17. Bersamamu

30 22 3
                                    

Setelah adegan drama kucing yang dilakoni Ucul dan Ucup telah berakhir, dengan Umara menjadi sutrada yang menghentikan drama tak layak itu.

Sekarang Ucul rebahan di kasur sambil memandang Ucup yang giat makan, Umara dan Rama yang Ucul tau sahabat Ucup sedang berbincang.

Ah, Ucul kembali memikirkan Pria untuk Umara dulu, akan lebih baik bila Umara bersama Rama. Jadi enak dong Ucul, hidup serumah sama Umara dan Ucup.

Gak perlu pergi hanya karena mengikuti jejak suami dan meninggalkan Umara sang sahabat yang sudah bersamanya.

Atau harus hidup berjauhan dengan sang suami, tapi tetap tinggal bersama Umara.

Ucul tidak mampu memilih.

Umara itu baik, sangat baik. Mana ada manusia baik yang rela menunggu pasien seperti Ucul.

Hanya seekor kucing mungil. Bila kucingnya imut tadi tak masalah, lah ini Ucul banyak kurangnya.

Ntah kenapa Ucul selalu membandingkan dirinya. Apakah pantas bila Ucul bersanding dengan pemimpin kucing liar itu?

Ucul tidak masalah sifat Ucup, yang Ucul masalahkan itu pengagum Ucup.

Ya kali jantan seperti Ucup tidak memiliki betina.

Bila Ucup hanya mencintai Ucul. Tidak mungkin bila betina lain tidak mencintai Ucup.

Ucup itu kucing sempurna. Seekor pemimpin, tinggi, kekar, bola mata indah, perawakan tegas, berani, tangguh, dan setia. Siapa yang tidak mencintai sosok sesempurna itu?

Ah, semenjak tau bila Ucup mencintainya, Ucul semakin takut. Takut bila Ucup meninggalkan Ucul untuk kedua kalinya.

Ucul pernah ditinggalkan begitu saja, rasanya sakit.

Seperti di gores pisau tapi yang sakit bukan tubuh yang digores, melainkan mata karena yang menikam adalah sosok yang kita cinta.

Sangat sakit.

Saat Ucul melamun dan memikirkan perasannya sendiri. Jujur, Ucul bahagia, banget pun. Tapi Ucul juga khawatir di masa mendatang, bila Ucul disakiti, Akankah Ucup bertahan?

Tanpa Ucul sadari bila Ucup sudah berdiri disampingnya, menatap Ucul dengan tajam dan mencoba menelisik raut wajah dan mata yang hampa itu. Apa yang Ucul pikirkan?

Ucup memandang Rama yang menatapnya sedari tadi. Umara dan Rama menatap Ucul dan Ucup, takut-takut bila Ucup tidak mampu menahan nalurinya untuk menerkam Ucul.

Umara bergidik, Ucul itu kucing polos tanpa dosa. Jangan sampai Ucup meracuni Ucul!

Rama mengangguk, lalu mengajak Umara pergi beli minuman. Umara menolak, gadis itu tau aja apa yang ingin Ucup lakukan. Layaknya penjaga dalam lingkaran seorang Bidadari.

Ucul adalah Bidadari bagi anak-anak Ucup kelak.

"Dengar ya Cup. Saya gak peduli kamu teh sahabat bang Rama atau menjadi hero buat bang Babam. Tapi yang harus kamu ingat, jangan menyentuh Ucul! Halalin baru kamu ikat Ucul, selebihnya saya tidak mengizinkannya. Kamu dengar Cup?" Ucup mengangguk menyanggupi permintaan Umara. Umara pergi sambil mengoceh tidak terima, Ah ternyata itu gadis yang dicinta Rama sahabatnya.

Unik tapi penuh dengan kelembutan.

Perhatian namun tidak meninggalkan kesan tegas.

Bang Babam menjuluki Ucup hero. Walaupun dalam keadaan sakit, tapi mampu menolong yang membutuhkan.

Yang bang Babam tidak tau, bila Ucup itu egois dan bucinnya Ucul. Jadi apapun yang dibutuhkan Ucul, pasti Ucup sigap.

Apalagi Ucul dalam keadaan tidak baik-baik saja. Jantan mana yang sanggup melihatnya?

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang