32. Suasana Baru

11 1 0
                                    

Ucul menggeliat dalam tidur nyenyaknya tapi cahaya yang menembus jendela membuat kucing gembul berwarna orange itu tidak mampu untuk melanjutkan tidurnya.

"Siapa sih yang udah buka jendela? Gak tau apa bila Queen Ucup sedang tidur!" hardiknya pada pelaku yang mengiring kain jendela hingga sinar matahari menyapa.

"Udah bangun? Tadi Ucup yang buka kain gordennya." ujar Ucup santai tanpa memikirkan raut marah di mimik Ucul. "Ih Ucup gak tau apa ya, tadi itu Ucul lagi mimpi nikah sama-" kalimat Ucul terputus dan berniat tidak melanjutkan kalimatnya.

Ya kali harus Ucul beri kode lagi untuk dinikahi sama Ucup, sekali-kali Ucup berjuang dan berkorban dong. Gak malu apa sama betina yang sudah banyak berjuang!

Ucul larut pada pemikirannya tanpa khawatir bila ucapannya tadi memancing rasa posesive seekor jantan seperti Ucup.

Ucup menghampiri Ucul yang masih setia dalam segala halusinasi-nya atau mememikirkan mengenai pernikahan dalam mimpi dengan jantan lain. Oh raiso, takkan Ucup biarkan begitu saja, ferguso!

"Memikirkan pernikahan tak jadi, hm?" tekan Ucup dan menyudutkan Ucul dekat laci hingga terpojok.

Ucul yang masih mencoba menggali mimpi indahnya tersentak dorongan kuat dari Ucup. "Ucup, kenapa?" cicit Ucul saat menatap mimik Ucup yang menggelap marah, tamatlah sudah!

"Tidak memikirkan kesalahanmu?" tekan Ucup dan menatap Ucul tajam. Ucul mengernyit, salahnya? Hello, sepertinya ada yang salah disini.

"Kok Ucul? Kan Ucup yang salah udah mengganggu tidur Ucul dan menghancurkan mimpi indah yang tidak bisa Ucul ingat lagi mimpinya sekarang," ujar Ucul membela diri.

Ucup menggeram marah, "Salahku karena mengganggu tidur nyenyakmu yang sedang berbahagia dengan jantan lain? Oh begitu!"

"Jantan lain? Siapa?" jawab Ucul dengan mimik lugu.

"Siapa? Jadi tadi Ucul menikah dengan siapa? Oh, atau jangan-jangan dengan pria idaman kamu Sadam itu? Dasar betina!"

"Apasih? Kok bawa-bawa pria idamannya Ucul. Dan sejak kapan manusia bisa menikah dengan kucing? Ngaco Ucup!"

"Jadi, siapa yang berani menikahi kamu, hm?" ujar Ucup pelan sambil memajukan wajahnya di sekitar leher kanan Ucul. "Bukan siapa-siapa kok!" jawab Ucul cepat.

"Bukan siapa-siapa ya," Ucul semakin berani dengan memajukan tubuhnya hingga buat Ucul sesak, "Ish awas Ucul mau mandi!"

"Tidak. Ucul tidak akan kemana-mana sampai mengatakan siapa jantan yang berani menikahimu!" tekan Ucup yang dibalas dengusan dan gelengan kepala Ucul. "Apaan sih minggir, Ucul mau mandi"

"Tidak, Ucul kan tau bila ..." kalimat Ucup terputus saat ada suara yang menghentikannya. "Ucup, kamu apain Ucul?"

Selamat!

Ucul selamat!

Ucul menatap Rama dengan penuh haru. Ucup menjauhkan diri dari Ucul tapi tatapannya masih tajam, hingga Ucul merasakan seperti dibidik oleh musuh menggunakan senjata. Aish, seremnya bosque!

"Ucul gih bantuin Umara ya," Dengan cepat Ucul bergegas dan keluar dari ruangan mencekam itu. Kadang Ucul suka heran, kenapa ya bila pria atau jantan memiliki aura yang tidak enak. Lah sebaliknya bila wanita atau betina sedang marah, tidak memiliki aura tuh bahkan Ucup bersikap biasa saja.

Dunia tidak adil untuk kaum betina!

"Jangan terlalu mengekangnya bila kamu tidak mampu mengontrol emosi dalam diri kamu Ucup. Sekarang ayo sarapan," ajak Rama dan sedikit memberikan nasehat pada emosi Ucup yang labil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ucul and FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang