Sembilan Belas

142 19 12
                                    

Sinar matahari begitu cerah. Seorang gadis tengah menyender di sofa. Ia bingung ingin melakukan kegiatan apa lagi selain rebahan, main game, dan menonton drama. Akhirnya, ia menelepon sahabatnya meminta berkunjung ke rumah. Sambungan telepon langsung terangkat.

“Cal, sini ke rumah. Gue gabut,” suruh Natasya pada sahabatnya melalui telepon.

Sya, gue tadi abis liat resep makanan di Twitter. Bikin, yuk!

“Makanan apaan?”

Tteokbokki sama sempol ayam.

“Ayo bikin,” ujar Natasya semangat.

Oke. Gue ke sana. Lo mau nitip engga? Gue sekalian mau beli bahan-bahan.

“Nitip coklat.”

Itu aja?

“Iya.”

Oke.

Sambungan telepon terputus. Gadis itu melihat layar ponsel yang mana wallpaper-nya terpampang foto Jeffrey. Ia mengingat lelaki itu, dan memikirkan bagaimana keadaannya sekarang. Sampai saat ini ia masih tidak berani mengirimkan chat atau pun meneleponnya. Ia menghela napas. Lalu, bangkit menuju dapur membuat secangkir kopi dingin.

Sambil menikmati kopi dingin, gadis itu memainkan permainan candy di ponsel. Tak lama terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Gadis itu tahu, pasti Calista yang datang. Ia beranjak menuju pintu pagar lalu membukanya. Tepat sekali, sahabatnya yang datang.

“Baru aja gue mau pencet bel,” ujar Calista.

“Kalah cepat.”

“Lo gabut banget, ya, sampe hapal kalau gue udah dateng,” sindir Calista.

“Hapal dong,” ucap gadis itu sombong. “Ayo, masuk!” ajaknya.

Natasya masuk ke dalam rumah diikuti oleh sahabatnya. Mereka langsung menuju dapur untuk menyiapkan apa saja peralatan dan bahan yang harus dipakai.

Calista mengeluarkan semua bahan yang baru dibeli tadi. Ia memberikan coklat pada Natasya. “Nih, pesanan udah dateng.”

Gadis itu menerimanya dan memasukkan ke dalam kulkas agar coklat itu tidak mencair. Ia mendekati Calista dan bertanya, “Mau buat apa dulu, nih?”

“Tteokbokki aja dulu. Sempolnya buat cemilan.”

“Oke, Sis.”

Calista tengah berkutat dengan kompor. Sesekali ia menyuruh Natasya bertanya bahan apa yang harus dimasukkan selanjutnya. Selama dua puluh menit ia memasak. Akhirnya, makanan buatannya selesai untuk dinikmati.

Natasya mengambil makanan itu lalu meletakkannya di atas piring; satu piringnya dan satu lagi piring untuk Calista. Ia memakannya dengan lahap. “Cal, enak,” ujarnya.

Calista tersenyum. “Serius? Lo engga bohong, ‘kan?” tanyanya memastikan.

“Seriuslah.”

“Bagus, deh, kalau lo suka.”

Keduanya menikmati makanan─dari Korea─hasil buatan Calista.

“Abis ini mau bikin sempol ayam ngak?” tanya Calista.

“Nanti, deh, Cal. Ini aja belum habis,” jawab Natasya sembari melihat ke arah wajan yang berisi makanan.

“Ini. kan, pedes. Buat ngilangin rasa pedes mendingan bikin aja, yuk!” Calista memberikan saran.

“Lo aja yang bikin,” ujar Natasya sembari menampilkan deretan giginya yang putih.

“Dari tadi juga gue yang bikin, Sya,” sindir Calista.

Met With You | Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang