🦋Dua Puluh Tiga 🦋

156 4 1
                                    

Kerjarlah mimpi, meskipun tak ada penyemangat karena hidup terus berjalan-




Empat tahun telah berlalu....

Galen bangkit dari keterpurukannya mengejar mimpi-mimpinya meskipun tidak ada Meira di sisinya. Setelah lulus SMA Galen kuliah di university west of  London setelah sarjana Galen memutuskan kembali ke tanah airnya untuk meneruskan perusahaan ayahnya menjadi seorang CEO muda!.

Galen hanya ingin membanggakan orang tuanya yang sudah membesarkannya, Meira dan sesama.

Galen melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya memberi senyuman manis pada semua karyawannya.

"Aduh Pak Galen udah ganteng baik, ramah, single, boleh nyalonin ga sih Ta jadi calon istri." Bisik karyawan bernama Seli pada temannya tepat di sebelahnya.

"Kalau Pak Galen mau sama kamu Sel." Balas Sita lalu terkekeh.

"Kamu mah bukannya dukung saya." Ucap Seli sebal lalu kembali bekerja di depan laptopnya.

Tok tok tok (Suara ketukan pintu)

"Masuk." perintah Galen dari dalam.

Seli membuka pintu pelan berjalan menghampiri Galen "Permisi pak, saya mengantarkan beberapa file laporan keuangan di cabang kita yang di kalimantan." Ucap Seli staff keuangan sambil menyodorkan kertas berkas di atas meja Galen.

"Makasih Seli silahkan kembali ke ruang kerjamu." Ucap Galen lalu menerima kertas File.

"Pak mohon maaf sebelumnya kalau bapak tidak keberatan saya ingin mengajak bapak untuk ikut pesta ulang tahun teman saya. Kalau bapak mau." Ujar Seli sopan.

"Boleh, jam berapa?" Tanya Galen sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

Seli menunduk "Terima kasih pak jam 3 sore." Jawab Seli lembut.

"Oke pulang kerja kita berangkat ke acara ulang tahun teman kamu naik mobil saya." Ucap Galen.

"Oke pak terima kasih saya pamit permisi." Ujar Seli lalu melangkah pergi dengan hati berbungga-bungga.

Bagaimana tidak Seli senang bos muda itu tidak pernah galak dan  sombong jika ada karyawannya yang salah pasti Galen membicarakannya dengan baik-baik. Calon suami idaman sekali.

Seli berjalan kembali menuju meja kerjanya dengan senyum-senyum sendiri.

"Kenapa kamu Sel?." Tanya Sita binggung.

"Pak Galen nerima ajakan aku pergi ke ulang tahun temen  HUH SENANGNYA." Jawab Seli lalu tersenyum kembali.

"Iya pasti lah orang Pak Galen itu baik." Ujar Sita.

"Iya tapi kali ini beda aja kayaknya Pak Galen suka sama aku." Ucap Seli kepedean.

"Mungkin bisa jadi coba aja nanti tanya alasan dia mau nerima tawaran kamu." Usul Sita.

"Oke ide bagus Sit." Ucap Seli semangat lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Waktu  terus berputar menunjukan jam 02.30 wib sore.

Galen membereskan kertas file berkas-berkasnya yang berserakan di atas meja lalu mematikan laptop kemudian menyambar jas yang ia senderkan di kursi.

Galen beranjak berdiri berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan kerja Seli notabene karyawannya lalu menggetuk pintu kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Ayuk." Ajak Galen tanpa basa-basi.

"I..iya Pak." Jawab Seli gugup. Bagaimana tidak? Galen bosnya sendiri datang ke ruangannya menjemputnya.

G A L E N ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang