19. Dinner

29 20 0
                                    

Ucul diam melihat apa yang akan Ucup lakukan, biarkan saja Ucup melakukan semuanya sendiri.

Ucul ngambek!

Harga diri Ucul terkoyak!

Ucul benci Ucup!

Tapi Ucul cinta, gimana dong?

"Cul, kamu kenapa? Marah sama saya?" tanya Ucup sambil duduk di sebelah Ucul, kaki depan kiri mulai menyentuh kaki depan kanan Ucul.

Marah? Situ gak sadar?!

Bodoh ahk, Ucul males sama Ucup!

"Saya salah apa Cul?" Ucul tetap diam.

"Saya sudah mempersiapkan dinner pertama kita ini Cul, tapi kenapa kamu bersikap seperti ini?" Ucul diam tapi matanya bergilya kemana-mana.

"Saya minta maaf bila ada salah, tapi tolong sampaikan agar saya mampu memperbaiki kesalahan saya Ucul." Secepat itu Ucup meminta maaf, secepat itu juga Ucul memaafkan. Dasar bucin!

"Ucul gak suka di paksa." Ucul diam sebentar sambil menatap menatap meja mini dengan aneka makanan tersaji disana. Ucup mempersiapkan semua itu hanya untuk dirinya, Ucul merona.

Tapi dengan cepat Ucul menggeleng, Ucup harus di tegasin! "Ucul gak suka bila Ucup menarik dengan membawa Ucul dalam gigitan Ucup!"

Ucul berhenti bersua, menetralkan napasnya, "Rasanya gak sakit Cup, tapi Ucul sebagai betina seperti tidak ada rasa malu saat Ucup membawa Ucul seperti itu dalam keramaian!"

Tanpa sadar, air mata menetes dalam kedua mata Ucul. Ucul menangis dalam diam.

Ucup pun yang tidak bisa melihat Ucul begitu, langsung mendekap Ucul dan menangis disana. Seekor jantan, pemimpin kucing liar yang kejam dan tegas menangis hanya karena seekor betina yang buntel.

"Saya minta maaf Ucul, saya marah saat kamu mencintai jantan selain saya. Hampir tiga tahun saya menjaga cinta saya pada kamu, tapi kenapa kamu tidak menjaga cinta hanya untuk saya? Saya kecewa Cul."

"Di tambah kamu ingin pulang disaat saya sudah menyiapkan dinner untuk kita berdua. Kamu tau Cul, saya gak suka di tentang tapi kamu berbeda, dengan menyebut jantan lain, saya gak terima, takkan pernah terima!"

Ucul tergugu, disini bukan hanya Ucup yang salah, tapi juga Ucul. Tak seharusnya Ucul menyebut jantan lain saat bersama dengan Ucup.

Ucul juga salah!

Ucul menangis dan membalas dekapan Ucup, "Maafkan Ucul, Ucul yang salah." Ucup menggeleng tidak terima, "Ucup yang salah, seharusnya menjaga amarah saat bersama Ucul."

Keduanya saling intropeksi dan memeluk dalam kehangatan yang terbagi.

Dalam hubungan, saling terbuka dan jangan egois itu perlu. Bukan hanya menyalahkan satu tapi juga intropeksi pada diri sendiri.

Ucul sadar, inilah makna suatu hubungan.

Ucul menggeliat, sudah bermenit-menit keduanya berpelukan tapi tak kunjung Ucup melepaskan. Tapi Ucup tak memberikan respon, ia masih mendekap Ucul dengan erat.

Ucul mencoba kembali menggeliat dan menepuk kedua tubuh besar Ucup, tapi tak ada respon.

Ucul melihat Ucul yang menutup mata, dengan deru napas yang teratur.

Astaghfirullah!

Ucup tertidur!

Ucul merebahkan dirinya, Ucup yang dalam dekapan Ucul pun ikut merebahkan dan jatuh di tubuh lemak Ucul.

Ucup masih tertidur, Ucul dengan tenang menyingkirkan Ucup di atasnya dan tertidur disampingnya, lalu Ucul masuk dalam tubuh besar Ucup, memeluk dan dibalas pelukan oleh Ucup.

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang