Prolog

125 13 0
                                    

Jangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat.
~ 𝐉𝐚𝐜𝐤𝐬𝐨𝐧 𝐂𝐚𝐫𝐥𝐬𝐨𝐧~

Melepaskan juga simbol sebuah ketenangan dan kedamaian
~𝐀𝐮𝐫𝐲𝐧 𝐂𝐚𝐫𝐨𝐥𝐢𝐧𝐞~

     Dunia mereka berubah. Perlahan kepercayaan satu sama lain goyah. Mereka bukan anak kecil lagi, mereka sudah beranjak remaja.

    Dalam perjalanan ini, sang tokoh utama juga akan dihadapkan dengan sebuah  kehilangan. Bukan, ini bukan kisah yang sedih. Kalian bisa ambil makna dalam ceritanya.

     Suasana laut yang indah terhampar di depan mata. Ketenangan yang dibayangkan.

      Perlengkapan diving sudah melekat pada tubuh Auryn, dia bersiap untuk diving. Namun dia merasa ada yang kurang. Bukan ketenangan seperti ini yang dia mau. Dia ingin ketenangan hati, sekaligus kedamaian pikiran.

     Dari atas kapal terlihat seorang laki-laki melihat Auryn yang melamun di pinggiran kapal. Di pikiran laki-laki itu mungkin Auryn sedang enggan untuk diving. Dia segera menyusul turun dan segera memakai perlengkapan diving juga. Laki-laki itu adalah Jackson.

     Belum selesai Jackson memakai perlengkapan diving, Auryn beranjak berdiri dan melepas perlengkapan divingnya lalu berkata "aku tidak ingin memaksamu."

     Jackson menundukkan pandangannya, merasa bersalah. Dia masih berada di tempat, melamun sebentar lalu tersadar dan ikut melepaskan perlengkapan diving.

     Secangkir Kopi Koya Minahasa berada di tangan Auryn. Tatapannya kosong menghadap ke lautan. Bunaken ini memang sangat indah.

     Sekelebat ingatannya kembali, hutan yang hijau, berkemah, mendongeng, suara itu, suara berat yang khas.

     Tak sadar Auryn menjatuhkan air matanya yang sangat berharga. Dia tak pernah menangis karena hal sepele, dia adalah perempuan yang kuat. Namun dalam hal yang ditimpanya akhir-akhir ini, dunia Auryn tampak gelap.

    Dari jauh Jackson mengamati, merasa bersalah. Namun bagaimana lagi, semuanya sudah terlambat. Awalnya Jackson juga tidak tahu. Tapi Jackson tahu terlebih dahulu sebelum Auryn.

Itu yang membuat Jackson merasa bersalah.

Seseorang menepuk pundak Jackson, lalu ia menoleh. Ada Gadis cantik dengan warna rambut sama dengan Jackson. Jackson menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Biarkanlah dia seperti itu dahulu, dia butuh waktu untuk menyendiri." Gadis itu berkata sambil mengelus pundak Jackson. Olivia Carlson, adik kandung Jackson dan juga sahabat dekat dari Auryn.

Ada kenangan indah serta menyakitkan dibalik kisah ini. Banyak pengorbanan yang dilakukan. Banyak pula ketenangan yang dihadirkan.

     Kisah ini tidak akan muluk-muluk tentang romansa anak remaja, namun berbicara juga tentang kehidupan, berbicara tentang keluarga, sahabat, dan sosial.

     Disini aku mencoba menyampaikan pikiranku lalu menuliskan dengan gaya bahasaku. Kisah ini akan terus mengalir, ingat itu.

Jangan lupa Vote, kawan!

~Langkah Naura~

Halcyon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang