Bukan hal yang mudah
Tapi aku harus menjadi sosok itu
Tempat mereka menyandarkan kepala mereka
Tempat mereka bersembunyi dari kejamnya dunia"Buk, buk!”
“Ada apa le?”
lekas-lekas Amira menuju ruang tengah menghampiri anaknya itu“Mas Malik mana?”
“Said tunggu di sini sebentar ya Ibu cari Mas Malik dulu!”
“Eng’geh buk!”
sambil menganggukkan kepala seraya menarik sudut bibirnya,
hingga tercipta wajah tampan yang menenangkan Amira.Amira menuju belakang halaman rumah kecil tempat mereka bernaung dari panas dan hujan, tidak terlalu besar, namun cukup untuk ditinggali mereka.
Amira hapal sekali tempat kesukaan anak sulungnya itu
“Ngapain kamu di situ cah bagos?”
Malik membalikan badannya sambil menatap surganya itu dengan wajah yang murung“Buk, Malik gak usah sekolah lagi ya,
Malik bantu ibu cari uang aja,
biar Said yang sekolah!”“Le, apa yang ngebuat kamu ngomong kaya gitu, kamu gak usah mikir yang aneh-aneh,
kamu harus tetep sekolah biar jadi orang yang sukses, nanti kalo ibu udah tua ibu tinggal nikmati hasil dari usaha kita!”“Tapi Malik kasihan lihat ibu,
habis pulang kerja ibu harus kerja lagi!”Amira memeluk anaknya ia menahan butiran bening itu,
ia tidak ingin anak-anaknya melihatnya lemah.“Kata pakde Wira Malik harus bisa bantu ibu!”
“Pakde Wira?”
Malik menggangukkan kepalanya“Malik sekolah yang bener,
jadi anak sukses itu sudah sangat membantu ibu, apa Malik gak mau bikin ibu bangga?”
Amira mengelus pelah bahu anaknya itu“Mau buk, kan pengen jadi kaya Bapak!”
Amira kembali memeluk Malik,
ini kesekian kalinya ia harus menahan cairan bening itu didepan anaknya.“Kapan pakde ngomong itu ke Malik?”
“Kemaren waktu mau pulang dari lapangan, Malik itu kakak Malik sudah gede Malik harus bantu ibu ringankan beban ibu gitu kata pakde”
“Bukan beban le,
ibu gak punya beban kalau Malik dan Said selalu disamping ibu.
Apalagi kalau Malik dan Said selalu giat mencapai cita-cita,
ibu merasa sangat bersyukur punya anak seperti kalian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI ABDI NEGARA [COMPLETED✓]
RomanceTentang bagaimana menjadi yang kedua Hadir ku bukan sepenuhnya salah ku, namun bukan berarti itu kebodohan dia. Begitu cara wanita itu menaklukan omongan orang. Aku menjadi sosok yang kedua, menjadi alasan untuk sosok seorang Serda menemukan tempat...