Tujuh

135 24 17
                                    

Setelah pertemuannya dengan Jeffrey kemarin di taman Cendana, Natasya menjadi semakin gencar untuk mendekati pria itu. Bahkan Natasya sering mengirimkan chat sekadar menanyakan keadaan dan mengingatkannya untuk makan.

Seperti yang dikatakan Calista semalam, hari ini Jeffrey ada jadwal pagi. Jadi, sekarang—saat jam makan siang—ia sudah bertengger di kantin fakultas.

Natasya senang karena tepat jam makan siang ini jadwalnya sudah selesai. Gadis itu langsung berkunjung ke kantin fakultas manajemen. Matanya mencari-cari sosok lelaki yang memiliki postur tubuh yang menurutnya sangat sempurna. Setelah dirasa tepat sasaran, Natasya langsung menghampiri lelaki itu. Natasya tersenyum ke arahnya. Saat ingin mendudukkan bokongnya di kursi sebrang, ia mendapatkan tatapan tajam dari lelaki itu.

Lelaki itu menatap tajam padanya. Ia kesal karena gadis itu masih saja mengikutinya. Saat dirinya ingin menyuapkan makanan ke dalam mulut seketika langsung dibatalkan. Nafsu makannya menjadi hilang karena gadis di depannya.

"Lo ngapain lagi, sih?" tanya Jeffrey dengan nada yang sedikit meninggi.

Natasya terkejut dengan ucapan Jeffrey yang terkesan ingin memarahinya. Akan tetapi, ia tidak takut melainkan tersenyum manis padanya.

Jeffrey jengah dengan tingkah gadis itu. Ia pun pergi meningalkan gadis itu mencari tempat lain yang jaraknya tidak jauh dari meja sebelumnya.

Gadis yang ada di depannya mendengus kesal melihat Jeffrey meninggalkan dirinya. Ia berdiam diri menunggunya menyelesaikan makan. Gadis itu mungkin tau lelaki itu ingin menyelesaikan makannya terlebih dulu dan tidak ingin diganggu. Sambil menunggunya, ia memesan makanan dan menikmati makan sendirian tanpa ada orang lain di sekitarnya. Gadis itu melihat pria yang memiliki lesung pipi beranjak ingin pergi, ia pun bangkit dari duduknya. Lalu, mengekori di belakangnya.

Jeffrey merasa dirinya tengah diikuti, ia langsung menolehkan ke belakang seraya mencari tau orang yang mengikutinya. Ia menghela napas berat, lagi-lagi gadis itu yang mengikutinya. Jeffrey jengah dengan kelakuan gadis itu dan menariknya menjauh dari area kantin. Saat dirasa sudah tidak ada orang yang berlalu lalang, Jeffrey menghempaskan tangan gadis itu ke udara dengan sekuat tenaga.

Natasya reflek langsung memegangi tangan. Ia merasa tangannya seperti akan melayang jauh terpisah dari tubuhnya.

Jeffrey memandang gadis yang ada di depannya sangat tajam. "Mau lo apa, sih?" tanyanya dengan emosi yang menggebu-gebu.

Natasya menghela nafas sejenak. Ia memikirkan jawaban yang tepat agar emosi Jeffrey tidak menjadi-jadi. "Tasya cuma mau deket aja, kok, sama Kak Jeffrey," jawabnya sembari menundukkan kepala tidak berani menatap Jeffrey.

"Deket?" ulang Jeffrey memandang Natasya sinis.

"Iya, deket. Boleh, kan, Kak?" tanya gadis itu memastikan.

"Lo mau deket sama gue kayak Calista?" tanya Jeffrey. Matanya tidak lepas menatap ke arah gadis yang menundukkan kepalanya.

Natasya menganggukkan kepala seraya tersenyum memandang Jeffrey.

Jeffrey tersenyum miring. "Oke. Tapi lo harus kuat sama sikap gue," ujarnya lalu pergi meninggalkan gadis yang merangkap jadi sahabat temannya.

Natasya mendengus kesal. Harusnya tadi ia tidak mengiyakan ucapan Jeffrey yang bisa dekat seperti Calista. Gadis itu sedikit menyesal. Ia memandang kepergian Jeffrey. Lalu, memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

---

Natasya berada di minimarket untuk membeli ice cream dan coklat. Mood-nya sedang tidak baik. Jadi, ia memutuskan untuk menenangkannya dengan coklat dan ice cream. Gadis itu berada di rak penyimpanan coklat. Ia mengambil lima buah coklat; dua rasa coklat dan tiga rasa green tea.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang