Byurrrrr
Hinata begitu kaget ketika seember air mengguyurnya. Ketika dia membuka pintu tiba-tiba air itu muncul diatasnya. Dan well, lihatlah sekarang dia basah kuyup. Hinata tau siapa dalang dibalik kejadian ini. Ya pemuda yang sedang duduk bagaikan raja, jangan lupa senyumannya yang menandakan dia sangat puas.
Semua orang tertawa melihat Hinata. Bagaimana lagi dia harus ganti baju. Beruntung baju olahraganya ada didalam loker. Jadi dia bisa menggunakan itu. Dengan malas dia menuju toilet. Hinata menatap cermin. Pantulan dirinya yang begitu menyedihkan. Tapi dia tidak mau ambil pusing. Anggap saja kejadian yang menimpanya karena laki-laki itu bagaikan angin lalu yang tidak harus membuatnya repot.
Hinata kembali masuk kelas dengan pakaian olahraganya. Ketika dia ingin duduk, dia melihat bangkunya begitu kotor banyak sampah mengitarinya. Hinata menarik nafas dan menghembuskannya. Sepertinya dia harus bolos lagi. Orang-orang berbisik-bisik dan tertawa melihat Hinata. Namun Hinata tetap tidak peduli toh tidak ada satu orangpun dari mereka yang menjadi temannya. Dia melangkah keluar. Sasuke terus menatap gadis itu.
Lebih baik dia pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Daripada meributkan sesuatu yang malas Hinata ladeni.
"Kasian Hinata" ucap Naruto iba.
"Teme sudahlah" Sasuke hanya menghiraukan perkataan Naruto. Gaara dan yang lain hanya mengikuti apa yang Sasuke lakukan dia tidak mau mencari ribut.
_______________________________________
Namun kejailan Sasuke tidak berhenti disitu saja. Ketika Hinata di kantin ternyata Sasuke dan gengnya mengikutinya. Hinata cuek, dia asik makan rotinya. Semenjak ibu tirinya ada, Hinata tidak pernah sarapan di rumah. Jadi dia lebih memilih untuk sarapan di kantin.Byurrr
Segelas jus jeruk mendarat dikepala Hinata. Suasana kantin jadi ricuh melihat kejadian itu. Mereka hanya bisa membicarakan dan melihat karena di sekolah ini tidak ada yang berani dengan Sasuke dan gengnya.
"Ups tanganku licin" ucap Sasuke.
Hinata tetap melanjutkan makannya. Dia tidak peduli badannya lengket karena jus jeruk dan dia juga tidak peduli dengan ucapan Sasuke tadi. Ia tahu laki-laki itu sengaja.
Kemudian Sasuke duduk disamping Hinata yang terus melahap rotinya. Gengnya pun ikut duduk. Maka disinilah Hinata yang dikelilingi oleh geng Uchiha menyebalkan.
"Ikuti keinginanku maka aku akan berhenti" Hinata tidak mengindahkan perkataan laki-laki itu. Dia tetap fokus dengan roti ditangannya.
"Iya Hinata sudahlah. Aku kasihan melihatmu" teriak Naruto. Dia tidak bisa menghentikan Sasuke maka dari itu dia harus membujuk Hinata agar mengikuti keinginan temannya. Dia tidak mau melihat Hinata di bully terus.
"Minggir aku mau keluar" Hinata berdiri. Makanannya sudah habis. Sasuke tersenyum dan menarik tangan Hinata untuk duduk lagi.
"Keras kepala sekali. Aku bisa membullymu lebih dari ini" Hinata memutar bola matanya. Dia tidak peduli sama sekali jika Sasuke membullynya sampai meninggalpun dia tidak takut. Bahkan itu bisa mempercepatnya untuk meninggalkan dunia ini.
"Terserah kau lah aku tidak mau peduli. Minggir" Gaara bergeser untuk memberi jalan agar perempuan itu pergi.
"Ck" Sasuke menatap sebal. Kenapa begitu sulit menundukan Hyuuga satu itu.
Kini Hinata ditoilet lagi. Untuk kedua kalinya pakaiannya basah. Dia tidak mempunyai baju cadangan lagi. Ya sudahlah tidak ada opsi lain dia harus memakainya sampai pulang.
"Pakailah" Shikamaru memberikan baju olahraganya kepada Hinata ketika perempuan itu keluar toilet. Hinata menerima pakaian itu. Ternyata Shikamaru menunggunya keluar untuk memberikan pakaiannya.