SPARK - Part 3 | Confused

131 29 13
                                    

Semua pasang mata kini berkumpul, menanti seseorang setelah pemberitahuan melalui layar komputer mengejutkan mereka untuk mendengar pembahasan penting.

Dari sini, para pekerja itu dapat mengamati bagaimana gagahnya pria bersetelan jas yang kini menjejalkan kedua tangannya ke dalam saku sembari memberikan tatapan dingin dari atas sana---ruangan kerjanya yang memang ia sengaja modifikasi di lantai khusus agar bisa memantau langsung kinerja pekerjanya.

"Vhi, apa yang ingin kau katakan kepada mereka?" Itu Jimmy Marcelar, wakil direktur yang selama ini menjadi salah satu bagian penting berkembangnya Next Out hingga sekarang. Bahkan Jimmy ialah sosok yang sabar dalam menangani Vhi yang terkadang arogan dalam berbisnis.

Vhi belum menjawab, lebih memilih mengetuk jemari itu ke permukaan besi yang menjadi tumpuannya. Membiarkan maniknya menangkap setiap presensi yang ada, sebelum suara bariton itu mengudara.

"Apa kalian telah mengerti alasan kukumpulkan kalian semua bagian inti disini? atau aku perlu menjelaskan?" tanyanya datar, membuat semua pekerja itu tidak mengerti---apa maksud dari perkataan direktur mereka.

Mereka semua menggeleng, membuat helaan napas mencetus begitu saja.

"Edward Haltson!" ujar Vhi yang membuat sang punya nama terlonjak--tidak mengerti alasan namanya disebut. Namun sesaat, ia takut jika ia akan mendapatkan setelah klarifikasi bahwasanya Aileen dipecat karena permintaan dari pemiliknya sendiri, bukan karena kinerjanya yang melemah.

Pria bertubuh jangkung itu melangkah ke depan, lantas menunjukan jarinya ke atas membuat Vhi berseringai.

"Sir, apa aku punya kesalahan?"

Vhi mengangguk membuat pria itu nyaris saja membiarkan kedua lutut menubruk dinginnya lantai. Apalagi sesaat Vhi seperti mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya dan membuangnya ke arah Edward---beruntung pria itu dapat menangkapnya walau dengan tatapan tidak mengerti.

"Kunci mobil?"

"Kenapa? Tidak suka dengan hadiahnya? Aku menyukai kinerjamu dan sesuai janji di atas kertas bermeterai dimana ada kejutan bagi pekerja yang kinerjanya memuaskan. Mobil sport merah di parkiran bawah itu sekarang menjadi milikmu."

Seketika, ruangan ini langsung diisi akan tepuk tangan yang diiringi rasa kagum, bahagia dan tentu saja iri.

Ya, beginilah sosok atasan mereka. Terkadang arogan, licik, suka memerintah dan kadang penuh kejutan. Namun, apa yang atasan mereka lakukan memang memiliki intensi sendiri yang tidak dapat mereka pahami begitu saja.

Walau begitu, banyak berbagai lulusan di luaran sana yang menginginkan bekerja di Next Out. Bukan tanpa alasan! Next Out memang mengedepankan kesenangan serta ketenangan para pekerja karena dengan itu, lubuk maupun benak para pekerja bisa damai saat akan melakoni tugasnya.

Di Next Out sendiri, terdapat 15 lantai dengan kapasitas yang begitu memadai dimana di lantai 7 dan 8 dikhususkan untuk menjadi tempat hiburan dan kesenangan. Terdapat banyak permainan layaknya di Timezone seperti: mesin capit boneka, Street Basketball, Dance Dance Revolution, Maximum Tune dan masih banyak lagi. Bahkan di tempat itu terdapat ruangan untuk mengistirahatkan tubuh seperti spa. Lalu ada juga bar dan bioskop mini layaknya bioskop pada umumnya serta ruang game--lengkap dengan alat-alatnya. Itu dia! Kenapa banyak pekerja yang betah menjadi bagian dari Next Out.

Apalagi, kafetaria yang berlokasikan di lantai dasar mengajikan berbagai hidangan dan tentunya gratis selama kau menjadi bagian dari Next Out. Cukup memperlihatkan ID Card-mu saja.

Walaupun begitu, setiap akhir bulan, Vhi selalu memberikan pesangon pada pekerja yang kinerjanya makin melemah dan tidak ikut andil dalam berbagai hal yang menjadi misi Next Out. Itu menjadi poin penilaiannya sebelum ia benar-benar memberikan kado kejutan.

SPARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang