Typo selalu melekat pada kehidupanku😂ayeayeaye
****
Manik cokelat itu mengamati interior kafe yang terlihat sangat atraktif dengan suasana yang begitu inviting---menggoda pengunjung untuk bertahan dengan jangka waktu yang lama menikmati beragam sajian yang disuguhkan kepada pengunjung.
Aileen tidak membohongi dirinya yang jatuh cinta pada suasana kafe, bahkan ia kini menyukai salah satu menu yang dulunya tidak tertarik di maniknya---puding toffee yang terbuat dari kue bolu basah yang diisi dengan kismis berbalut saus manis yang disajikan denga es krim.
Sungguh, puding toffee kini menjadi favorit-nya. Bahkan tanpa disadari membuat sekitar mulutnya berantakan akibat es krim. Sontak, membuat Jean yang memang mengajak Aileen kesini dengan imingan traktiran mengulum senyum, begitu manis.
"Kau seperti anak kecil saja," kekehnya sembari memberikan bahasa isyarat agar wanita itu membersihkan sekitar mulutnya. Namun, Aileen sepertinya tidak mengerti saat jempolnya malah membersihkan sekitaran mulutnya yang terlihat bersih.
Jean menghela napas setelahnya, lalu menuntun jemarinya untuk membersihkan noda es krim itu yang membuat Aileen terpaku. Sekejap, ia menyingkirkan jemari itu dan mencoba melakukannya dengan sendirk.
"Maaf, aku hanya membersihkannya."
Aileen mengangguk lalu tersenyum. "Tidak masalah, puding ini begitu lezat dan membuatku begitu ketagihan."
Itu sungguhan, bahkan ini sudah kedua kalinya ia menambah dan dengan senang hati Jean memesankannya kemudian menawarkan diri untuk membayarnya. Mimpi apa Aileen semalam?
"Jean, terima kasih untuk ini, tapi seharusnya tidak sampai seperti ini juga," ucapnya tidak enak hati.
"Tidak perlu dipermasalahkan dan oh iya, bagaimana dengan Cooky? Kau masih menyimpannya atau bagimana?" tanyanya tiba-tiba.
Omong-omong, Cooky itu adalah boneka kelinci berwarna merah muda yang diberikan Jean saat ia berumur 10 tahun, tepat pada hari ulang tahunnya. Menjadikan boneka itu saksi bisu dimana drama kecil mereka berdua yang menjadi sepasang ibu dan ayah untuk Cooky.
Begitu menggelikan jika ingatan itu menghampiri.
"Aku masih menyimpannya, tapi ada di Manchester. Aku tidak sempat membawanya ke London dan kuyakini, Cooky pasti marah kepadaku."
Percakapan itu mengalir begitu saja. Padahal awal dari pertemuan, rasa canggung menjadi pembatas tetapi itu sudah lenyap saat mereka berdua tertawa saat Aileen maupun Jean menceritakan kisah konyol mereka.
"Benarkah? Aku tidak menyangka jika Jean dulu kini berubah." Tatapan cokelat itu mengaksen dan menilik presensi pria itu yang benar-benar berubah 180 derajat.
Serta-merta, Jean tersenyum seraya membanggakan diri. Apa yang dilakukan pria itu, membuat Aileen mendengus kesal.
Hingga dimana perbincangan mereka terhenti saat seseorang memanggil nama Aileen cukup keras. Itu Lucy Garnia.
"Kau disini? Sejak kapan?" tanya wanita berambut merah sebahu dengan lipatan mata dan bibir tipis yang menawan tengah menanti jawaban, tidak menyadari jika ada sosok pria yang menemani temannya itu.
Jean? Kedua maniknya hampir ingin keluar dari sana. Ia mengenal pria itu, sangat mengenalnya dari untain kata yang dikeluarkan oleh Aileen. Namun, kenapa sepasang teman masa kecil itu tiba-tiba saja bertemu?
“Lucy? Kau ada disini?”
Mendengar penuturan temannya membuat Lucy memijit pelipisnya. “Aku lupa memberitahu kalian.” Ia menarik napas lantas menghembuskannya. “beberapa hari yang lalu, aku membeli kafe ini. Ya, sebagai investasi dimasa mudaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARK
Romance(BELUM DIREVISI) [SUDAH TERBIT] Aileen masih mengingat bagaimana awal kisahnya dengan Vhi dimulai. Berawal dari percikan rasa yang menjalar luas tanpa henti, membuat ikatan itu akhirnya terjadi. Namun ia tidak menyangka jika percikan itu nyatanya m...