Gadis berambut merah panjang itu, hanya bisa menatap sosok pria yang kini berpikir—sesaat ia menceritakan kejadian beberapa waktu lalu. Namun, tidak lama, pribadi itu langsung saja menghela napas panjang.
“Jean, biarkan saja seperti ini. Aku juga sudah kesal dengan Dickson terhormat itu. Ais, membuat kepalaku pecah saja saat aku harus memikirkan rumah tangga seseorang. Aku belum memiliki pasangan, mana mengerti dengan itu semua.” Jean yang mendengar penuturan gadis itu, mengangguk paham tetapi dengan kilat, menggelengkan kepalanya
“Akan tetapi—“
“Tidak ada tetapi atau apapun itu yang merujuk untuk menolak. Semuanya sia-sia saja jika Vhi sendiri tidak ingin membuka mata dan telinganya untuk melihat kebenaran dimana mereka hanya salah paham," pangkasnya dengan memelankan suara. Seolah-olah, bersikap agar Aileen tidak mendengar perundingan mereka perihal pertemuannya dengan Vhi.
Ya, Jean maupun Lucy tidak menyadari jika sejak tadi, Aileen telah berdiri ditempat persembunyiannya. Rungunya telah mendengarkan semua hal yang mereka bahas, dimana ada kaitannya dengan kehidupan rumah tanggannya.
Itu membuat Aileen tersenyum getir, dimana orang terdekatnya, begitu memedulikan dirinya dan ia hanya bisa merepotkan saja. Lubuknya telah memantapkan diri, dimana setelah perceraiannya berakhir, ia tidak akan membuat kedua orang itu pusing lagi.
Semuanya telah berproses saat ini. Sebelum Jean dan Lucy tiba, Pengacara pribadi keluarga Dickson, bertamu ke rumah ini dengan memberikan pernyataan soal perceraiannya yang tidak akan lama lagi. Bahkan, Pengacara George, tidak mempermasalahkan jika ia tidak ingin hadir karena pada dasarnya pun, Vhi juga tidak bisa menghadirinya karena kesibukannya. Aileen sangat mengerti, dimana keluarga Dickson bisa membereskan itu semua dengan mudah, sehingga ia memilih untuk tidak hadir dan akan menyewa pengacara untuk mewakilinya di persidangan nanti.
Aileen tidak ingin perpisahaan ini terjadi. Akan tetapi, ia tidak bisa mengharapkan hal lebih saat Vhi tidak ingin mendengarkannya.
Jika pun, Vhi disaat ini juga menguarkan maaf dan mencabut gugatan yang telah ia layangkan, Aileen tentu dengan tangan terbuka, akan menerimanya. Karena pada dasarnya, cintanya lebih besar dari segalanya.
****
Hari demi hari, pribadi itu lalui dengan hampa. Semuanya tidak seperti dulu, bahkan saat ia yang tidak lagi menginjakkan kaki di rumah penuh kenangan itu dan lebih memilih untuk menginap di kantornya. Berbagai prinsip hidupnya pun agak berubah yang membuat banyak pihak tidak mengerti dan bingung.
Ia tidak memikirkan apapun lagi dan lebih memilih menjalani kehidupannya sesuai dengan semestinya. Bahkan, ia serasa enggan lagi mengenal dan memberi cinta pada seseorang. Ia hanya tidak ingin kembali merasakan bagaimana jatuh dan sulit untuk bangkit.
Kini, maniknya bergerilya dan mendapati figura pernikahan yang masih berada pada tempatnya. Helaan napas kini mengudara sebelum akhirnya, jari-jemari gagahnya itu mengambil figura tersebut lantas menaruhnya di dalam laci. Bersamaan dengan kehadiran seorang wanita yang terus saja datang dengan senyum hangatnya.
"Hai, apa kau sibuk? Sekarang, jam kantor telah berakhir dan aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Aku agak khawatir dimana kau jarang untuk mencari hiburan di luar sana." Itu Alice. Sebenarnya, Vhi saat ini berada pada mode dimana malas untuk berbicara dan bepergian kemana pun. Akan tetapi, sesaat ia memilih untuk berdiri dan mengambil jaket, itu agak membingungkan sendiri. Kenapa ia malah menerima ajakan Alice yang kini tersenyum bahagia?
Vhi mencoba untuk tidak memedulikannya dan lebih memilih untuk menarik langkah, beriringan dengan Alice yang benar-benar merasa bahagia karena Vhi tidak menolak ajakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARK
Romance(BELUM DIREVISI) [SUDAH TERBIT] Aileen masih mengingat bagaimana awal kisahnya dengan Vhi dimulai. Berawal dari percikan rasa yang menjalar luas tanpa henti, membuat ikatan itu akhirnya terjadi. Namun ia tidak menyangka jika percikan itu nyatanya m...