2.3 : THE TRUTH [3]

1.5K 234 38
                                    


2.3 : THE TRUTH [3]

"Mengapa kau mencoba melindungi sang ratu beserta putri-putrinya saat nyonya Seulgi hendak menyerang mereka tadi?"

Terdiam, adalah hal yang tengah dilakoni oleh Lalice ketika dirinya mendapat pertanyaan tersebut dari Seokjin. Sebenarnya dia sudah menduga jika Seokjin akan bertanya demikian. Namun agaknya lidah Lalice masih kelu tuk menjelaskan kebenaran lain, yang mana dia sendiri masih belum mempercayai sepenuhnya. Dia menghembuskan napas jengah seraya memulai kembali perbincangan mereka. "Kau takkan pernah menduga," katanya mengudara.

Sementara netra indah milik Lalice mulai terlihat melamun, tetapi mulutnya tetap harus mengatakan salah satu kebenaran yang ia ketahui kepada orang kepercayaannya ini.

"bahwa kedua ibuku, merupakan sahabat. Seulgi dan Irene, mereka adalah dua sahabat yang begitu terkenal pada masanya--maksudku sebelum kita lahir tentunya. Keduanya saling menyayangi satu sama lain, hingga masalah mulai bermunculan sehingga membuat mereka harus berpisah."

"Aku tidak tau apa penyebab mereka menjadi terpecah belah. Padahal, dulu mereka adalah kombinasi yang sangat bagus. Cahaya dan kegelapan bersatu tanpa harus beradu, bukankah itu termasuk hal yang langka?"

Seokjin tercengang disana. Kebenaran apalagi yang ia dapatkan kali ini? Semuanya berputar begitu saja, tak tau kapan roda kehidupan ini akan berakhir.

"Terkejut?" tanya Lalice kemudian. Sedang Seokjin hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban 'iya'.

Wanita itu tersenyum, memperlihatkan deretan gigi rapihnya. "Aku pun terkejut saat tau hal itu."

***

Jika bukan karena tidak sengaja membentur badan lelaki muda itu, mungkin Seulgi tidak akan ada disini, maksudnya dikediaman Jungkook. Kala itu, untungnya Seulgi tidak melampiaskan semua amarahnya pada Jungkook, sebab dirinya frustasi lantaran tak bisa menemukan dimana letak Athela saat itu.

Dirinya yang kelelahan juga butuh istirahat sehingga Jungkook menawarkan bantuan pada Seulgi, sementara sebagai gantinya Seulgi diminta untuk menjaga Lalice yang masih tertidur. Dan Seulgi menyanggupinya.

Wanita itu mengikuti kemana langkah kaki Jungkook berjalan, sampai akhirnya mereka tiba didalam hutan lagi--yang mana Seulgi sangat membenci hutan rimbun seperti rumahnya dulu. Namun untuk kali ini, dia benar-benar harus meredam emosinya demi melanjutkan kembali pencarian anaknya. Yang terpenting adalah keselamatan anaknya itu.

Di dalam rumah yang cukup luas tapi minim cahaya, Seulgi dapat melihat ada beberapa orang tengah duduk dikursi masing-masing. Ditengah empat kursi itu, terdapat seorang gadis yang terduduk lemah dilantai. Dan tersisa satu kursi yang paling megah diantara lainnya--mungkin itu kursi khusus, pikir seulgi kala itu.

"Apa dia adalah gadis yang harus ku jaga?" tanya Seulgi pelan.

Akan tetapi Jungkook tak menjawab pertanyaan itu, dia melangkah maju menaiki setiap anak tangga. Sedang anggota Malaikat Kematian setia membungkukkan badannya hingga tubuh Jungkook tak lagi terlihat.

Sekarang sampailah kedua manusia berbeda umur itu pada sebuah kamar yang gelap, tapi juga indah. Didalamnya terisi banyak bunga Lily putih. Hal yang paling menarik perhatian Seulgi adalah seorang putri tidur yang tengah berbaring diatas ranjang hitam. Terlihat begitu cantik ketika gadis itu berbaring dengan tenang.

Who Will Be The Queen? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang