya dengan anggukan kecil. "Bareng gue kan" saut Lean sekali lagi sembari merangkul sahabatnya itu, Auryn hanya terkekeh kecil.
Mereka berdua melintasi lorong-lorong sekolah dan berhenti di depan ruang musik menemui Kevin dan Lazuardi.
"Lazuardi sama Auryn bajunya kudu di cocok in sih, buat Kevin kata nyokap gue udah di siapin yang serba dark campur Ijo jadi kesan villainnya kerasa." Ucap Lean sembari mengangkat jempol kanannya saat kata-kata terakhir di ucapkan.
Mereka mengangguk bersama lalu segera menuju parkiran. Auryn menuju butik bersama menaiki mobil milik Lean, karena Auryn berangkat diantar oleh ayahnya pagi ini.
Jalan keluar sekolah SMA Saka Pitoe itu lumayan padat. Deru mobil Lean terdengar hingga sudut-sudut sekolah. Saat ini mobilnya sudah melaju di jalanan.
"Tau ga ryn, lo pasti seneng denger kabar ini." Ucap Lean sok misterius.
Auryn hanya berdeham, "Jackson putus sama Cici!" Lean berteriak antusias sembari memukul kecil dasbor mobilnya.
Auryn hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya itu. "Ya ampun malah ketawa ketiwi, lo ga kaget gitu?" Tanya Lean terheran-heran dengan Auryn yang biasanya selalu antusias dengan berita-berita atau informasi terkini tentang Jackson.
"Gue dah tau" balas Auryn sembari merapikan rok selututnya.
"Dariii?" Tanya Lean dengan memicingkan mata sebelah kirinya kepada Auryn.
"Jackson sendiri lah" Auryn melipat tangannya sambil sok fokus menatap ke depan.
"Jackson jarang gitu main sama lu, apa-apa dia minta ke gue. Tapi selama dia sama gue dia selalu tanya tentang lo, gue ga habis pikir ya. Dan akhir-akhir ini kalian sering main tanpa gue, cihhh" Lean mengoceh sembari mengerutkan keningnya.
"Dia itu bukan fakboi kelas kakap, tapi sifatnya dia akhir-akhir ini tu bener-bener aneh. Nevy tiba-tiba mutusin Jackson dan ga mau orang pada tau alasan penyebab mereka putus, lo ngerasa aneh ga sih." Lean kembali histeris.
"Setiap hubungan pasti ada aja cobaannya." Auryn menanggapi Lean sembari tetap menatap lurus ke depan.
"Aku gak ngerti tentang asmara ryn maap" ucap Lean sembari tertawa kecil.
***
Mobil yang dinaiki oleh Lean dan Auryn berhenti di sebuah butik besar di dekat alun-alun kota. Butik yang lumayan besar dan megah dengan bertuliskan "Peraya's Collection" di pintu masuk. Ya, brand ternama ini milik orang tua Lean.
"Wah Auryn, udah lama ga main ke butiknya tante." Seorang wanita berumur sama seperti ibunya itu kini berjalan ke arah Auryn dan Lean dengan tangan terbuka menyambut kedatangan keduanya. Mama Lean.
"Kita kan lagi sibuk-sibuknya belajar ma, lagipula Auryn bukan penggila fashion kayak Mama." Ucap Lean sembari tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Teen FictionJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...