MENCINTAI ABDI NEGARA [COMPLETED✓]

Selapas Kemarin

Hari ini ada
Karena hari kemarin

“Ibu gak kerja?”

Tanya Said sambil memandangi ibunya

“Ayo sarapan dulu, mas Malik mana le?”

“Masih di kamar.”

Malik berjalan dengan lesu kakinya diseret-seret.

“Ibu buku Malik habis.”
Ia mendudukan diri disebalah adiknya,
ia menatap melas kearah Amira

“Nanti pas berangkat sekolah kita mampir ke warung beli buku ya le.”

“En’geh Bu.”

“Kamu perlu berapa buku le?”

“Satu saja buk.”
Amira melukis senyum sambil menyendokkan nasi, serta sayur bayam dan tempe ke piring anak-anaknya itu.

“Assalamualaikum.”

“Hah suara Bang Ir.”
Said bergegas menuju suara itu sambil berteriak

“Waalaikumsalam Bang Ir.”

Ia menjatuhkan diri kepelukan lelaki yang umurnya hanya berjarak tiga tahun lebih muda dari ibunya.

“Aduhhhh ada yang kangen sama abang Zabir nih!”
kini Said berada digendongan Zabir

“Aku juga kangen.”
Malik keluar dari balik pintu itu bersamaan dengan Amira mengiring dibelakangnya

“Aduh, adek-adek abang Zabir ini cepet banget kangennya.”
Zabir menurunkan Said dan memeluk kedua anak itu

“Biar abang antar yuk sekolahnya.”

“Hah beneran?”
Said kelihatannya sangat antusias

“Mau bang, mau, boleh kan buk?”
Malik juga tidak kalah antusias

“Kalian harus makan dulu,
lagian ini masih jam 06.15 le.”

“Oh ya udah yuk kita makan dulu, abang Zabir juga belum makan nih.”
Ajak Zabir seolah menjadi pemilik rumah itu

“Ayo masuk bang.”
Mereka mengomando dua orang itu

“Kalau hanya untuk memastikan mereka,
kamu akan selalu menemukan mereka dalam keadaan baik-baik saja, dari pada kamu menyempatkan untuk selalu datang kesini, itu hanya membuang-buang waktu saja”

Amira berbicara lirih dengan anak tirinya itu
Zabir seolah tidak mau menghiraukan ucapan wanita yang berjalan mengiringinya itu

“Makan yang banyak bang Ir!”

“Siap kapten.”
Sambil menunjukan hormat kepada Said

Gelak tawa pecah di meja makan itu, sudah lama tidak ada laki-laki lain yang menemani mereka makan setelah Halim pergi meninggalkan mereka.