Kadang apa yang kelihatannya buruk, belum tentu buruk untuk mu,
Dan kadang yang kelihatannya baik, belum tentu juga itu baik untuk mu.Setelah tanya kesana kemari hasilnya nihil, mereka tidak kunjung menemukan keberadaan Maryam.
“Handphone nya gak aktif.”
“Kita cari lagi ya Mi,
kamu tunggu disini bentar ya.”“Kamu mau kemana?”
“Kesitu,
bentar aja.”Ia menunjuk kearah warung kecil di sebrang tepat di pinggir jalan
“Mbak Maryam.”
Gumamnya.Meskipun hanya duduk di bahu jalan bukan berarti matanya tidak berkeliling menatap sekitar, ia melihat Maryam tak jauh dari tempatnya beristirahat.
“Mbak Maryam.”
Teriak Amira yang terdengar oleh wanita yang dimaksud itu.“Amira.”
Bibirnya membentuk olah kata nama adik iparnya itu, ia berlari menuju ke Amira,
ia sempat cemas apa yang harus dikatakannya nanti jika semua keluarga dikampung menanyakan Amira, terlebih suaminya,
ia sudah berjanji akan menjaga Amira,
kini ia mampu bernapas lega melihat adik iparnya itu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.“Alhamdulillah Ami,
terima kasih Ya Rob,
mbak senang sekali kamu baik-baik saja,
maafin mbak ya gak bisa jaga kamu.”“Mbak yang penting sekarang kita sudah bertemu,
mbak jangan menyalahkan diri mbak sendiri.”Alsan menatap takut kedua wanita yang tengah memeluk satu sama lain,
ia belum tau apa yang harus di jelaskannya kepada Maryam,
sampai Maryam melepas pelukan Amira ia menyadari ada sosok yang menatap mereka.“Alsan, ngapain dia disini.”
“Mbak, alsan yang nolongin Ami.”
“Nolongin? Bukannya terakhir pertolongan yang dia kasih malah menjerumuskan kamu keperlakuan memalukan dari keluarga Kesya itu, dia kan kaki tangan Kesya.”
“Mbak, sudah mbak, sudah,
kita semua punya salah,
kita sama-sama merantau kesini,
Alsan sudah minta maaf dan Ami sudah memaafkan Alsan,
kita gak boleh menambah masalah dengan menanamkan rasa benci.”“Maaf kan aku Maryam aku tau aku salah,
waktu itu aku cemburu melihat ada lelaki yang begitu dekat dengan Amira,
ditambah lagi, gara-gara lelaki itu Amira dan mas Wira berantem, aku terbawa emosi, maaf, aku gak suka kehadiran dia, aku salah, aku gak tau kalau ternyata dia anak tiri Amira. Itu sebabnya saya datang kemari untuk menebus kesalahan ku, aku lancang sudah membuntuti kalian hingga kemari, aku sering memantau kalian aku takut kalian kenapa-napa, maaf, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus salah ku.
Tolong jangan benci aku.”Semua kalimat yang tak pernah dirangkainya sebelumnya,
kalimat yang sepontan keluar begitu saja, langsung saja sekalian ia mengakui kecemburuannya.“Cemburu? Kenapa?”
“Iya Mi,
aku cemburu sama kamu,
aku sebenarnya suka sama kamu,
sejak kita kerja di tempat yang sama,
kebaikan kamu yang membuat aku menyukai mu, tapi aku lebih memilih memendam rasa ku ini, karena yang kudengar kamu tidak mau menikah lagi dengan siapa pun,
terlebih aku pernah liat kamu dan mas Wira berseteru karena masalah perjodohan, maaf Mi.”Amira tidak marah ia bahkan terlihat tenang mendengarkan penjelasan Alsan,
ia menarik kedua sudut bibirnya hingga pipinya mengembang indah.“Alsan,
terima kasih karena kamu menyukai saya,
dan maaf kamu harus menyimpan semua rasa mu itu,
aku berdoa semoga ada wanita beruntung diluar sana yang akan mendampingi hidup mu, aamiin.”“Kamu gak marah Mi?”
“Untuk apa? kamu udah berjuang San,
dan kamu memperlakukan saya dengan baik meskipun kamu tau kita gak mungkin bersama, aku senang kamu paham dengan keadaan ku. Jadi gak ada alasan untuk aku marah.”“Terima kasih, dan ya Maryam, maafkan aku.”
“Iya, ya San.”
Maryam tersenyum manis“Jadi Mi kita masih berteman?”
“Tentu.”
Hari itu Alsan benar-benar lega,
setelah lama selama ini merasa terbelenggu. Mereka bertiga memutuskan untuk pulang ke kampung kembali,
Amira lega meskipun sedikit kecewa dengan kelakuan Kesya,
ia sudah menyudahi kisah masalalunya yang terulang itu hari ini.Soal Zabir ia percaya pasti dia baik-baik saja, banyak keluarganya yang pasti akan melindunginya terlebih setelah Kesya tertangkap,
soal bagaimana kemudian apakah Zabir membencinya atau tidak,
Amira hanya bisa berdoa semoga jika kelak bertemu lagi maka luka lama jangan diingat lagi.Ia hanya akan terus menadahkan tangan dan melangitkan doa-doanya untuk kesembuhan Pak Syahrul Maher,
keselamatan Zabir dan semua orang yang sempat mengenalnya beberapa hari belakangan ini.“Ami.”
“Iya mbak.”
“Kamu sudah menyelesaikan semuanya,
Kesya pasti terbukti bersalah,
Alsan menyerahkan bukti rekaman pembicaraan kalian tadi,
kamu sudah menyelamatkan mereka dari kejahatan Kesya.”“Alhamdulillah mbak atas ijin Allah,
makasih udah temenin aku, nguatin aku, makasih mbak.”“Mbak akan terus jaga kamu,
sama seperti pesan Bang Wira.”“Soal Mas Wira.”
“Sudah cukup semua berakhir saja mas mu pasti lega.”
Iya menyandarkan kepalanya di pundak Maryam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI ABDI NEGARA [COMPLETED✓]
RomanceTentang bagaimana menjadi yang kedua Hadir ku bukan sepenuhnya salah ku, namun bukan berarti itu kebodohan dia. Begitu cara wanita itu menaklukan omongan orang. Aku menjadi sosok yang kedua, menjadi alasan untuk sosok seorang Serda menemukan tempat...