Tujuh Belas

116 20 16
                                    

Ting Tong… Ting Tong…

Seorang gadis memainkan game ponsel berdecak saat bel rumah berbunyi membuat permainannya gagal. Ia bangun, melangkah ke gerbang membuka pintu mencari tahu siapa yang datang. Setelah dilihat, orang itu adalah teman seperjuangannya, Calista.

“Cal, ngapain, sih? Tinggal masuk aja pake segala pencet bel,” gerutu gadis itu.

“Engga sopan tau kalau gue asal nyelonong aja.”

“Masalahnya gue lagi main game karena bel gue jadi kalah.” Gadis itu menjelaskan.

“Ya udah, sorry. Gue masuk, ya.”

Tanpa diizinkan masuk oleh tuan rumah, Calista langsung melangkah munuju ruang tengah.

Natasya mendengus kesal, lalu mengikuti temannya.

“Cal, kalau mau minum ambil aja sendiri. Anggap aja kayak rumah lo.”

Calista mengangguk dan tangannya membentuk tanda oke.

Natasya mengambil ponsel di atas meja dan mulai memainkan game kembali. Tangannya bergerak lihai di atas layar persegi panjang itu dengan cepat. Gadis itu memainkan game garapan dari Dalcomsoft Inc. yang memutar lagu-lagu K-pop milik agensi ternama di Korea.

“Yeay.” Gadis itu berteriak senang karena berhasil menyelesaikan permainan itu dan mendapatkan koleksi kartu idol favoritnya.

Calista menggeleng melihat kelakuannya. Ia bersua. “Heboh banget sih, Sya. Lo kayak abis menang lotre aja.”

“Tau gak, sih. Gue abis dapetin card-nya Mbak Irene, nih. Susah tau dari kemarin gue mainin engga pernah dapet.”

“Engga ada bosennya dari zaman baheula lo mainin game itu terus?”

Gadis itu menggeleng. Lalu, tersenyum menampilkan sederetan giginya yang putih, Ia bersiap memainkan game kembali. Akan tetapi, suara temannya menghentikan kegiatannya.

“Sya, gimana hubungan lo sama Jeffrey?” tanya Calista.

Gadis itu meletakkan jari telunjuk di dagu tengah berpikir.

“Sok-sok mikir, deh. Jawab!”

Natasya menghela napas sejenak. “Udah dua hari kemarin gue makan bareng terus sama dia. Dia selalu bayarin makanan itu. Waktu kita berangkat bareng, pulangnya gue mau ke mall, tapi udah nungguin lo hampir berapa jam engga kelihatan juga. Akhirnya, gue minta temenin dia, untungnya dia mau,” jelasnya.

“Asik banget ditraktir terus,” cibir Calista.

“Asik, dong,” Natasya mengambil segelas air di atas meja dan menengaknya. “Cal, lo tau engga?” tanyanya.

“Apa?”

“Nanti sore gue diajakin ke party temennya.”

“Serius?”

Natasya mengangguk dan tersenyum manis. “Cal, bantuin gue, yuk!”

Calista mengerutkan alis tanda bingung.

“Kelamaan. Ayo, buru!”

Natasya menarik lengan temannya menuju kamar yang terletak di lantai dua. Ia ingin meminta bantuan temannya memilihkan baju yang pas untuk acara nanti. Setelah sampai di kamar, ia langsung membuka lemari menampilkan sederetan baju-baju miliknya.

“Oh, I know, pasti lo nyuruh gue buat pilihin baju, ya?” Calista bertanya sekaligus menebak.

“Tau aja,” Gadis itu terkekeh. “Pilihin yang menurut lo bagus,” lanjutnya.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang