Seisi menatap bosan kepada pasangan bertengkar ini. Bereka bagaikan anjing dan kucing yang katanya tidak pernah akur. Seorang gadis bermata jernih itu terus membalas setiap ejekan pemuda revan.
"Dasar Sadako" ejek Sasuke ketika Hinata dengan percaya dirinya bilang bahwa dia adalah orang yang dicari Sasori-senpai padahal bukan. Padahal dia tau Sasori hanya menanyakan Neji namun laki laki baby face itu tidak mengetahuinya dan hanya bilang orang yang mempunyai mata jernih tanpa bilang laki laki atau perempuan kepada orang suruhannya itu. Dan Hinata yang sudah menyukai Sasori sejak kelas satu dengan percaya dirinya dia bilang dia yang dicari Sasori karena dia yakin bahwa surat cinta yang dititipkannya kepada Temari-senpai telah sampai sehingga Sasori memanggilnya juga. Sasuke sangat bahagia melihat wajah itu lesu ketika memasuki kelas kembali.
"Makanya jangan kepedean Sadako" ucap Sasuke.
"Terserah guelah. Sewot amat lu pantat ayam" Hinata menatap Sasuke sinis.
"Gimana tadi?Hahahahahaa" Sasuke tertawa mengejek.
"Bukan urusan lu" Hinata kembali duduk dibangkunya. Dia sungguh malu ternyata Sasori mencari sepupunya bukan Hinata. Dia mulai kesal sendiri kenapa dia terlalu yakin senpai yang dicintainya memanggil untuk menemui pemuda berambut merah itu.
"Mana mau dia sama lu" ucap Sasuke yang memulai ejekan nya lagi. Empat siku siku terlihat dikepalanya jika ini benar benar didunia animasi. Hinata menarik nafas kemudian menghembusannya. Hinata harus sabar menanggapi pemuda menyebalkan itu.
'Anggap saja angin lalu. Oke Hinata' gunam Hinata dalam Hati. Hinata mulai mengambil buku dalam tasnya.
"Kalau gue jadi dia juga pasti gue pikir pikir sih" terus Sasuke.
"Teme sudahlah. Kasihan Hinata" bela Naruto. Sasuke tidak peduli.
"Mana mau gue sama cewek barbar kaya lu"
Brakkk
Hinata memukul mejanya. Matanya melotot melihat Sasuke. Marahnya sudah memuncak.
"Jaga mulut lu ya pantat ayam. Emang gue juga mau sama lu? Nggak tuh mana mau gue sama orang yang gak punya hati kaya lu yang hobi yakitin orang" teriak Hinata lalu dia melangkah keluar.
"Makanya punya mulut tuh dijaga Sasuke" Gaara mulai menyalahkan Sasuke. Memang aneh juga Sasuke maupun Hinata selalu saja bertengkar entah kenapa.
"Urusai" Sasuke mengambil ponselnya dan memainkannya.
"Kasihan juga Hinata ya" ucap Sakura menatap kepergian gadis berambut indigo itu.
"Harusnya Hinata jangan menanggapi Sasuke. Taukan dia tuh paling seneng ngejailin Hinata" Ino melirik Sasuke yang sedang asik memain game.
"Tau ah pusing"
____________________________________
Hinata berjalan menyusuri kolidor kelas entah mau kemana dia."Sasuke no bakaaa" teriak Hinata. Dia kesal sekali kenapa pemuda itu suka sekali mencampuri urusannya padahal dia tidak pernah sedikitpun mencampuri urusan Sasuke. Dasar pemuda menyebalkan.
"Sasuke baka Sasuke baka. Awas aja tuh anak. Kalau dia sekali lagi gangguin gu-"
Duggg
Sebuah bola basket tepat mengenai kepala Hinata dengan suksesnya. Dia mulai pusing.
"Kamu gak papa?"
"Ngga ap-" Hinata jatuh pinsan untung badannya keburu tertangkap oleh seorang yang menanyai keadaannya tadi sehingga tubuhnya tidak jatuh kelantai.
"Woiii Shikamaru gimana tuh" teriak seorang teman pemuda itu dari lapangan.
"Gue ke UKS dulu" teman temannya yang berada di lapangan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bisa menjadi masalah besar jika Sensei pada tau. Shikamaru membawa tubuh Hinata dan mengendongnya diatas tangannya. Semua murid melihat kejadian tersebut tampak ingin tau apa yang terjadi dengan gadis berambut indigo sampai sampai di gendong oleh Shikamaru siswa kelas tiga yang terkenal jenius.