8. Bukan Orang Ketiga

58 38 9
                                    

"Enak Cul? Bagus sekali ya kamu. Aku yang diserang, kamu malah menjadi penonton. Bukannya balas ganas kamu sebagai betina. Ingat Cul, posisi kamu sedang bahaya, jantan kamu mau diambil!"

"Gayamu Cul, sok nolak. Ntar ditatap aja langsung meleleh. Dasar betina. Hari ini bilang gak, besok tingkahnya iya. Ucapan gak seindah tingkah laku."

Ucul masih mengingat dua kalimat yang Umara sampaikan. Satu pertanyaan yang muncul, Salahkah bila Ucul mencintai seorang manusia?

Ucul tidak pernah jatuh cinta, hidupnya terlalu monoton. Tidur, bangun, mencuri makanan manusia, merorong sakit, lanjut tidur, bangun mencuri makanan kembali, dan merorong sakit lagi. Terus begitu, tak pernah berhenti.

Ucul pernah dicintai oleh manusia, tapi Ucul jijik dan benci dengannya. Manusia itu seorang pria, tapi dia sering mempermainkan tubuh Ucul. Memangnya Ucul betina apaan, bisa dipegang gituan.

Terkadang Ucul dihentak oleh mereka, tak segan Ucul disuruh untuk melakukan hal menjijikkan. Sejak saat itu, Ucul benci manusia. Ucul gak mau dekat dengan mereka, mereka tuh lebih kejam dibandingkan setan.

Setan hanya menghasut, masuk neraka itu pilihan manusia. Mau dengar kata setan atau perintah Allah, itu aja. Tapi manusia, udah diberikan akal tapi malah menyalahgunakannya. Seandainya Ucul seorang manusia, akan Ucul basmi manusia-manusia gelo itu!

Ucul suka di sayang, di manja, di belai ubin kepalanya tapi bukan di lecehkan. Ucul juga menjunjung, nikah dulu baru kawin. Enak aja jadi jantan, udah menghamili betina eh malah pergi tak pulang-pulang. Mending ngasih makanan, ini malah keluyuran cari betina lain. Makanya itu, Ucul benci yang namanya Jantan dan Pria!

Tapi, saat pertama kali melihat sang jantan nan idamannya Sadam, Ucul terpesona. Bahkan tubuh Ucul bergetar, jiwa Ucul meronta, dan hati Ucul menginginkan hal yang lebih, yaitu status yang jelas.

Tapi, kali ini Ucul melihat jantan nan idamannya sedang bermain dengan betina lain, ah bukan, mereka makhluk yang sama yaitu manusia. Bedanya, ia wanita dan Ucul betina. Tapi, sama-sama menginginkan sang jantan nan idaman.

Salahkah Ucul?

Ucul gak mau disakiti, Ucul maunya di sayang.

"Assalamu'alaykum kak.." Akhirnya jantannya menghampiri Umara dan Ucul. Ucul mencoba tenang, walau hati berdentum rasa senang sekaligus rasa sakit. Pernahkah kalian merasakannya?

Saat kalian jatuh cinta, saat itulah rasa sakit menghampiri. Salahkah Ucul jatuh cinta?

"Wa'alaykumussalam Warahmatullah.." jawab Umara sambil memberikan tangan kanannya, dan di cium oleh jantan nan idamannya. Bila begini akhlaknya, Bagaimana Ucul mau melepaskannya?

Bukankah betina menginginkan jantan yang baik, karena kelak mereka akan mencetak generasi pejuang Allah.

Tapi, Akankah jantan nan idamannya Sadam mau menerima Ucul?

Kini, Ucul melihat wanita bersama jantannya itu sedang mencium tangan kanan Umara, seperti yang dilakukan sang jantan. Kesannya baik, tapi Apakah tidak ada kesempatan untuk Ucul?

"Kalian darimana, kok berdua?" tanya Umara. Matanya menatap tajam keduanya. "Hehe, tadi reuni sama teman SMP kak. Jadi Inayah adek antar dulu ke depan, biar naik angkutan umum." Sambil menggaruk kuping kirinya, pertanda gugup.

"Oh gitu."

"Apa kabar kak?" Ih, Sok Kenal Sok Dekat nih wanita. Gak lihat apa, ada pemilik dari sang jantan? Eh, emang Ucul udah nikah sama sang jantan? Astaghfirullah!

"Alhamdulillah baik."

"Ih kucing, imutnya..." Ucul geli jadinya. Sesama betina, mengatakan imut? Astaghfirullah! Seandainya sang jantan yang mengatakan Ucul imut, Ucul ridha. Tapi wanita ini, Ucul gak rela!

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang