1.0 : PAST

2.8K 334 7
                                    

Saat ini keluarga kerajaan Alston sedang berkumpul bersama. Di mulai dari Yang Mulia Agust'D hingga putra-putranya—-termasuk pangeran Jungkook. Di tambah dengan kehadiran penyihir Hoseok menjadi pelengkap semuanya. Sedari tadi mereka tengah bersantai-santai ria. Tetapi kedatangan seorang prajurit kepercayaan membuat semua mata mengalihkan pandangan mereka.

"Salam Yang Mulia," ujarnya sopan sembari menekuk salah satu kakinya, dengan wajah tertunduk. Raja Agust'D menangguk, "Ada berita menarik apa yang kau bawa?" tanyanya dengan sedikit tersenyum. Sedangkan semuanya hanya menyimak pembicaraan sang raja dan prajurit.

"Lapor Yang Mulia, benar dugaan penyihir Hoseok bila Athela sedang mengalami masa kritis. Ini merupakan waktu yang bagus untuk menyerang mereka. Terlebih saat ini, putri tertua juga dinyatakan menghilang karena berusaha mencari adiknya," jelas sang prajurit.

Raja Agust'D merasa senang ketika mendengar penjelasan bawahannya. Tidak sia-sia dia menempatkan seorang mata-mata handal di kerajaan tersebut ternyata. Senyumnya terbentuk dengan sempurna, kemudian dia meraih sebuah kantung berukuran sedang berisi ratusan koin emas. "Terimalah ini," titah Yang Mulia. Dengan senang hati si prajurit menganggukan kepalanya setelah berkata 'terima kasih Yang Mulia.' Setelahnya dia pergi atas perintah rajanya.

Penyihir hoseok tersenyum penuh kemenangan, sekali lagi dia berhasil membuat kakaknya bangga. Tidak ada yang lebih baik lagi selain mendapatkan kepercayaan serta disenangi oleh raja, kan?

Pangeran Taehyung mulai membuka mulutnya ketika ada sesuatu yang tak ia mengerti. "Mengapa Ayah tidak langsung menyerang saja? Bukankah bagus jika menambah perluasan wilayah?" pendapat dari pangeran Taehyung diangguki oleh mantan putra Mahkota. "Benar Ayah. Lagipula sangat jarang mendapat kesempatan seperti ini," timpalnya diangguki oleh Jimin kecuali Jungkook. Pangeran ke-empat hanya terdiam saja. Seakan pembicaraan mereka kali ini terdengar sangat tidak menarik perhatiannya sama sekali.

Raja Agust'D menghela napasnya, wajahnya diarahkan ke Hoseok. Tanda jika dia ingin agar Hoseok perlu menjelaskan. Hoseok mengangguk patuh. "Ayah kalian memang ingin memanfaatkan situasi. Akan tetapi dia mengulur hingga waktu itu tiba."

"Kenapa?" tanya pangeran Jimin menyela pembicaraan penyihir Hoseok.

"Itu karena Yang Mulia ingin agar kerajaan Athela datang kemari dan meminta bantuan dari kita. Sehingga tanpa perlu bersusah payah melakukan perang, kita bisa menguasai Athela. Kuncinya adalah bersabar. Tunggu hingga mereka berada dalam kondisi dititik paling lemah mereka. Bukankah itu sangat menyenangkan?" penjelasan dari penyihir Hoseok diangguki oleh tiga pangeran, masih tanpa Jungkook.

Pangeran Taehyung melirik adiknya, bercanda dengan meremehkannya. "Mungkin Jungkook bosan dengan permasalahan kerajaan." Yang lain ikut memperhatikan interaksi keduanya. Jungkook mendecih pelan sampai akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. "Memang sangat membosan 'kan," kata Pangeran Jungkook dengan wajah datarnya.

Pemandangan seperti itu sudah tidak asing lagi bagi semuanya. Raja Agust'D tidak pernah mempermasalahkan, berhubung terkadang dirinya memang seperti Jungkook. Lebih tepatnya, gen miliknya turun ke Jungkook. Hanya saja tiap kali dia melihat Jungkook, raja Agust'D pasti akan selalu teringat akan sosok seseorang yang sangat penting untuknya. Namun sayangnya, orang tersebut sudah tidak ada didunia ini, dan raja Agust'D sangat menyesalinya.

Pangeran ke-empat berjalan cepat memasuki ruangannya, bukan kenapa-napa. Hanya saja tadi ada seorang pelayan perempuan tidak sengaja menabrak dirinya, meski si pelayan hampr mati ketakutan. Jungkook memang sempat memarahinya, sebab si pelayan membuat luka didada kirinya kembali terbuka. Beruntung tidak ada yang melihat kejadian tadi, dan untunglah darahnya tidak langsung keluar. Atau jika semuanya mengetahui perihal bekas luka didada Jungkook, semuanya malah menjadi rumit saja.

Who Will Be The Queen? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang