Sinar mentari pagi yang cerah membuat lelaki berlesung pipi itu terlihat berseri-seri wajahnya. Kala senyuman yang menghias di bibir membuat lelaki itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Mungkin mood-nya lagi baik makanya sedari tadi ia tampak bersemangat saat mengendarai mobil. Tiba di kampus, ia melangkah menuju kelas. Di persimpangan jalan dirinya bertemu dengan temannya. Seperti biasa pasti dia selalu menyapanya.
”Kiw, kiw, serius amat jalannya, Pak,” ledek Calista.
Lelaki itu tidak menanggapi ucapan temannya. Ia pura-pura tidak mendengar dan berjalan tanpa melihat ke arahnya.
“Sombong, nih, anak Pak Pradipta.”
“Bacot, Cal.”
Satu kali ucapan dari mulut Jeffrey membuat gadis itu mengelus dada tidak habis pikir dengan kelakuannya.
“Awas, lho, jangan minta bantuan sama gue.” Calista pergi dari sana menuju ruang kelas.
Jeffrey tetap saja tidak menggubris ucapan temannya. Ia berjalan santai menuju ruang kelas. Entah mengapa setiap bertemu dengan temannya ia menjadi terlihat tidak santai malah terkesan sangat cuek. Padahal tadi saat berangkat menuju kampus mood-nya sedang baik, mungkin temannya ini membawa pengaruh buruk terhadap suasana hatinya.
---
Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Lelaki itu telah selesai mengikuti pelajaran di kelasnya. Saat ini ia ingin menanyakan keberadaan calon gadisnya. Jemarinya bergerak di ponsel mencari kontak Natasya. Saat sudah ketemu, ia langsung menelepon. Di dering ketiga teleponnya baru terangkat.
“Nat, di mana?”
“Di kampus, Kak. Kenapa?” gadis itu bertanya balik.
“Udah selesai?”
“Udah, kok. Aku baru mau ke sana.”
“Aku engga tanya,” ujar Jeffrey terkesan datar padahal ia sedang menahan senyum.
“Ya udah.”
Terjadi keheningan di antara mereka. Gadis itu ingin menutup sambungan telepon, tetapi ia tidak enak mengingat Jeffrey yang meneleponnya. Ia pun bersua. “Kak, aku tutup, ya?”
“Oke. See you.”
Sambungan telepon terputus. Di sana Natasya terkejut dengan kata terakhir dari Jeffrey.
“Dia kenapa, sih? See you, see you, giliran ketemu cuek. Dasar ganteng-ganteng nyebelin,” gumamnya.
---
Saat ini Jeffrey tengah berada di kantin fakultas seorang diri. Temannya masih ada matkul. Jadi, ia hanya makan sendiri sambil menunggu calon gadisnya yang katanya ingin ke sini.
Dari arah kejauhan seorang gadis tengah berjalan menuju meja yang ditempati oleh seorang pria yang duduk sendirian di sana. Ia tersenyum kecil melihat gebetannya tengah menikmati makan siang. Tanpa berlama-lama ia langsung menghampiri lelaki itu.“Kak Jeffrey,” panggilnya sembari mendudukkan bokong di kursi sebrang Jeffrey.
Orang yang dipanggil mendonggak. Tak lama ia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Lelaki itu melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda.
Natasya yang melihat itu merasa sesak, pipinya memerah. Kenapa sih, bikin orang jantungan, batinnya.
“Engga makan?” tanya Jeffrey.
Natasya masih belum sadar dengan pertanyaan dari Jeffrey. Ia masih sibuk mengontrol detak jantungnya.
“Hei, kamu engga makan?” tanya Jeffrey lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Met With You | Jaehyun ✔️
Novela Juvenil[Graduation Challenge Hallo Author] [Completed✔️] Setelah putus, Natasya tak ingin lagi mengenal yang namanya cinta. Namun, pertemuan dengan Jeffrey merubah pendiriannya. Natasya mencoba mendekati, tetapi sikap Jeffry seolah tidak peduli dengan keha...