Senyumanmu yang indah bagaikan candu, ingin terus ku lihat-
Galen terbaring di atas ranjang setelah di larikan ke rumah sakit dengan infusan yang melekat di tangannya.
Meira masih setia menunggu Galen membuka matanya.
Kedua bola mata Meira terlihat sangat bengkak karena terus menangis mengingat Galen yang pingsan di kamarnya tadi.
"Gal, kamu bangun yuk sayang. Kamu lagi mimpi apa? Pasti kamu mimpi indah ya? Apa mimpi kamu lebih indah dari aku Gal?? Gal bangun sayang." Ucap Meira sambil menggengam tangan Galen yang basah karena air matanya.
"Mei, sudah jangan nangis sayang Galen gapapa kok dia anak yang kuat tante tau itu sebentar lagi Galen pasti bangun sayang." Ucap Vilia sambil menghusap punggung Meira.
"Iyaa tan." Jawab Meira sendu lalu memeluk Vilia.
Vilia membalas pelukan Meira "Mei, sekarang kamu makan dulu yuk kamu pasti belum makan sayang dari pagi." Ucap Vilia.
"Meira mau di sini aja tan jaga Galen." Balas Meira.
"Ya sudah, tante makan dulu ya sama om dan Marsela nanti kamu tante bawain makanan ya."
Meira mengganguk "Iya Tan, makasih banyak Tan."
"Sama-sama sayang." Balas Vilia kemudian melangkah pergi bersama Marsel dan Marsela.
Meira masih setia menunggu Galen membuka matanya. Meira rindu tatapan Galen yang mematikan. Meira rindu sifat manja Galen. Meira juga rindu pelukan Galen yang hangat menjadi candunya.
Meira menggengam erat tangan Galen sesekali menciumnya lembut.
Galen mengerjapkan matanya sesekali menahan pusing di kepalanya hal pertama yang Galen lihat saat ia bangun dari tidurnya Meira tengah tertidur di sampingnya.
Galen menghusap kepala Meira membuat sang empunya kepala terbangun.
"Galen kamu udah sadar?" Ucap Meira senang lalu memeluk Galen posesif sambil menangis di dalam dekapannya.
"Hei Mei jangan nangis dong aku gapapa sayang." Galen menghusap air mata Meira yang jatuh membasahi pipinya.
"Gapapa gimana Gal aku khawatir Gal aku kira kamu pergi ninggalin aku selamanya hikss...hikss" Ucap Meira sambil menangis tersedu-sedu.
"Udah ya cengeng ah nanti aku cium mau?" Ujar Galen lalu terkekeh melihat kedua bola mata Meira bengkak seperti di sengat tawon.
"Ih kamu tuh aku serius juga." Meira kesal memukul lengan Galen pelan.
"Aku juga serius sama kamu Mei." balas Galen lalu terkekeh.
"Galen serius." teriak Meira kesal.
"Iyaa, Meira sayang." Balas Galen.
Blus
Galen yang melihat pipi Meira memerah akibat ucapannya semakin terkekeh. Galen mempunyai hobi baru yaitu menggoda Meira.
"Gal, kamu makan dulu ya aku suapin." Ucap Meira. Galen mengganguk senang.
Meira berjalan menuju meja nakas rumah sakit mengambil nampan makanan lalu melangkah menuju ranjang Galen kembali.
Meira menyuapi Galen dengan sabar sampai makanan Galen habis lalu memberikan Galen minum.
Sehabis makan, Meira menyelimuti Galen agar kembali tidur beristirahat.
Meira hendak melangkah menaruh nampan kembali namun Galen mencekal pergelangan tangannya.
"Aku mau naruh nampan ini dulu Gal." Ucap Meira.
"Taruh aja di situ Mei." Ujar Galen menunjuk meja nakas di sebelah ranjangnya.
"Iyaa." Balas Meira lalu berjalan menaruh nampan di meja nakas.
Meira kembali duduk di sebelah ranjang Galen.
"Mei, sini aja." rengek Galen menepuk kasurnya.
"Gamuat Gal aku juga malu nanti sama mama, papa, adek kamu kalau mereka liat." Ujar Meira pelan lalu menunduk.
"Sebentar aja Mei, gapapa kok." Ucap Galen lalu menggeser tubuhnya.
Meira menurut lalu beranjak naik ke atas ranjang Galen kemudian merebahkan tubuhnya di samping Galen.
"Galen tidur ya sayang kamu butuh istirahat biar cepat pulih." Ucap Meira sambil menghusap rambut Galen sesekali memainkannya.
Tak lama menunggu Galen sudah berada di alam mimpinya Meira yang melihat itu senang sekali!.
"Get will soon sayang, love u." Ucap Meira lalu mengecup kening Galen. Tangan Meira terulur membelai rahang keras Galen.
Meira melangkah turun dari atas ranjang Galen lalu kembali duduk di sebelahnya takut orang tua Galen tiba-tiba datang melihatnya tiduran di ranjang pasien.
Meira sangat mengantuk berkali-kali ia mengguap Meira merebahkan tubuhnya sebagian ke atas kasur dengan tangan sebagai bantalannya lalu tidur.
Mama, papa serta adik Galen kembali menuju kamar inap Galen sehabis makan. Vilia membuka pintu pelan melihat putranya tertidur bersama kekasihnya Meira. Vilia tersenyum Meira sangat setia menunggu Galen.
"Mei, makan dulu yuk sayang nanti kamu sakit" Ucap Vilia sambil menepuk bahu Meira pelan.
"Iya..a tante." Balas Meira lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Meira menyantap makanannya dengan lahap karena ia memang lapar sekali belum mengisi perutnya.
Sehabis makan, Meira meminta izin pada Vilia untuk menjaganya malam ini.
"Tan, aku boleh ga jaga Galen malam ini.' Ucap Meira.
"Kamu pulang aja ya nak kasihan mama kamu khwatir nanti besok juga kamu sekolah nanti biar om sama Marsela yang antar ya Mei." Ucap Vilia.
"Iyaa tante, aku pulang dulu ya makasih tante udah kasih izin aku jenguk Galen." pamit Meira lalu menyalim tangan Vilia kemudian memeluknya. Vilia membalas pelukan Meira.
"Sama-sama sayang, makasih juga kamu sudah mau menemani anak tante. Kamu istirahat ya Mei jangan sampai drop seperti Marsel. Besok kamu boleh ke sini lagi sehabis pulang sekolah."
"Iya Tante, kalau gitu aku pamit pulang ya Tan." Meira melepaskan pelukannya.
"Iya sayang hati-hati ya." Balas Vilia lalu tersenyum.
Meira, Marsel, Marsela melangkah menuju parkiran mobil.
Sesampai di parkiran mobil, Meira melangkah masuk ke dalam mobil di kursi belakang bersama Marsela adek Galen.
Di sepanjang perjalan hening, Marsela tidur di bangku sampingnya mungkin karena efek kelelahan.
Sempai di depan rumah Meira, Meira melangkah keluar dari dalam mobil.
"Terima kasih ya om udah nganter aku pulang." Ucap Meira.
"Sama-sama Meira, istirahat ya kamu nak. Om pamit pulang." balas Marsel kemudian melanjutkan perjalanannya kembali ke rumah sakit.
Setelah melihat mobil papa Galen pergi Meira melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Meira berjalan menuju kamarnya. orang tuanya sudah tertidur karena hari sudah larut malam jam 11.00 wib malam.
Sesampai di kamar Meira masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Sehabis mandi, Meira memakai baju lalu mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur tak lama pun tidur.
**************
TBC
Jgn lupa vote and comment bestiee 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
G A L E N ( END)
Genel KurguGalen Vero Wijaya anak dari Marsel Vero Wijaya dan Vilia Valencia Florenza tampan, baik hati, penyanyang, tidak tegaan dan manja itulah sifat Galen. Galen di amanahkan harus menjaga anak dari sahabat ibunya sedari Sma, yaitu Meira, yang memiliki pen...