Tiga Belas

136 27 18
                                    

“Cal, lusa temenin gue cari buku, yuk!” ajak Natasya pada sahabatnya.

“Mau beli novel, ya?” Calista tersenyum meledek.

“Sok tahu. Gue mau beli buku tentang kesehatan, sih.”

“Gue taunya lo pecinta novel. Makanya gue ngira lo mau beli novel.”

“Bisa, kan?”

“Hmm, lusa, ya?” Calista meletakkan jari telunjuk di dagu seperti orang tengah berpikir.

Sembari menunggu jawaban dari sahabatnya, ia mengambil es batu dalam gelas dan dimasukkan ke dalam mulut.

“Lusa kayaknya engga bisa, deh,” ujar Calista.

Natasya menghadap ke arah Calista sembari memegang lengannya. “Ayo dong temenin!”

“Lusa bunda pulang. Gue engga boleh pergi kalau ada bunda di rumah,” jelas Calista.

Natasya mengubah raut wajah menjadi sedih. “Kalau besok?” tanyanya.

“Besok jadwal gue siang. Jadi, gue pasti pulang sore.” Calista memperlihatkan sederatan giginya yang putih.

“Sok sibuk,” cibir Natasya.

“Ajak Jeffrey.” Calista memberikan usul pada sahabatnya.

Natasya memutar bola mata malas. “Mana mau dia. Gue aja dicuekkin mulu,” ujarnya sedikit kesal.

“Entar gue yang bilangin, deh.”

“Engga enak gue minta bantuan sama lo mulu.” Gadis itu merasa tidak enak dengan Calista karena ia selalu meminta bantuan darinya.

“Santai,” Calista merapikan laptop yang ada di atas meja. “Udah selesai?” tanyanya.

“Udah. Ayo, pulang!”

Keduanya sudah selesai mengerjakan tugas di cafe. Mereka memanfaatkan Wi-Fi yang ada di sana. Keduanya sibuk merapikan semua peralatan yang ada di atas meja. Lalu, ke parkiran menuju mobilnya masing-masing.

---

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Natasya tengah memandang ponsel yang menampilkan roomchat dengan Jeffrey. Saat ini ia bingung, apakah akan mengajak Jeffrey melalui ajakannya sendiri atau melalui bantuan Calista? Ia terus memaksa otaknya untuk berpikir. Lama-lama ia menjadi pusing sendiri. Akhirnya, dengan keberanian dan kenekatan dirinya, ia langsung menuliskan pesan pada Jeffrey.

Natasya
Kak Jeffrey
Kak

Sudah hampir setengah jam gadis itu menunggu balasan, tetapi tetap tidak ada balasan. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Ia menghela napas. Daripada memikirkan chat-nya yang tidak kunjung dibalas, ia memutuskan untuk ke dapur mengambil segelas air dingin dan cemilan. Saat sampai di pintu, dering ponselnya berbunyi. Ia buru-buru masuk ke dalam kamar. Cemilan yang ada dalam genggamannya dibuang begitu saja ke lantai. Untungnya ia masih ingat tidak menjatuhkan gelas beling─yang berisi air dingin─ke lantai. Ia langsung mengambil ponsel di nakas. Dilihatnya ada balasan chat dari Jeffrey. Gadis itu tersenyum senang.

Kak Jeffrey
Ada apa?

Besok ngampus jam berapa, Kak?

Kak Jeffrey
Kenapa?

Gadis itu mendengus kesal. Sering sekali lelaki itu bukannya menjawab pertanyaannya malah balik mengajukan pertanyaan.

Jawab dulu, sih, Kak.

Kak Jeffrey
Kepo banget.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang