Sinar mentari pagi bersinar terang masuk ke dalam kamar gadis melalui celah gorden. Gadis itu terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Matanya melihat ke arah jam yang terletak di dinding kamar menunjukkan pukul enam pagi. Gadis itu menggeliat merentangkan otot dalam tubuh. Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul, ia melangkah ke kamar mandi membersihkan tubuh. Selama setengah jam ia berada di kamar mandi. Akhirnya, selesai juga. Ia mengambil ponsel di nakas untuk melihat, apakah ada balasan dari gebetannya? Ternyata tidak ada sama sekali chat yang masuk. Ia mendengus kesal. Lalu, keluar kamar menuruni anak tangga menuju dapur membuat sarapan.
Nasi yang semalam masih banyak. Jadi, ia ingin membuat nasi goreng. Sambil memasukkan kecap ke dalam wajan, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Ia mengecilkan api dan keluar menuju pintu gerbang. Dibukanya pintu gerbang, yang datang adalah sahabatnya.
Calista tersenyum. “Sya, nanti berangkat sama gue aja, ya!” pintanya.
Gadis itu mengangguk dan menyuruh sahabatnya masuk. Ia melanjutkan kembali kegiatan memasaknya. Setelah makanan itu matang, ia meletakkan di atas piring; satu piringnya dan satu lagi untuk Calista.
“Wah, enak, nih. Kebetulan banget gue belum sarapan.”
“Makan, gih. Sekali-kali makan makanan yang gue buat.”
Calista mengambil satu sendok dan menyuapkannya ke dalam mulut. Ia menikmati makanan buatan sahabatnya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Kedua gadis itu tengah bersiap-siap menuju kampus. Keduanya pergi menaiki mobil milik Calista. Selama kurang lebih satu jam di perjalanan. Akhirnya, mereka tiba di kampus. Tak lupa Calista pergi mengantar sahabatnya ke fakultasnya lebih dulu. Lalu, ia berbalik menuju parkiran kampusnya.
---
Natasya baru ingat bahwa hari ini ia ingin ke mall membeli liptint dan juga bedak. Akan tetapi, ia lupa kalau tadi pagi berangkat bersama Calista dan tidak membawa mobil. Ia keluar dari ruang kelas menuju Fakultas Manajemen untuk menghampiri sahabatnya. Seperti biasa gadis itu pasti akan menunggunya di kantin. Matanya mengedarkan pandangan ke sekeliling melihat banyak orang yang berlalu lalang di sana. Tak sengaja netranya melihat sosok lelaki yang semalam mengirimkan audio untuknya.
Lelaki itu berjalan santai menghampiri Natasya. Ia mendudukkan bokongnya di kursi sebrang.
“Hai,” sapanya.
Natasya membalas sapaan lelaki itu dengan tersenyum manis.
“Sendiri?” tanya Jeffrey.
“Iya, Kak. Aku lagi nunggu Calista, sih.”
“Makan aja dulu. Mau dipesenin?”
“Ehm, boleh, deh.”
Gadis itu mengambil selembar uang di dalam dompet, saat ingin menyerahkan pada lelaki di depannya, dia sudah tidak terlihat. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok lelaki berlesung pipi itu. Netranya melihat lelaki itu tengah mengantri di tempat penjual bakso. Pikirnya, mungkin ia akan memberikan uang itu nanti saat Jeffrey sudah balik ke tempatnya lagi.
Jeffrey datang membawa dua mangkuk bakso di tangannya. Lalu, memberikan mangkuk satunya pada gadis itu.
“Eh, makasih, Kak.” Natasya ingin memberikan selembar uang pada Jeffrey, tetapi lelaki itu menolak.
“Udah, dimakan, gih,” suruhnya.
“Tapi, Kak. Aku engga enak dari kemarin kakak terus yang bayar,” ujar Natasya sedikit tidak enak.
“Engga apa-apa. Santai.”
Natasya mengangguk. Lalu, ia menyuapkan satu sendok bakso ke dalam mulut. Selama satu jam ia menunggu Calista, tetapi temannya itu tak kunjung datang. Sampai-sampai ia telah membeli dua botol minuman lagi, sahabatnya itu masih juga belum terlihat. Ia mendengus kesal. Matanya melirik sosok lelaki di depannya berniat meminta bantuan pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Met With You | Jaehyun ✔️
Fiksi Remaja[Graduation Challenge Hallo Author] [Completed✔️] Setelah putus, Natasya tak ingin lagi mengenal yang namanya cinta. Namun, pertemuan dengan Jeffrey merubah pendiriannya. Natasya mencoba mendekati, tetapi sikap Jeffry seolah tidak peduli dengan keha...