-Dear Diary Galen-

225 7 5
                                    

Hari-hari ku lewati hanya sendiri tanpa kekasih tapi tetap ku nikmati indahnya hari tanpa tambatan hati.

sampai suatu ketika, di mana aku di pertemukan oleh Tuhan Yesus wanita cantik yang baik, lemah lembut, penyanyang dan menerima sifat aku apa adanya.

Namanya Meira Naftali.

Senyumannya seindah pelangi.

Hari-hari ku menjadi berwarna karena Meira setiap harinya tanpanya aku sunyi dan kosong.

Aku selalu menyangginya menjaganya sepenuh jiwaku.

Hingga suatu hari aku banggun dari mimpiku aku tak lagi melihat wajahnya. Wajahnya yang membawa keteduhan saat aku menatapnya.

Aku mencarinya dan mendapatkan kabar bahwa ia terbaring di ICU ranjang rumah sakit.

Saat itu hati aku hancur melihatnya terkapar dengan alat -alat rumah sakit.

Saat itu aku memohon pada Tuhan Yesus, Tuhan jikalau boleh biar aku yang menanggung semua penyakit Meira kekasihku.

Tapi Tuhan Yesus lebih sangat menyanyanginya, hingga Meira  selamanya pergi dariku membawa semua cinta yang ku berikan untuknya.

Aku tak tau tanpanya hidupku seperti apa? aku tak punya semangat hidup lagi, aku rapuh.

Tapi Tuhan menyadarkanku bahwa supaya aku jangan berlarut dalam kesedihan.

Aku bangkit dalam keterpurukan dan kesedihanku sepanjang hari, aku bertekad membangun semua mimpi-mimpiku sedari aku kecil.

Hingga kini aku berhasil menggapai semuanya namun hatiku masih sama hanya Meira yang aku cinta.

Jakarta,
15-04-2020

Galen Vero Wijaya

G A L E N ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang