🦋Delapan🦋

63 5 0
                                    


Jangan tinggalkan, aku tak mampu tanpamu di sisiku duniaku buta akan warna
😢



Suara kicauan burung berbunyi serta matahari memancarkan sinarnya menandakan hari sudah pagi
Galen masih bergelut dalam selimutnya.

Alaram terus berbunyi membangunkan Galen dari mimpinya.

Dengan mata masih tertutup Galen mematikan alarmnya lalu kembali melanjutkan tidurnya.

Keluarga Marsel menunggu Galen di meja makan untuk sarapan pagi bersama namun Galen tak kunjung datang.

"Galen belum bangun mah?" Tanya Marsel.

"Tau ini pah tumben belum turun jam segini mama cek dulu ya pah ke atas." Jawab Vilia lalu melangkah pergi menuju kamar putra semata wayangnya.

"Palingan juga masih tidur pah. Abang kan kebo kalau tidur." Ucap Marsela.

"Kayak papa waktu muda dulu." Ujar Marsel lalu terkekeh.

"Papa dulu kebo juga ya kok mau sih mama sama papa." Ucap Marsela lalu terkekeh.

"Karena papa ganteng." Balas Marsel sambil menghusap rambut anak bungsunya itu membuat Marsela tertawa.

Papahnya sungguh amat sangat narsis tidak ingat umur!.

Vilia sampai di depan kamar Galen membuka pintu kamar Galen yang tidak terkunci pelan hal yang di lihat pertama kali Galen masih tidur nyenyak.

Vilia melangkah menghampiri menuju ranjang Galen lalu duduk di samping putranya.

"Gal, kamu kenapa sayang?" Ucap Vilia melihat raut wajah Galen pucat dan bibirnya bergetar.

Vilia langsung menaruh tanganya di dahi anaknya.

Panas sekali.

"Astagah sayang badan kamu panas berobat yuk sayang." Ucap Vilia lalu membantu Galen untuk duduk.

"Mah, aku gapapa nanti juga sembuh kok." Balas Galen santai.

"Kamu ini lagi sakit sayang kalau di ajak berobat susahnya minta ampun." Ucap Vilia.

"Gapapa mah aku tidur lagi aja ya nanti juga sembuh kok." Ujar Galen lemas.

"Aduh ga boleh, kamu harus berobat sayang mama telpon Meira dulu ya biar datang ke sini." Ucap Vilia lalu mentelfon Meira.

"Halo Mei."

"Iya tante?"

"Galen sakit Mei dia ga mau berobat kalo ga sama kamu. Kamu tolong dateng ke rumah ya."

"Oke tan."

"Makasih Meira sayang."

"Sama-sama tante."

Tuth, Meira mematikan sambungan telepon memasukan ponselnya ke dalam tasnya.

Meira yang sedang berada dalam perjalanan menuju sekolah langsung putar balik menuju rumah Galen.

Sesampai di rumah Galen Meira melangkah masuk.

"Mei, kamu udah datang sayang langsung naik aja ya ke kamar Galen bujuk dia supaya mau berobat." Ucap Vilia.

"Iyaa tante." Jawab Meira melangkah naik menuju kamar Galen.

Sesampai di depan kamar Galen Meira langsung membuka pintu kedua bola mata Meira menemukan Galen yang tertidur.

Meira langsung menghampiri menuju ranjang Galen lalu duduk di sebelahnya.

Jujur Meira sangah sedih melihat Galen seperti ini wajahnya pucat sekali bibirya bergetar.

"Gal, kamu sakit harus berobat ya sayang. Aku ga mau kamu kenapa-napa." Pinta Meira sambil menghusap rambut Galen.

Galen menggerjapkan matanya melihat Meira di sampingnya "Meira, aku gapapa kok kamu jangan khawatir ya." Ujar Galen sambil menggengam tangan Meira lembut.

"Gal, kamu harus berobat aku yang anterin ya." Ucap Meira sambil meneteskan air matanya.

Ia tak sanggup melihat Galen seperti ini hatinya sangat hancur.

"Mei jangan nangis aku gapapa sayang." Ucap Galen sambil menghapus air mata Meira.

"Gapapa gimana? Kamu panas banget Gal plis kamu jangan gini sayang kamu sakit harus berobat. Kamu harus mau buat aku Gal" Mohon Meira sambil menggengam tangan Galen lembut.

"I..i..iya aku mau." Pasrah Galen lemas. Galen juga tak tega melihat Meira menangis melihat keadaannya.

Tubuhnya Galen sudah tak ada tenaga lagi penglihatannya sudah tak jelas tak lama Galen menutup matanya.

"Galllllllllllll, bangun sayang jangan tinggalin aku hikss..hiks..hikss" teriak Meira sambil menangis sesungukan.

********
TBC

Jgn lupa vote and comment bestiee 💖

Galen isdet???

Ga kok cuma latihan aja👐 ga deng hehe.

G A L E N ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang