2.4 : THE DECISION MAKING

1.5K 252 26
                                    

Are you ready?
Karena kita akan berjalan menuju 'The Ending'^^
Jadi jangan lupa support terus ya!




2.4 : THE DECISION MAKING

Kerajaan Athela, merupakan kerajaan yang dipenuhi oleh rasa kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, keadilan serta kemakmuran bagi rakyatnya. Semua itu merupakan berkah yang diberikan oleh Tuhan, terlebih dengan setiap kemampuan yang dimiliki putri-putri Athela.

Putri Roséanne merupakan salah satu bukti nyata bahwa dia adalah malaikat yang memang diutus oleh Tuhan sebagai pelindung Athela. Sungguh kerajaan yang amat beruntung dan begitu didambakan oleh rakyat dari kerajaan lain. Pantas saja kerajaan Alston sempat melakukan peperangan dengan Athela, dan untungnya mereka sudah melakukan kesepakatan damai.

Namun, semua itu merupakan kenangan yang indah untuk Athela sendiri. Sekarang, kelaparan dimana-mana. Setiap harinya, warga Athela selalu berbondong-bondong menembus gerbang kerajaan supaya mereka bisa bertemu dengan sang ratu secara langsung. Meminta ratu Irene agar segera melengserkan jabatannya. Sebab sampai sekarang-pun, tidak ada perubahan yang terjadi.

Padahal dulunya, Irene begitu membanggakan rakyatnya sendiri karena pengertian dan bersikap ramah. Tetapi sekarang?

Miris. Itulah kata yang tepat.

Kini telah tiba waktunya, bagi sang ratu Athela tuk' memberikan keputusan terakhir secara terbuka. Semua perdana menteri beserta para petinggi-petinggi kerajaan hadir untuk mendengarkan wewenang langsung dari sang ratu.

Disana Seulgi menyunggingkan senyuman liciknya. Tak peduli akan tatapan para perdana menteri, intinya dia sangat menyukai permainan ini. Siapa bilang orang yang memiliki elemen kegelapan tidak akan pernah bahagia? Buktinya dia bahagia sekarang.

"Irene, aku yakin kau sudah memutuskan yang terbaik," celetuk Seulgi sembari memberikan tatapan tajamnya pada ratu Irene.

Benci? Tentu saja. Ratu Irene sangat membenci Seulgi, terlebih dia sangat benci pada kenyataan bahwa dirinya memang berada dibawah tekanan Seulgi dan Lalice. Tapi dia takkan diam begitu saja apalagi bila menyangkut kerajaan beserta keluarganya.

"Aku tau," balas Irene pelan. Pun dia berdiri dari singasananya, berjalan turun menuruni tangga hingga berhenti ditengah karpet merah.

"Aku sudah memutuskan semua ini dengan matang. Jadi... aku berharap, kalian semua akan menerima keputusanku," katanya keras. Ratu Irene terlihat mengambil napas panjang setelahnya ia hembuskan. Sangat kentara bila ia tengah grogi. Pada dasarnya, dia belum siap untuk semua ini.

"Aku... tidak setuju jika aku langsung turun dari takhtaku begitu saja!"

"Tidak masalah, aku bisa membuatmu langsung turun. Mudah bagiku," balas Seulgi sarkas tetapi Lalice segera menggenggam erat telapak tangan ibunya. Sebab, Lalice benci perpecahan.

"Benar, itu mudah bagimu! Sebab kau tidak tau apapun tentang kerajaan ini! Kau datang dan membawa lebih banyak bencana! Tidakkah kau sadar akan hal itu? Dan dengan mudahnya kau ingin menghancurkanku lalu menjadikan Lalice sebagai ratu baru! Itu tidak adil!"

"Yang mulia, tenangkan dirimu," saran perdana menteri Lay.

"Bagaimana aku bisa tenang disaat semua orang sedang memojokkan diriku?!" teriak ratu Irene frustasi.

Semuanya diam, termasuk Roséanne. Tak ada yang bisa membalas perkataan sang ratu. Karena itu memang benar adanya. Namun, hanya Lalice-lah yang berani menjawab kekesalan ratu Irene.

"Ratu tidak perlu melakukan itu, anda cukup menjelaskan tentang keputusan anda. Ini lebih baik daripada anda semakin mengulur waktu bukan? Lagipula, hamba tau jika ratu sudah memutuskan yang terbaik. Toh, posisimu bisa kurebut kapan saja."

Who Will Be The Queen? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang