Amin Paling Serius

719 66 0
                                    

"Ya udah kalau gitu batalin aja. Gak usah ada nikah nikahan" Hinata pergi dari kafe itu dengan mata berkaca kaca. Semua orang ditempat itu memandangi Sasuke yang tetap diam dikursi. Semuanya terlihat kacau dan Sasuke tau itu. Dia pusing harus bagaimana. Pernikahannya terancam batal dan semua itu gara gara dia.

Sasuke membereskan semua barangnya dimeja dan bergegas menuju mobil untuk menyusul kekasihnya itu. Rintik rintik hujan mulai turun ke bumi. Awan mendung telah menghiasi langit yang membentang ke setiap penjuru kota Konoha. Sepertinya kesedihannya dirayakan oleh semesta padahal dia berharap langit cerah mengiringi setiap proses menuju hari sucinya dengan Hinata. Kesalahan selalu ada dan semua ini gara gara keegosiannya.
____________________________________
Semua dewan direksi berkumpul dalam sebuah rapat yang diadakan untuk membahas pengelolaan cabang baru yang akan dibangun di kota Suna. Para peserta rapat satu persatu mengemukakan konsep dan terjadi perdebatannya yang lumayan sengit.

"Menurut saya peribadi kondisi kota Suna yang gersang itu sangat mirip dengan kultur mesir dan juga banyak bangunan sejarah disana terlihat begitu antik namun jangan lupa kota Suna juga memiliki peradaban modern yang mulai menyamai kota Konoha. Kalau kita mengembangkan makanan khas daerah tersebut dengan gaya modern menurut saya itu dapat menarik kaum muda yang begitu penasaran terhadap sesuatu dan juga kalangan tua yang mementingkan cita rasa yang enak" salah satu orang mengemukakan pendapatnya yang menurut Sasuke itu lumayan bagus tapi dia harus mendengar.

"Saya setuju pendapat nona Rin mengenai konsepan itu. Setiap orang akan bangga jika salah satu tradisi kota mereka mulai diperhatikan" Kabuto menambahkan pendapat Rin.

"Tapi tunggu dulu. Setiap orang pasti ada rasa bosan mengenai sesuatu dan salah satunya adalah makanan. Jika kita terus mengembangkan konsep lama dan hanya menambahkan sedikit bumbu baru menurut saya itu tidak akan bertahan lama. Karena pada dasarnya orang sudah tau dasar dari makanan itu" rapat itu mulai terasa alot.

"Tempat cabang kita yang baru yaitu kota Suna yang dipenuhi orang orang yang terlalu sibuk mementingkan karirnya dan rata rata umur sekitar 40 sampai 50 tahunan. Kebanyakan orang kalangan mudanya berkarir di Konoha yang terkenal dengan bisnis rintisan daripada perusahaan yang diturunkan secara turun temurun. Dengan kondisi seperti ini alahkah baiknya kita memperhatikan cita rasa dan interior yang memang sesuai dengan kondisi masyarakat tersebut yaitu tidak terlalu kuno namun tidak terlalu kekinian. Untuk pengangkat makanan yang menjadi ciri khas kota tersebut itu sangat bagus dan sesuai karena yang terpenting yaitu rasa enak" Sasuke tersenyum si rambut nanas itu selalu bisa diandalkan. Dia suka pemikiran Shikamaru karena sepemikiran dengannya. Semua peserta rapat mulai saling pandang mereka kagum dengan konsep an laki laki dari keluarga Nara itu.

Rapat ditutup dengan hasil yang memuaskan. Semua dewan direksi setuju dengan pemikiran Shikamaru.

"Bagaimana persiapan pernikahanmu?" Ini adalah dua minggu menuju pernikahan Sasuke dan Hinata.

"Semua persiapan di urus oleh Hinata dan juga kasaan" jawab Sasuke. Shikamaru terkekeh kemudian dia bangkit dari kursi dan memandang keluar jendela. Ruang rapat hanya diisi oleh dirinya dengan Sasuke.

"Ini kan pernikahan mu dengan Hinata seharusnya kau membantu daripada mengurusi perusahaan yang bisa dipegang oleh kakakmu atau oleh Sai"

"Setiap pasangan harus saling mengandalkan satu sama lain. Itukan inti dari pernikahan" Shikamaru tertawa. Pemikiran darimana itu.

"Jika belum siap lebih baik batalkan saja" Shikamaru meninggalkan ruangan itu dan menyisakan Sasuke sendirian.
____________________________________

"Bagaimana kalau yang ini?" Hari ini adalah jadwal pemilihan baju pengantin dan Hinata hanya datang sendiri karena Sasuke harus menghadiri rapat penting dan juga anggota keluarga lain sibuk mengurus kebutuhan lain untuk pernikahannya.

Sasuhina storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang