4. With Pria Posesive

72 48 9
                                    

Setelah kepergian Bapak Sakina, abang Ammar dan Khairul, Umara yang tidak kyut, pria jantan nan idaman, dan pria playboy yang masih mengenakan seragam putih biru, kelas akhir.

Ucul bermain di halaman depan, untuk menjaga rumah yang telah menerimanya dengan tangan terbuka. Kini, Ucul bersedia menjaga rumah ini dari segala penjuru, termasuk dari kawanan tikus marabahaya.

Ucul layaknya patroli yang mundar mandir ke depan dan kebelakang, sesekali ia rehat sejenak di lantai atau kursi halaman. Ucul mencoba membuka matanya selebar-lebarnya, tidak ingin ada satupun makhluk aneh yang memasuki rumah ini.

Ciitt citt...

Pendengaran Ucul menajam, itu suara yang selalu menjadi lawan main bagi kaum mereka.

Ya, tikus.

Bila di serial kartun Kucing dan Tikus, kucingnya rada-rada gelo. Selalu teraniaya dan serba salah. Maka disini, Ucul siap berpartisipasi layaknya Khalid bin Walid yang akan menebas siapapun, untuk menjaga rumah ini dari segala terpaan orang-orang jahat.

Ciittt...

Suara itu semakin jelas, Ucul menelusurinya. Dan Ucul melihat seekor tikus kecil yang sedang memakan sisa makanan, di daerah keranjang sampah belakang rumah. Ucul pun tidak tega, ia melihat dirinyalah yang dulu senantiasa mengebor rumah-rumah warga, untuk mencari makanan sisa.

Kini, haruskah ia menghentikan tikus yang sedang lapar itu? Disaat ia sudah mendapatkan tempat yang layak? Haruskah ia menghakimi tikus itu, disaat tikus itu pun belum tau caranya berontak?

Ucul tidak tega, ia pun hanya melihat tikus itu dari jarak jauh. Bila Ucul sudah melihat tanda-tanda bila si tikus kecil sudah kenyang, maka ia akan mengusir tikus kucil itu dengan cara halus. Yah, secara halus. Karena Ucul tau rasanya diusir dengan cara kasar.

"Ucul."

Ucul menoleh saat namanya terpanggil, ia melihat pria posesive menuju ke arahnya, dengan sebuah tongkat panjang. Apa yang ingin dilakukan pria itu? tanya Ucul dalam hati.

Mata Ucul melotot. Pria posesive ini ingin menghajar tikus kecil tak berdaya itu? Apakah dia serius? Tidakkah ia kasian pada kucing yang sedang dilanda kelaparan?

"Oh tikus kecil."

Kini, Ucul yang mengernyit. Apa hubungannya? Lalu, tongkat itu untuk apa?

Kini, pria posesive yang masih berusia 5 tahun itu duduk disamping Ucul, menyaksikan tikus kecil yang memakan sampah plastik, roti berjamur, dan makanan sisa lainnya. Layaknya orang lapar, semua makananpun ditebas.

Kehening menyelimuti, Ucul tidak tau harus bersikap apa. Ingin rasanya Ucul bermanja, tapi ia harus jaga etika. Kelak, Ucul tidak ingin, bila pria jantan nan idamannya akan merasa cemburu di masa mendatang.

Ucul hanya ingin, bila pria jantan nan idamannya akan merasa spesial, karena ia akan menjadi yang pertama untuk Ucul.

Hoho, pinterkan Ucul?

Masih hening, Ucul baru menyadari bila pria posesive disampingnya benar-benar pria kaku dan dingin. Bicara hanya singkat, dan susah ditebak. Dan tongkat itu, pria posesive itu meletakkannya disamping sambil melihat gerak gerik tikus kecil itu dengan tajam.

Sebenarnya, pria posesive itu atau Ucul yang harus ambil peran, mengenai tikus kecil itu?

Ah, Ucul pening bila selalu bersama pria posesive ini!

Kenapa ia tidak bersama dengan dek Sakina aja sih?!

Ciittt...

Kini tikus kecil itu lari, dengan membawa satu potongan roti kecil di mulutnya. Ucul melirik pria posesive diampingnya, hanya diam. Ucul pun melangkah ke mana tikus kecil itu berjalan, dan mata tajamnya melihat bila tikus kecil itu masuk ke parit kecil di ujung jalan.

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang