Sembilan

129 22 13
                                    

Setelah pulang diantar Jeffrey, Natasya buru-buru ke kamar untuk menelfon sahabatnya. Seakan sudah hafal pasti sahabatnya itu lama mengangkat telfon. Akhirnya, ia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Gadis itu tengah menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri. Orang tuanya masih sibuk di negeri orang. Sudah hampir tiga bulan ia ditinggal kedua orang tuanya membuat dirinya menjadi anak yang mandiri. Akan tetapi, terkadang ia butuh teman di rumah. Terkadang ia memilih singgah di rumah sahabatnya agar tidak terlalu bosan. Makanan buatannya sudah siap untuk dihidangkan. Ia menempatkan di atas piring dan meletakkan di meja makan. Gadis itu menikmati makannya dalam diam. Tak terasa makanan yang ada dalam piringnya habis. Ia beranjak dari duduknya menuju tempat cucian piring mencuci peralatan yang tadi habis dipakai.

Selesai itu, ia menuju kamar. Dering ponsel miliknya berbunyi, Calista yang menelfon. Ia mengangkat panggilan dari sahabatnya.

Kenapa, Sya?” tanya sahabatnya.

“Kebiasaan. Gue udah nungguin dari tadi,” omel Natasya pada sahabatnya.

Bukannya lo tau rutinitas gue kalau sore lagi mandi? Makanya gue engga angkat telfon.” Calista memperingatkan kembali sahabatnya.

“Iya-iya.”

Oh, iya, tadi lo pulang sama Jeffrey, ‘kan?” tanya Calista.

“Kok bisa, sih, dia yang datang?” tanya Natasya penasaran.

Dia lagi kemasukkan kali. Otaknya agak konslet makanya mau anter lo,” jawab Calista sembari menjelek-jelekkan temannya.

“Gue kaget sumpah!”

“Bukannya lo seneng?"

“Iya, sih. Tapi, kan, gue kaget gitu. Coba lo bilang dari awal kalau dia yang datang. Paling gue engga akan kaget.”

Kalau Jeffrey suka sama lo … gimana, Sya?” tanya Calista serius.

“Baguslah. Cinta gue engga bertepuk sebelah tangan, dong,” jawab Natasya sembari tersenyum senang.

Ada yang mau disampaikan lagi Ibu Natasya?

Natasya mendengus kesal dengan kelakuan Calista.

“Kenapa, sih? Lo mau matiin telfon?”

Iya, nih. Gue mau tidur, ngantuk Mbak,” ucap Calista sembari menutup mulutnya sehabis menguap.

“Ya udah. Tidur sana,” suruh gadis itu pada sahabatnya.

Selamat bersenang-senang. Awas engga bisa tidur.” Calista meledeknya sembari tertawa terbahak-bahak.

Natasya mendengus kesal, lalu mematikan sambungan telefon. Gadis itu mengambil laptop─di dalam lemari─membuka dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya.

---

Sudah hampir tiga jam Natasya mengerjakan tugas yang diberikan dosennya. Matanya mengantuk mengajaknya untuk beristirahat. Jam menunjukkan pukul sebelas malam, ia masih berkutat dengan layar berbentuk persegi panjang yang menampilkan tulisan dalam slide. Ia beranjak menuju dapur membuat secangkir kopi hitam agar matanya dapat diajak bekerja sama. Setelah meminum kopi hitam, ia melanjutkan kembali pekerjaan yang tertunda. Natasya melihat jam yang ada di layar laptop sudah menunjukkan tengah malam. Tugasnya sebentar lagi akan selesai. Ia mengerjakan dengan cepat. Sampai akhirnya jam tepat di angka satu dini hari, gadis itu selesai dengan kegiatan rutinnya.

Gadis itu merapikan barang-barang yang ada di meja; laptop, buku, dan ponsel. Setelah selesai, ia menuju toilet─mencuci muka dan wajah─dan pergi ke atas kasur merebahkan tubuhnya di sana. Tak lama matanya sudah terpejam.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang