30. Akhirnya Sah!

11 2 10
                                    

"Sah!"

Ucul menatap bahagia Rama yang baru usai mengucapkan akad nikah, yang langsung disahuti oleh seluruh keluarga. Ya, Akad nikah hanya disaksikan oleh keluarga dan sahabat dari dua keluarga yang baru saja bersatu.

Setelah penantian yang berujung drama melankolis membuat Ucul haru, akhirnya harapan dimana Umara bersanding dengan pria baik telah terwujud, Ucul bahagia.

Umara berhak bahagia karena telah memberikan kebahagiaan untuk Ucul. Tidak salahkan bila Ucul berbalas budi?

Ucul berada di pangkuan Sadam, tangan pria jantan nan idamannya bergetar, sama seperti bang Ammar, Babam dan Rahmat, kecuali Pria posesive Teguh yang sudah menangis dalam diam. Bahkan Bapak sudah meluncurkan air mata, hanya saja langsung diusap cepat, takut dilihat orang lain. Ayolah, Bapak mana yang tidak sedih disaat putrinya akan menikah.

"Meong," "Jangan sedih pria jantan nan idamannya Ucul."

"Aku gak tau harus gimana Cul, satu sisi sedih karena akan jarang mendapatkan perhatian kak Umara lagi dan di satu sisi bahagia karena kak Umara sudah menikah dengan pria yang menjadi kriteria kami,"

Ucul tau maksud dari kriteria kami, Apakah sebelumnya Ucul sudah mengatakan mengenai seleksi Rama melamar Umara? Sepertinya belum ya?

Baiklah, akan Ucul ceritakan kisah lamaran Umara dalam bentuk mini.

Keluarga Umara selalu di pandang shalih, baik dan peduli terhadap sesama, itulah yang sering Ucul dengar dari para tetangga yang suka bergosip.

Eits, walaupun Ucul tidak bisa bergosip tapi Ucul kan bisa mendengar, dan Ucul suka mengingat aib orang lain. Astaghfirullah banget kan?

Setidaknya Ucul tidak menyebarkan aib siapapun kepada siapa saja.

Saat itu, Rama melakukan segala upaya agar lamarannya segera diterima oleh Bapak dan seluruh saudaranya, kecuali Mama yang setuju bila Umara menjadi istri Rama. Mama menganggap bila niat Rama harus diberikan apresiasi dan keberaniannya untuk mempersunting Umara.

Seleksi ala keluarga Umara bukanlah seleksi jadi-jadian ala orang kebanyakan. Tidak meminta mobil, pangkat ataupun uang beratus-ratus juta, tidak.

Bapak meminta Rama untuk paham satu buku, yang Ucul yakini mazhab dan kalian tau? Ternyata Rama dan Umara satu mazhab!

Bukankah ini tandanya jodoh?

Tapi lagi dan lagi, Bapak mengetes Rama dengan beragam cara. Di mulai dari hafal surah ataupun hadist, beberapa pertanyaan seputar nikah, tanggungjawab suami, poligami dan keharmonisan dalam rumah tangga, intinya Bapak harus tau pemahaman Rama.

Bila hanya niat, Bapak memang cukup kagum tapi tanpa Ilmu? Takkan Bapak sia-siakan putrinya pada orang sembarangan, enak saja!

Dan Rama melakukan beragam seleksi dari Bapak. Setelah itu, Bapak mulai akrab dengan Rama. Bapak langsung menyukai Rama dengan cara pria itu sendiri, baik sikap maupun perkataan Rama.

Belum lagi dengan keempat saudara Umara yang kelewat batas, bahkan Rahmat yang masih mengenakan pakaian putih biru pun turut serta mengetes Rama. Kan Ucul jadi gak tega.

Dimulai dari bang Ammar dengan segala ilmunya, bang Babam dari berbagai praktek, seperti berenang, berlari, pencak silat, memanah, berkuda, mengendarai sepeda motor ataupun mobil, dan lainnya.

Sedangkan Sadam dan Rahmat mengajak Rama untuk pergi ke dokter, melihat ada penyakit serius yang nantinya akan menjerat Umara seperti pecandu narkoba atau beragam penyakit lainnya.

Intinya, semua laki-laki di keluarga Umara mengetes Rama, Apakah Rama pantas bersanding dengan Umara? Padahal nih ya, Umara mah gadis biasa-biasa aja.

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang