Rembulan kini menghampiri, menjadikan tontonan malam yang mengagumkan sembari ditemani secangkir cokelat hangat.
Ia mencoba untuk mengingat, kapan terakhir kalinya ia melakukan hal ini dengan tenang? walau bayangan tadi pagi terus melintas tanpa permisi yang membuatnya kembali kesal.
Alhasil helaan napas kembali mengudara. "Yang benar saja? Aku dipecat hanya karena Erick?" ia bergumam pelan lantas kembali menyesap cokelat hangat itu. Kemudian membiarkan kepalanya melirik ke arah jam yang kini memperlihatkan tepat pada angka sembilan. Lantas tidak lama terdengar suara mobil yang ia yakini milik suaminya.
Ia mencoba tidak peduli, lebih kepada ia merajuk pada suaminya sendiri. Tidak ada larangan bukan? Lantas ia kembali menyesap minuman hangatnya dengan menatap potret rembulan yang menyejukkan maniknya. Hingga dimana pintu kamar terbuka, menampakkan sesosok pria bersetelan jas dengan wajah khas lelah.
Aileen acuh, membuat pria itu tersenyum kecil sembari menuntun tungkainya mendekat lalu memberi kecupan hangat di pucuk rambut cokelat itu.
"Kau merajuk, yah?" Vhi mengatakannya sembari melepas setelan jasnya. Namun Aileen hanya terdiam saja.
"Huh, omong-omong, mana istriku yang biasanya menyambut suaminya dengan penuh cinta--"
"Dia telah mati," jawab Aileen asal. Namun tidak lama ia menghela napas, menyimpan gelas itu lalu memeluk Vhi dengan wajah cemberutnya. "Vhi, kau benar-benar jahat! kau benar-benar memecatku," kesalnya.
Vhi tidak menangapinya---lebih pada membiarkan istrinya itu menuntaskan kekesalannya lantas tidak lama ia menangkup kedua pipi tembam istrinya dan dengan usil memencet hidung bak perosot itu. "Kau sungguh jelek kalau seperti ini," ujarnya sembari memberikan sapuan hangat disekitar pelupuk mata itu.
Tapi nyata Aileen malah mengembungkan kedua pipinya membuat Vhi ingin memakan kedua pipi bak mochi dimaniknya. "Vhi, kau sungguh tidak adil jika memecatku hanya karena Erick. Sungguh, kalau memang itu alasannya, aku akan menghindarinya dan tidak berbuat sesukaku lagi. Aku janji,"
"Love, bisakah kau diam saja dirumah? Maksudku, kau tidak perlu bekerja karena aku bisa melakukannya. Bukan bermaksud mengingkari janji itu, tapi bekerja adalah tugasku." ujarnya lembut--Vhi berusaha menjelaskan dengan sangat lembut kepada istrisnya yang tengah merajuk.
Aileen menghela napas. "Aku sudah terbiasa dengan semuanya, Vhi. Kau pasti sudah mengenalku. Aku hanyalah pengembara yang akhirnya memutuskan mencari kehidupan di London. Aku terlahir dari keluarga petani dan sejak kecil, aku tidak terbiasa untuk berdiam saja. Itu kenapa, aku selalu melakukan hal-hal yang kurencakan sejak dahulu dan aku melakukan ini, tidak bermaksud menyinggung apa yang kau pikirkan."
"Aku mengerti, tapi kali ini, cobalah mengerti diriku." Vhi mengelus rambut cokelat sepunggung itu lantas melirik arloji dipergelangan tangannya. "Aku akan mandi dan tidak perlu menyiapkan makan malam karena aku baru saja mentraktir tim untuk peresmian proyek game kali ini."
Aileen hanya mendengus kesal. Nyatanya tidak ada celah untuk mengembalikan pekerjaannya kali ini. Apalagi suaminya itu secara terang-terangan melarangnya untuk bekerja walau menggunakan bahasa lembut.
Tapi, ia tidak bisa berdiam diri saja.
*****
"Aku akan ke mansion sebelum makan siang," Aileen mengutarakan izin itu tatkala sarapan untuk hari ini telah ia sajikan di atas meja. Menuntun bokongnya untuk mendarat di atas kursi yang berhadapan langsung dengan presensi Vhi yang kini melahap sarapan di pagi ini.
Vhi hanya menaikkan sebelah alisnya. "Apa ada pembahasan penting?"
Sejenak Aileen terdiam, membiarkan roti isi itu habis dari dalam mulut mungilnya sebelum menjawab pertanyaan itu. "Sepertinya tidak juga, tapi aku tidak tahu pasti. Mommy hanya mengirim pesan suara beberapa menit yang lalu dan karena aku memang tidak punya alasan jelas untuk menolak, jadi kuiyakan saja. Kau pun tidak punya alasan untuk tidak mengizinkanku," sorot mata menyipit itu Aileen curahkan pada Vhi yang menyimak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARK
Romance(BELUM DIREVISI) [SUDAH TERBIT] Aileen masih mengingat bagaimana awal kisahnya dengan Vhi dimulai. Berawal dari percikan rasa yang menjalar luas tanpa henti, membuat ikatan itu akhirnya terjadi. Namun ia tidak menyangka jika percikan itu nyatanya m...