Delapan Belas

127 21 12
                                    

Double up!

“Sya, udah selesai acaranya?” tanya Calista heran melihat kedatangan sahabatnya. Pasalnya sekarang baru pukul delapan malam mana mungkin acara hanya diadakan satu jam.

Gadis itu menghela napas berat dan tidak menjawab pertanyaan sahabatnya. “Gue ke kamar dulu, Cal.”

Calista terlihat bingung dengan raut wajah Natasya yang terlihat tidak bersahabat. Pikirnya, mungkin sedang terjadi sesuatu saat di acara party tadi. Ia memilih melanjutkan kembali menonton drama Korea di ruang tengah dan tidak ingin ikut campur dulu dengan sahabatnya.

Di dalam kamar, Natasya tengah memandangi foto Jeffrey─yang secara diam-diam diambil─di ponselnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi dan wanita yang mengenal lelaki itu. Ia gelisah dan matanya tidak bisa diajak untuk terlelap. Ia memutuskan mendengarkan musik ballad milik Heize yang berjudul Didn’t Know Me. Sambil menghayati lagu itu tak terasa matanya mulai mengantuk. Tanpa sadar gadis itu sudah tertidur.

Saat ini jam sudah menunjukkan tepat pukul tengah malam. Calista masih setia di ruang tengah. Padahal sedari tadi mulutnya terus menguap. Namun, sebentar lagi drama yang ia tonton akan selesai. Ia merasa sudah tidak kuat lagi. Akhirnya, mau tak mau ia menjeda video itu dan melanjutkannya besok. Ia merapikan gelas dan bungkus cemilan yang ada di atas meja. Setelah itu, beranjak menuju kamar tamu mengistirahatkan tubuh di sana.

---

Mentari pagi bersinar cerah menghiasi bumi. Natasya masih mengantuk, dan ia melanjutkan kembali tidurnya. Namun, suara dari perutnya berbunyi menandakan lapar. Dari semalam memang perutnya belum terisi makanan karena menurutnya di party Johnny ada makanan. Jadi, ia lebih memilih makan di sana. Akan tetapi, belum sampai acara selesai ia sudah ditarik Jeffrey untuk pulang karena ada masalah. Seakan-akan gadis itu teringat lagi dengan kejadian semalam. Sebenarnya ia mengkhawatirkan lelaki itu, tetapi ia tidak berani hanya sekedar bertanya melalui chat maupun meneleponnya.

Ia melangkah menuruni anak tangga menuju dapur membuat sarapan. Dibukanya lemari penyimpanan makanan hanya ada sebungkus roti yang masih terbungkus rapat. Gadis itu mengambil beberapa roti dan mengoleskan selai dengan berbagai macam rasa; coklat, kacang, dan stroberi. Selama lima belas menit ia berkutat di atas kompor. Akhirnya, roti bakar buatannya selesai untuk dihidangkan. Ia menatanya di atas piring. Lalu, membawanya ke meja makan.

Sambil menunggu dingin, ia beranjak dari dapur menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh terlebih dulu. Selesai itu, ia kembali ke meja makan menikmati roti bakar buatannya. Baru saja tiba di tangga kedua dari terakhir, di meja makan terlihat seseorang tengah melahap makanan buatannya. Ia buru-buru turun dan menghentikan acara makan dari sahabatnya.

“Cal, jangan lo abisin semua roti bakarnya. Gue laper,” ucap Natasya sembari menarik piring yang masih tersisa dua potong roti bakar.

“Eh, sorry, Sya. Masih ada kok ini.”

“Gila! Gue cuma disisain dua doang?!” pekik Natasya terkejut melihat piring yang baru saja ia tarik.

Calista hanya cengegesan tidak tahu diri. “Mau gue bikinin lagi?” tanyanya.

Natasya menggeleng. “Cukup.”

Calista tahu pasti sahabatnya ini tengah merajuk. Ia pun membujuknya. “Jangan ngambek. Gue beliin lontong sayur, deh. Gimana?”

No.”

“Oke. Gue berangkat.” Calista pamit meninggalkan sahabatnya yang terdiam sembari memakan roti bakar.

Tak lama sekitar lima belas menit, Calista datang membawa tentengan kantung plastik yang berisi dua bungkus lontong sayur.

“Yuhu. Gue pulang,” ucap Calista sembari melangkah ke meja makan. “Nih. Dimakan, Beb,” suruhnya.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang