•"Sial, baju ganti gue kan gue bawa pulang kemarin" Rose menutup lokernya dengan kencang, menimbulkan gema yang cukup keras dalam ruangan. Ia sendiri tadi sudah mencuci noda yang menempel pada baju seragamnya meski tak benar-benar bersih seperti sebelumnya. Sepertinya hari ini ia memang harus menahan dingin karena seragam yang ia pakai basah hampir setengah.
Gadis bermarga Park itu berjalan keluar ruangan dengan menghentak-hentakan kakinya. Ia kesal, marah, dan rasanya ingin mencakar Irene saat ini. Seharusnya ia sudah harus masuk ke kelas karena pelajaran pasti sudah dimulai, tapi ia enggan masuk dengan keadaan seperti sekarang. Noda coklat yang masih jelas terlihat, belum kemeja yang basah.
Sial sial sial!! Irene sialan!
Rose terus berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi. Ia melangkah dengan gontai, memang berniat memperlambat jalannya. Malas sekali kalau sampai di kelas dengan keadaan begini, pasti akan banyak pertanyaan dari guru pengajar atau mungkin tertawaan teman-teman. Mungkin banyak yang menyaksikan kejadian di kantin tadi.
Rose yang tengah berjalan lambat bak selambat siput itu tiba-tiba teringat akan ucapan lancangnya.
"Jangan salahin gue kalau pacar lo suka sama gue, lagian gue kasihan sama lo, punya pacar tapi pacar lo lebih perhatian ke gue"
Rose lantas mengacak rambutnya asal. Bagaimana mulutnya bisa berucap seperti itu di depan Jungkook. Ia menyumpahi dirinya sendiri.
Bodoh bodoh bodoh!
Setelah ini sepertinya Rose tak akan punya muka untuk bertemu dengan Jungkook. Bagaimana pun kata-kata yang ia ucapkan seolah menggambarkan bahwa dirinya sangat percaya diri, menganggap Jungkook lebih perhatian kepadanya ketimbang kepada Irene.
"Gue harus gima-"
"Rose!!"
Jisoo sekali lagi melirik jam dinding yang terpasang di atas papan tulis. Ia gusar tak mendapati Rose di sampingnya. Biasanya gadis bertubuh tinggi itu sudah berada di kelas saat bel masuk berbunyi tapi sudah lima belas menit yang lalu bel berbunyi Rose tak juga menampakan dirinya.
Jisoo berharap tidak ada yang terjadi pada sahabatnya itu. Tiba-tiba saja ia teringat akan perlakuan Irene dan teman-temannya padanya. Jisoo hanya takut jika Rose mendapat perlakuan yang sama atau bahkan lebih parah. Walaupun pada dasarnya Rose lebih pemberani ketimbang Jisoo, tapi tetap saja Rose hanya seorang diri sementara Irene ber lima dengan teman-temannya.
"Saya perhatikan sepertinya ada yang berbeda sejak tadi, ternyata masih ada bangku yang kosong"
"Jisoo dimana teman sebangku kamu?"
Kak Taehyung
"Taehyung!!" Laki-laki bermata elang itu terkejut bukan main. Kesadarannya terkumpul seketika. Dengan segera ia menegakkan posisi duduknya.
"Bisa-bisanya kamu tidur di jam pelajaran saya" Taehyung berdecak. Tidak sopan memang. Jantungnya hampir copot barusan karena panggilan serta gebrakan guru fisika nya itu.
"Maaf"
"Sudah yang ketiga kalinya kamu tertidur begini"
"Jadi saya harus gimana?" Laki-laki berprofesi sebagai pengajar itu hanya menggeleng menghadapi kelakuan murid spesialnya. Sampai bingung bagaimana menyikapi Taehyung yang bandel. Jika Taehyung diberi hukuman keluar kelas, membersihkan halaman atau sekedar hormat kepada bendera pemuda itu pasti dengan senang hati menerima lalu kabur entah kemana setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Taehyung... (Jisoo x Taehyung #Vsoo)
Fanfiction"Sekarang kamu bisa pilih, kamu bisa pergi kalau kamu nggak mau lihat aku lagi, atau bisa cium aku kalau kamu bersedia jadi milikku. Apa yang kamu pilih sekarang nggak akan bisa kamu rubah lagi" - - - - Jisoo x Taehyung Taesoo.... Vsoo here we go...