2.5 : NEW ENEMY

1.3K 189 36
                                    

Semenjak raja Alston mengetahui kebenaran bahwa putra bungsunya merupakan yang terkuat, menjadikan dirinya terdiam dalam beberapa hari terakhir. Kalut, risau, bingung, semua itu ada padanya, menghantui sang raja selama siang dan malam. Tanpa henti-hentinya, rasa pening yang ia alami belakang ini, kian bertambah buruk. Raja Agust'D yang sudah tua masih memikirkan hal terburuk yang mungkin akan terjadi pada kerajaannya.

Kerajaan yang dengan susah payah ia rebut, takkan dia biarkan hancur begitu saja. Terlebih Jungkook, putra bungsunya itu amatlah berbahaya hingga mampu membuatnya membisu. Namun disisi lain, dia juga senang karena setidaknya, dia tak memiliki putra yang cacat, tidak seperti isu yang sering beredar dikalangan bangsawan.

Malam inipun, dirinya masih setia berdiri termenung menghadap tirai besar--memperlihatkan kilauan cahaya bulan purnama yang terang-benderang. Ia tersenyum singkat, agaknya dia sedikit teringat akan memori yang sudah lama menghilang.

"Bulan purnama... ya? Lalu, bagaimana kabarmu?" gumam raja Alston kemudian.

Aura yang dipancarkan oleh rembulan makin kuat, dirinya begitu terpesona akan indahnya lukisan Tuhan yang satu ini. Meski suasananya cukup dingin, mengingat kerajaan Alston berada disekitaran perbukitan. Walau terpencil, justru disana terdapat banyak hal yang rakyat butuhkan. Sebab alam telah menyediakan segalanya, bahkan sang raja rela membuang ratusan koin emas demi membangun sebuah Telaga khusus untuk seseorang yang dicintainya; dan dia hanyalah rakyat biasa.

Tetapi sekarang, telaga tersebut sudah digunakan oleh masyarakat umum. Karena dia sudah tiada, meninggalkan Jungkook yang masih kecil.

"Jungkook, ternyata sudah tumbuh begitu cepat. Padahal aku sangat khawatir, kalau-kalau dia takkan  mampu berbaur dengan saudaranya....," Sang raja menjedanya. Berjalan ringan, ke arah meja kerja yang berantakan--tentu dengan berbagai tumpukan dokumen-dokumen--lalu terduduk pelan. "Tapi aku tak pernah menduga hal ini, ku pikir semua putraku terlihat akur... sayangnya aku salah. Mereka ternyata mewarisi sifat ambisiku yang begitu buruk," lanjutnya terdengar sedih.

"Ku harap, Jungkook masih bisa dikendalikan...."

Hening hingga beberapa saat, kondisi awal yang memamg sudah sepi menjadi sunyi. Sampai tiga kali suara ketukan pintu terdengar. Si raja memperbolehkan siapapun itu masuk, tanpa pengamanan ketat.

"Salam Yang Mulia," sapa penyihir Hoseok santun sambil membungkukksn badannya.

"Kau rupanya," gumam sang raja tetapi masih bisa didengar oleh tamu tak diundangnya itu. "Jelaskan dan pergilah," titah raja Agust'D yang sudah tau jika kehadiran adiknya pasti tanpa alasan, tentunya membawa berita.

"Baik Yang Mulia."

Penyihir Hoseok berjalan beberapa langkah maju kedepan, kemudian berdiri tepat dihadapan pemimpin tertinggi di kerajaan Alston.

Perlahan dia mulai mengangkat bola sihirnya, dengan tangan kiri yang dikerakan keatas. Tak butuh  waktu lama, mungkin sekitar 10 detik, bola tersebut sudah mengambang di udara. Penyihir Hoseok segera merapalkan beberapa mantra sihir, yang mana mantra itu mampu mengubah warna bola yang tadinya bening berubah menjadi warna alam semesta. Indah, awalnya.

Selanjutnya, terdapat tiga kabut hitam datang dari sisi yang berbeda. Saling mengelilingi bola tersebut, dimana bola itu digambarkan sebagai bentuk permukaan bumi. Di dalamnya-pun terdapat beberapa kerajaan, tapi tidak semegah Alston maupun Athela. Disinilah bagian yang paling menarik perhatian sang raja.

Beliau segera berdiri dari duduknya ketika salah satu dari tiga kabut asap langsung menyantap segalanya--bola sihir hingga dua kabut asap yang tersisa.

"Katakan bahwa ini tidak seperti jalan pemikiranku!" bentak raja Alston marah saat dirinya tau bahwa ini bukanlah hal main-main.

Di sana, penyihir Hoseok tetap diam sambil meneruskan merapalkan mantra-mantranya, mengabaikan perkataan sang baginda raja yang selama ini begitu dihormati olehnya.

Who Will Be The Queen? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang