Seharusnya cinta itu membahagiakan namun kenapa ada rasa sakit. Apa yang salah?
.
.
.
.
Ini tahun keenam Hinata dan Sasuke menjalin hubungan. Masih tetap sama. Dia cuek dan Hinata terlalu pendiam. Terkadang banyak orang yang merasa aneh. Kenapa bisa mereka berpacaran. Masa Sasuke yang terkenal populer mau dengan Hinata yang biasa biasa saja. Tidak sedikit orang juga yang meremehkan Hinata bahkan menjelekkannya dengan perkataan dia tidak pantas. Hinata juga terkadang sering minder dengan perkataan itu. Dia tidak bisa membalas karena dia tidak berani. Sasuke juga terlihat diam saja. Hinata juga tidak mengerti mengapa laki laki itu mau kepadanya namun tidak bisa dipungkiri Hinata merasa beruntung karena cintanya terbalaskan walaupun hubungan yang dia harapkan tidak seperti realitanya.Selama dua tahun ini belum ada hal istimewa baginya. Padahal mereka pacaran namun Sasuke sibuk dengan urusannya dan Hinata juga sama. Dalam hubungan ini Hinata yang sering memberi kejutan kejutan kecil atau pun ajakan makan malam dan Sasuke hanya meresponnya biasa saja. Dia tidak mengerti padahal Sasuke yang mengajaknya untuk berpacaran namun disisi lain dia yang sepertinya tidak ingin. Terlalu membingungkan.
.
.
.
Ajakanmu bagaikan setetes air yang menyegarkan dipanasnya gurun pasir. Menyegarkan sebentar kemudian hilang.Flashback
"Mulai saat ini kau jadi pacarku Hinata" Mata gadis itu membulat. Apa maksud dari kata kata Sasuke barusan.
"Cih. Aku tau kau mendengarnya" Sasuke memalingkan wajahnya. Tidak ada adegan romantis atau semacamnya tapi walaupun begitu Hinata sangat bahagia. Menurutnya pernyataan itu mengalahkan semua adegan romantis yang pernah diketahuinya.
"T-t-tapi-"
"Tidak ada penolakan Hyuuga" potong Sasuke. Hinata menunduk dan tersenyum. Dia bersyukur kepada Tuhan karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Sasuke juga mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Sasuke kemudian melangkah pergi keluar kelas. Hinata menatap kepergian itu. Dalam hatinya dia sangat bahagia dan dia berjanji akan terus membahagiakan Sasuke.
.
.
."Darrrrrr"
"Kau mengagetkanku saja Sakura" Hinata terhentak karena sahabatnya itu. Tidak heran Sakura memang jahil dan sangat jahil.
"Kenapa melamun? Memikirkan Sasuke lagiii" goda Sakura kepada Hinata. Wajah Hinata tiba tiba memerah.
"B-bukan seperti itu. Hanya saja..." tiba tiba raut wajah Hinata berubah murung.
"Kenapa? Sasuke jahat padamu?" Tanya Sakura padanya.
"Tidak. Sasuke baik. Sangat baik malahan hanya saja dia terlalu sibuk" Hinata menatap mata Sakura. Sakura tersenyum.
"Tenang saja. Aku pastikan dia ada waktu untukmu. Dia memang sibuk kau tau. Pekerjaannya sebagai pemegang sebuah perusahaan besar memang seperti itu. Sangat sibuk" Sakura mencoba menenangkan Hinata. Hinata tersenyum kemudian mengangguk. Benar juga kata Sakura. Sasuke bukan mengabaikan ajakkannya namun memang dia sangat sibuk. Seharusnya Hinata mengerti.
"Kau benar Sakura seharusnya aku sebagai pacarnya mengerti bukan malah marah marah seperti ini"
"Tenanglah. Sasuke sangat mencintaimu kok" Sakura tersenyum manis.
"Terimakasih Sakura" Hinata memeluk sahabatnya itu.
____________________________________
Perlakuan kecilmu membuatku candu sebaliknya apa yang kau rasakan tentang perlakukanku?
.
.
.
.