Cowok dewasa dengan sifat yang berwibawa jarang ditemui di kelas-kelas yang penuh anak tengil. Tapi kalian bisa menemukannya di kelas gue. Namanya Aaron Bramastha, tipikal cowok dewasa yang ketangguhannya dapat memikat cewek manapun.
Aaron adalah wakil ketua kelas 11 IPA 1 dengan di ketuai oleh Arvan. Gue sempat bingung saat pemilihan dulu, kok bisa Arvan jadi ketua kelas sedangkan Aaron hanya wakil. Hmm, gue rasa mungkin waktu pemilihan mereka tertukar.
Kalau soal ganteng mah Aaron enggak ganteng-ganteng amat. Tapi lumayanlah dengan modal kulit putih dan tubuh idealnya itu, dia menjadi salah satu cowok bergengsi di sekolah.
Dia ini salah satu anggota Arobes yang diketuai oleh Arif. Arobes itu artinya 'Anti Rusuh Rusuh Klub Debes' yang beranggotakan empat orang. Dua orang lainnya itu Varrel sama Bagas si anak olimpiade sastra.
Dan yang pasti ada saingan nya dikelas yaitu grup PK3 atau 'Perusuh andalan Kelas' yang isinya anak rusuh semua. Mulai dari Galih, Darvino, sama Romi. Gue nggak habis pikir sama kelakuan dua grup itu. Kalau udah war, habislah kelas jadi hancur.
Yah, pokoknya definisi Aaron di kepala gue itu kayak gitu. Orangnya lebih baik dari anak kelas yang lain.
Tapi ternyata gue salah.
Hari itu, gue satu kelompok sama Aaron bersama Nathan, Bagas dan Anita. Tapi katanya Anita lagi sakit jadi gak bisa pergi ke rumah Aaron buat kerja kelompok.
Aaron udah ngasih flashdisk waktu di sekolah, katanya biar gue aja yang nyimpen, juga biar gue bisa ngerevisi beberapa bab yang udah dia copas, tapi gak gue buka sampai hari kerja kelompok.
Pas hari kerja kelompok, gue datang ke rumah Aaron sekitar jam dua. Nathan sama Bagas belum datang, biasalah mereka pada ngaret. Tapi kata mamanya, Aaron masih di luar. Jadi gue di suruh masuk dulu oleh mamanya Aaron.
"Kamu masuk dulu aja ke kamar, gak apa-apa kok," suruh mama Aaron saat gue tiba di depan kamarnya.
Gue mengangguk dan langsung masuk. Gue melihat kamar Aaron rapi banget, dengan dinding yang bernuansa biru tua membuat mata gue jadi adem.
Gue berjalan menuju meja belajarnya Aaron untuk pinjam laptop dia buat buka file yang belum sempat gue revisi. Tapi gue mendadak terkejut saat mendapati sesuatu kayak buku agak tebal di atas mejanya.
Hampir aja gue melompat setelah mengecek kalau yang gue pegang itu beneran ...,
"I-ni album?"
"INI ALBUM RED VELVET SUMMER MAGIC YANG LIMITED EDITION?!"
Gue menutup mulut gak percaya. Kok bisa sih, Aaron punya album Red Velvet? Tapi gue langsung menggeleng, masih perusaha berpikir positif. Mungkin album ini punya Risa, adik perempuannya Aaron.
Gue melanjutkan kerjaan dengan meminjam—sebenarnya tanpa izin, laptop yang tergeletak rapi disamping tumpukan buku.
"Ron, pinjam bentar ya," batin gue.
Setelah menyambungkan flashdisk ke laptop, gue mulai mencari file yang kata Aaron judulnya itu 'Budaya Indonesia' di folder paling atas. Tapi yang gue temukan hanyalah setumpuk video gak jelas.
"Kok vidio, bukan dokumen?" tanya gue heran.
Karena gue tipikal orang yang mudah penasaran, jadi gue buka salah satu video paling atas. Mata gue seketika melotot tak percaya dengan tangan berusaha menutup mulut yang sudah menganga lebar.
Pliss, bilang sama gue kalau itu bukan Aaron. PLISS!
Kalian tahu? Itu sama sekali bukan sosok Aaron yang gue kenal selama ini. VIDEO ITU ISINYA AARON LAGI NGE DANCE KPOP?
Gue geli aja gitu lihat orang yang selama ini sangat teladan ternyata ya ampun, gak tahu gue mau ngomong apa lagi.
Enggak masalah sih kalau dia cuma ngecover dance NCT, EXO, ataupun BTS. Ini gue lihat ada cover dance nya RED VELVET JUGA! BISA BAYANGIN KAN GUE LIHATNYA MAU MUAL.
Sekarang gue masih penasaran sama folder yang satunya lagi, yang kebetulan muncul saat gue berkelana menjelajahi tarian yang dibuat oleh Aaron dan saat gue buka isinya banyak banget foto Irene Red Velvet.
EH, APA SI AARON INI KPOPERS JUGA?
Saat gue lagi asik lihat-lihat foto Irene, tiba-tiba Aaron buka pintu tapi lebih tepat seperti di dobrak, membuat gue terkejut dan hampir aja mengumpat. Gue langsung noleh ke dia dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan
"Elo?" kata gue sambil menunjukkan mini album tadi.
Aaron tersentak lalu menatap gue pasrah.
__________________________________.
Sejak saat itu, gue sama Aaron jadi makin akrab karena kami sama-sama Kpopers.
Lumayanlah gue dapet satu teman dikelas yang hobinya sama kayak gue. Tapi gue masih heran aja gitu sama Aaron, enggak nyangka.
"Ron, sejak kapan lo begini?" tanya gue saat main lagi kerumah dia.
"Udah lama, Sha," jawab Aaron yang masih fokus streaming.
"Apa ada orang yang tahu selain gue?" kata gue yang sibuk ikut nonton juga. Lumayan kan streaming gratis.
"Enggak ada, cuma lo doang. Jadi gak usah bilang sama siapa-siapa oke?"
"Dih, malu ya Ron?" Gue terkekeh, lalu beranjak mengambil minuman diatas meja belajar Aaron.
"Ya iyalah Sha. Nanti image gue anak baik-baik ini luntur," ucapnya sedikit memelas.
"Halah," kata gue balik dan kembali fokus streaming sama Aaron.
"Habis ini kita streaming Red Velvet ya Sha? Kangen gue lihat muka Irene," tanya Aaron polos, berharap.
"Terserah."
Gue masih agak geli untuk menerima kenyataan kalau Aaron itu aslinya begini, kan kasihan dengan orang-orang yang suka sama dia.
Ya tapi gue enggak bisa ngejek Aaron karena gue sendiri satu golongan sama dia. Jadi, terserah Aaron lah.
Kadang gue suka jahil sama Aaron kalau lagi di kelas. Saat dia lagi diem duduk manis enggak banyak ulah, gue putar lagu Red Velvet di dekat telinga Aaron.
Bisa ditebak kan apa yang terjadi. Si Aaron enggak tahan dengarnya, tangan sama kakinya gerak-gerak sendiri mengikuti irama musik.
"Matiin Sha!" perintah Aaron sambil menutup telinga.
"Enggak mau," kata gue tertawa lebar.
"Sini matiin Sha!" kali ini Aaron berusaha mengambil ponsel gue.
"Kalo mau joget ya joget aja Ron. Gak usah malu-malu," kata gue beranjak lalu berjalan pergi meninggalkan Aaron yang sedang mengumpat dalam hati.
"SIAL LO SHA!" teriak Aaron keras. Gue yang udah diluar kelas tertawa geli melihat tingkah Aaron.
"Kenapa lo ketawa sendirian gitu? Gila ya?" celetuk Arvan yang tiba-tiba lewat di depan gue.
Gue menatap Arvan dengan tatapan mengumpat, lalu balik masuk kelas.
DASAR BUNGLON, ENGGAK BISA YA SEHARI AJA GAK GANGGU GUE?
Emm..
Gatau mau bilang apa hee:)
Lagi gabut aja jadi yahh giniTerimakasih untuk yang mau baca
Saya enggak maksa untuk ngevote
Kalo kalian gak mager buat tekan tombol vote ya tekan aja
Biar nambah pahalanya hehe:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Goodboy VS Fakboy
Fiksi RemajaIni Gue Siswi paling pemalas nan mageran yang entah kenapa bisa terseret masuk ke dalam kelas penuh orang genius dan berbakat. INI GIMANA CERITANYA WOY?! ***** 11 IPA 1, kelas berisi orang-orang dengan kasta yang berbeda. Dari anak olimpiade astro...