Enam

172 27 13
                                    

Calista sedang mengatur pertemuan Natasya dengan Jeffrey. Mumpung hari ini weekend, Calista mengajak Jeffrey untuk berlari pagi di sekitar taman Cendana. Calista memilih taman itu karena lokasinya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, mudah untuk dijangkau. Calista juga tau kalau Jeffrey sering lari pagi di taman sekitaran sana. Jadi, sudah pasti Jeffrey akan ikut berlari pagi bersama dengannya.

Natasya tidak menolak ide dari Calista karena dirinya juga jarang berolahraga. Jadi, sekalian saja berolahraga ditemani oleh lelaki tampan.

Calista menghubungi Natasya untuk menanyakan keberadaannya sekarang. “Sya, udah di mana?”tanyanya.

“Gue udah di taman,” jawab Natasya.

“Gue tadi udah tanya ke Jeffrey, dia bilang bentar lagi sampai,” ucap Calista memberitahukan pada sahabatnya.

“Oke.”

“Sesuai rencana, nanti lo pura-pura aja engga tau kalau dia juga di sana. Terus kalau dia tanya gue di mana, lo bilang aja engga tau,” ujar Calista mengingatkan kembali pada Natasya agar tidak lupa.

“Siap, Bos.”

Calista mematikan sambungan telepon dengan Natasya. Sambil menunggu kabar dari sahabatnya, Calista melanjutkan kembali tidurnya yang tertunda.

---

Seorang gadis tengah duduk sendirian di pinggiran taman yang mana memang disediakan kursi panjang untuk mereka bersantai. Gadis itu, Natasya, melihat ke kanan-kiri menunggu seorang lelaki yang sudah memiliki janji dengan sahabatnya. Natasya memicingkan mata melihat dari kejauhan Jeffrey tengah berlari seorang diri. Agar rencananya tidak terbongkar, Natasya pura-pura berlari dengan berlawanan arah, sesuai skenario seakan-akan mereka dipertemukan secara tidak sengaja.

Natasya sudah tepat berada di samping Jeffrey. Ia berharap Jeffrey akan menegurnya. Akan tetapi, tidak sesuai ekspektasi, Jeffrey tidak menegurnya dan terus berlari tak acuh pada sekitarnya. Natasya menghela nafas. Ia memutar otak memilih rencana lain—rencana yang tidak diketauhi oleh Calista. Yang mana rencana ini Natasya akan menegur Jeffrey terlebih dulu dan mengajaknya untuk berlari bersama. Natasya melanjutkan larinya memutari taman. Di saat jaraknya dengan Jeffrey sudah dekat, Natasya melambaikan tangan ke arah Jeffrey.

Jeffrey mengerutkan dahi bingung. Ia pikir gadis itu melambaikan tangan kepada siapa? Apakah pada dirinya? Atau orang lain? Jeffrey tidak ingin terlihat malu kalau nantinya ia membalas lambaian gadis itu. Akhirnya, Jeffrey hanya diam tidak menanggapi lambaian gadis yang ada di sana.

Natasya mendengus kesal. Lagi-lagi Jeffrey mengabaikannya. Kebetulan jarak ia dan Jeffrey sudah dekat, Natasya pun memanggil Jeffrey.

“Hai, Kak Jeffrey,” panggil Natasya tepat di depan Jeffrey.

Jeffrey mengerutkan dahi bingung. Siapa gadis yang menyapanya? Seingatnya ia tidak kenal dengan gadis itu.

Natasya tersenyum ke arah Jeffrey. “Kakak lari pagi juga?” tanyanya.

Jeffrey tidak menanggapi ucapan Natasya. Ia masih mengingat-ingat gadis yang ada di depannya. Sekelabat bayangan Calista muncul di otaknya. Ah, dia baru ingat gadis yang ada di depannya ini adalah sahabat Calista. Setelah tau siapa gadis itu, Jeffrey sedikit menyesal. Pasalnya kenapa dirinya malah diam di tempat melainkan tidak melanjutkan kembali lari paginya.

Natasya kembali bertanya pada Jeffrey. “Kak Jeffrey lari pagi juga?”

Jeffrey hanya menganggukkan kepala. Jeffrey ingin melanjutkan larinya, seketika ia ingat bahwa dirinya sudah janjian dengan Calista. Jeffrey menolehkan ke kanan dan kiri mencari Calista, tetapi orang itu tidak ada.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang