SPARK - Part 8 | Weekend in The Park

79 16 12
                                    

Akhir pekan ini, mulanya ingin diisi oleh Aileen dengan menetralkan seluruh tubuh dan pikirannya di atas kasur empuk. Akan tetapi, hal itu harus terhapus saat suaminya yang paling tampan melebihi apapun di dunia ini, memberikan ajakan untuk mengunjungi suatu tempat. Entah tempat apa yang Vhi maksud, karena katanya rahasia dan sebuah kejutan.

Tapi bayangan film horor kemarin malam malah membuat Aileen sontak melotot. Bagaimana jika Vhi mengajaknya ke bioskop untuk menonton film horor lagi? 

"Tidak ada acara menonton film'kan?" tanyanya was-was, membuat Vhi yang menyibukkan diri dengan kemudi mobil dan juga pemandangan di depan, menoleh sekilas.

"Tidak ada. Malah kau yang akan kutonton."

Mendengarnya, agak membuat hatinya sedikit tenang. Setidaknya tidak ada menonton film horor lagi tetapi, Vhi mau membawanya kemana? Apa ke mansion utama? Tapi itu tidak mungkin. Mana ada keluarga Dickson kalau akhir pekan ini! Karena setiap harinya, mereka selalu gencar mengisi tabungan dengan triliunan uang. Bahkan suaminya juga seperti itu, hingga akhirnya membuat Aileen turun tangan dengan membatasi waktu kerja suaminya itu. Setidaknya, seminggu sekali untuk menghibur diri, tidak masalah bukan?

"Jangan memajukan bibirmu seperti itu."

Sontak Aileen merapatkan kedua bibirnya lalu mengalihkan pandangannya ke jendela mobil setelah tatapan sinis ia curahkan kepada suaminya yang terlihat santai dan keren jika memegang kendali kemudi.

Helaan napas kini mengudara, bersamaan dengan berhentinya laju mobil yang memperlihatkan suatu tempat yang begitu indah. Ini taman, astaga!

Aileen tidak pernah membayangkan hal ini sekalipun. Kenyataannya, Vhi mampu membuatnya sangat senang karena ini kali pertamanya lagi ia ke taman Regent's Park. Apalagi, taman ini terkenal dengan danau buatan dan juga jejeran bunganya yang indah. Tidak pernah disangkanya.

"Bagaimana?" tanyanya seraya memegang kedua pundak Aileen saat mereka telah berada di luar mobil.

"Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Sungguh, aku kira kau akan membawaku ke restoran atau sejenisnya. Well, suami tampanku ini, susah ditebak," ia membalikkan tubuhnya lantas memberikan cubikan gemas dikedua pipi tirus itu.

Vhi meringis kesakitan, hingga ia menghentikan gerakan tangan itu dan mengelusnya. "Sebagai permintaan maaf, tapi aku ingin melakukannya lagi karena aku suka istriku ini memelukku sepanjang malam," ujarnya sembari memberikan kedipan mata.

Apa itu tadi?

"Ayo, kita masuk ke dalam." 

Vhi menggenggam jemari itu dengan hangat, menuntunnya untuk masuk ke dalam taman lantas melirik kesana-sini mencari tempat yang cukup nyaman dan berakhir di air mancur saat Aileen memaksa Vhi untuk memotret dirinya dengan ponselnya. Namun beruntung, Vhi membawa kamera kesayangannya karena pemahamannya dimana istrinya itu sangat suka dengan berfoto. Jadilah Vhi sebagai fotografer dadakan dalam seharian ini.

"Oke, 1, 2, 3!" 

Cekrek!

"Aku ingin juga."

Dengan cepat, Aileen menggeleng sesaat sesi potret itu selesai. "Tidak perlu, nanti saja dan kita kesana!" Jemarinya menunjuk sebuah danau buatan yang menjadi ciri khas taman ini, lalu menyeret Vhi untuk kesana dengan cepat. Sungguh, Aileen ingin mengabadikannya lalu menempelnya di buku hariannya nanti.

Namun, aksi seretnya itu mendadak terhenti saat ponselnya tiba-tiba bergetar dan berbunyi. Sontak Vhi membuat kedua alisnya terangkat yang mendapat balasan jemari telunjuk di atas bibir dari istrinya.

"Ya, sir. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Sir? Mendengar itu, membuat Vhi berdecak malas. 

SPARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang