1.6 : EVERTHING FOR HER

2.3K 264 60
                                    

Seluruh anggota Malaikat Kematian telah berkumpul kembali pada tempat yang sama seperti sebelumnya. Alasan mereka berkumpul tak lain adalah mendapat panggilan dari sang Ketua, berkata bila 'Pemimpin' baru telah ditemukan oleh salah satu dari mereka. Ketua sengaja merahasiakan siapa pemenangnya, karena dia sangat tau, bila hal tersebut bocor, bisa saja para anggotanya akan melakukan baku hantam demi mendapatkan satu pil abadi.

Sudah sekitar tiga hari lamanya mereka saling menunggu ditempat itu, sementara sang ketua belum juga menampakan batang hidungnya. Tidak ada yang tau mengapa sang ketua terlambat, juga malas memikirkan ketua. Mereka sibuk berpikir tentang siapa yang memenangkan misi pertama ini. Sayangnya tidak ada yang tau.

Sampai akhirnya, suara langkah kaki pelan dari ujung sana memecah keheningan. Sorot matanya masih tajam, meski dilihat dari kejauhan. Bahkan aura pelatihannya sudah sangat menekan semuanya--termasuk Jisoo. Karena saat ini, ketua Malaikat Kematian telah mencapai level pelatihan tingkat Raja Petarung.

Semuanya menundukkan kepala, hormat. Sementara Jisoo, dia tak melakukannya karena tidak mengerti apapun. Jadi dia hanya berdiri polos saja, membuat Taehyung geram sendiri. Hingga Taehyung mendorong punggung Jisoo, membuat gadis itu jatuh tepat dibawah telapak kaki sang ketua.

"Ku pikir, aku hanya memiliki empat anggota. Lalu mengapa ada wanita lain selain 'Ratu ku' disini?" ujarnya menginterupsi semua yang ada disana.

Jisoo sendiri sudah ketakukan, tubuhnya yang berbicara. Seluruh badannya gemetar lantaran dia merasa sangat tersiksa meski tak melakukan kontak fisik dengan si ketua. Dan Jisoo sangat yakin, bahwa lelaki yang berdiri dihadapannya ini tengah mengintimidasi dirinya sebagai bentuk tanya.

"Maaf ketua, aku menemukannya saat misi pencarian calon 'Ratu' baru. Dia adalah kakak dari putri Lalice, jadi ku pikir dia mengetahui dimana dia berada. Ternyata putri tertua Athela hanyalah sampah tak berguna," balas Taehyung.

"Mengapa tidak langsung dibunuh saja?" saran Jimin.

Sedangkan Seokjin, dia tengah berusaha keras menelan ludahnya. Ngilu rasanya ketika mendengar saran bodoh tersebut, ia ingin melindungi tunangannya namun dia tak kuasa, karena dia adalah bawahan.

"Jangan dulu. Mungkin dia akan berguna nanti," kata ketua Malaikat Kematian setelah menimang ide Jimin. Dia tak sebodoh itu untuk membunuh langsung kakak dari calon 'ratunya'.

Kemudian, sang ketua berjalan lambat menduduki singgasananya. Menopang dagu sembari tersenyum penuh semangat.

"Aku akan memperkenalkan kalian pada 'Ratu' ku setelah dia siuman nanti. Dan aku tidak ingin ada hal yang kalian ributkan ketika sang 'Ratu' hadir."

Jisoo menelan ludahnya dengan tubuh masih membungkuk dilantai. Penampilannya sangat berantakan, bahkan ia bukan terlihat bak putri Athela, melainkan seperti gembelan. Apa maksudnya Lalice menjadi Ratu baru?... Batin Jisoo kebingungan.

"Itu berarti kita masih harus menunggu dua hari lagi?" Kini Seokjin bertanya. Jujur, dia tidak terlalu peduli mengenai Lalice yang masih dibawah pengaruh pil obat. Dia bertanya demikian tentu untuk Jisoo-nya. Dia tak tahan melihat kondisi mengenaskan pada Jisoo-nya.

Ketua menyeringai mendengar pertanyaan Seokjin. "Ya, ada masalah? Otak Keji, atau Seo--" Jisoo menyela pembicaraan sang ketua. "Bo-bolehkah aku berte-temu Lalice? Ku mo-hon," pintanya memelas.

Seokjin tampak menggelengkan kepalanya secara pelan sembari menatap pada Jisoo, tetapi Jisoo tak menangkap maksud Seokjin. Berhubung dia tak mengenal siapapun di Malaikat Kematian ini.

"Argh!" erang Jisoo sambil memegangi lehernya. Seperti ada yang mencekik tapi tak kasat mata. Napasnya memburu, dia kesulitan mengambil napas.

"Aku tak suka pembicaraan ku disela. Terlebih untuk wanita hina seperti mu, putri Jisoo!" ancam ketua.

Who Will Be The Queen? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang