7. Umara Skandal

53 39 16
                                    

Setelah aksi penolakan Ucul, tetap aja Ucul akan dibawa oleh Umara. Dan Ucul baru tau sifat Umara yaitu tidak mau dibantah!

Padahal Ucul udah berulang kali mengeong tidak mau, dan seloyoran di tubuh dek Sakina, walaupun pria posesive Teguh selalu menjauhkannya kembali.

Seiring berjalannya waktu, Ucul makin memahami keluarga Umara. Hanya saja, tidak semua Ucul tau apa yang mereka rasakan. Terutama, Ayahnya Sakina, Abang Ammar dan Khairul, serta pria tampan dan idaman. Keempatnya susah ditebak, walaupun Ucul bermetamorfosa menjadi kucing terimut sedunia.

Saat itu, Ucul tidak mau. Bila Umara keras, maka Ucul harus keras. Bila Umara perkataanya tidak mau dibantah, maka Ucul harus menyanggahnya dengan cepat. Umara adalah lawannya.

Tapi, saat melihat kucing cuek itu. Ucul merasa harus punya sekutu. Dan Umara harus dilindungi!

Seperti kata pepatah, 'Musuhku menjadi teman musuhku.' Beruntung Ucul pintar. Coba tidak, sudah pasti Umara akan berteman dengan kucing cuek dan dekil itu. Iyah dekil, bulu hitam begitu aja udah bangga.

'Musuhku menjadi sekutu ku.' Nah, pepatah itu lebih baik. Setidaknya bila kucing cuek itu menyerang, maka Ucul siap mengibarkan bendera perang.

Sebagai seekor betina, Bukankah harus bila kita bergerak demi harga diri? Terutama lawannya kucing cuek seperti zombie, hidup tanpa berkata.

"Meong." "Ikannya yang besar ya, Umara!"

Umara melirik Ucul dalam troli, langkahnya pelan sambil mata melirik ke segala arah. Ucul mendengus, gadis berniaga ini selalu aja berdagang, tidak kenal tempat dan waktu emang.

Nanti, saat waktu sudah menjelang siang atau sore. Barulah gadis itu sadar, dan membeli seperlunya saja. Bukankah Umara membuang waktu saja? Padahal ada banyak kegiatan yang harus dilakukan. Terutama Rebahan!

Uh, punggung Ucul nyeri karena berdiri terlalu lama. Tapi Umara malah biasa aja, walaupun kaki terus melangkah dan tangan mendorong troli. Hebat, Ucul kagum akan tekadnya tapi membenci sikapnya. Astaghfirullah, Tidakkah Umara mengerti, bila Ucul harus memulai pedekate dengan pria jantan nan idamannya Sadam?

Umara memang membuang waktu saja!

Dan lihatlah, Umara hanya melirik tanpa membalas perkataannya. Tidakkah Umara tau sakit yang Ucul rasa?

Sangat sakit, saat kalian ingin memulai obrolan tapi tidak dibalas kembali. Apalagi saat Ucul udah jatuh cinta, tapi sang jantan nan idamannya tidak membalas. Beuh, sakitnya tuh disini!

"Meong." "Umara! Ucul mau ikan yang besar!"

"Iya Cul, sabar ya. Nanti kita ke kamar mandi, tahan dulu." ucap santai Umara tanpa melihat wajah Ucul yang mencoba menahan amarah. Umara mengira Ucul sedang menahan hajat apa?

Astaghfirullah, yang Ucul tahan itu niat untuk menyantap ikan. Bukan membuang hasil olahan perut, enak saja!

Capek-capek Ucul mencari perhatian sama mama Sakina, makan dengan elegan dihadapan sang jantan nan idamannya Sadam dan sekarang, Ucul harus membuang olahan makanan itu? Oh tidak semudah itu, mereka harus menjadi darah. Agar Ucul semakin terlihat menggemaskan.

Pintar kan ide Ucul?

"Cul, menurutmu. Aku harus beli ikan yang besar atau kecil? Besar kan pasti di potong lagi tuh, tapi bila beli yang kecil tidak perlu. Atau beli sekilo aja ya Cul?"

"Meong." "Semua Umara, borong semua!"

"Oke Cul, kita beli ikan yang kecil aja. Terimakasih ya Cul."

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang