Berada di dekatmu, aku menjadi diriku sendiri-
Sehabis memakai baju Galen melangkah menuju rooftop menyusul Meira.
"Mei." Panggil Galen.
Meira menoleh menatap Galen duduk di sebelahnya "Astaga ngagetin aja kamu Gal." Ucap Meira akan kesal.
"Maaf." Ujar Galen lalu meyengir.
"Dor." Ucap Julian yang baru saja datang.
"Kaget." Balas Galen datar.
"Pacaran mulu berdua lo." Ucap Julian.
"Ya iyaa lah masa bertiga sama lo gitu jadi nyamuknya atau setannya?" Balas Galen membuat Dava dan Sinta tertawa.
Bibi Galen datang membawakan makanan dan minuman. Kerja kelompok pun di mulai.
Di mulai dari membaca naskah teks lalu menghapalinya kemudian mempraktekannya.
Di awali narator Sinta.
Lalu ke bagian Galen dan Meira.
"Ha...dimana aku...kenapa aku ada di sini." Ucap Meira ( putri tidur) sambil memijat pelipisnya.
"Kamu berada di istanaku putri dan soal keluargamu sudah aman di selamatkan oleh penggawalku jadi jangan khawatir." Ujar Galen (pangeran) sambil menggengam tangan Meira yang berbaring.
"Lalu pangeran siapa?" Tanya Meira.
"Kalau aku adalah pangeran sebuah cahaya yang selalu berada di dekatmu yang selalu memberikanmu harapan yang indah." Ucap pangeran sambil menatap kedua bola mata Meira.
"Gombal." Seru Julian sebagai badut di belakang Galen dan Meira mengacaukan latihan.
"Ganggu aja lo jomblo." Balas Galen kesal dengan teman laknatnya ini.
Meskipun latihan terhenti karena ulah Julian namun kembali berjalan akibat ceramahan Sinta yang membuat kuping panas. Latihan di mulai kembali semua mendapatkan bagian percakapannya.
Setelah selesai latihan.
Mereka memakan dan meminum hidangan yang di berikan bibi Galen.
"Laper apa doyan Jul?" Tanya Dava melihat Julian makan bak orang kesurupan.
"Dua-duanya." Jawab Julian lalu terkekeh.
Sehabis makan Dava dan Julian memainkan game di ponselnya sedangkan Sinta mengetik teks drama di laptop.
Galen dan Meira duduk di sofa berdua sebelahan.
"Mei aku ngantuk." Ucap Galen sendu.
"Iya kamu tidur Gak." Balas Meira.
"Iya, aku tidur ya." Ucap Galen lalu merebahkan tubuhnya di sofa dengan bantalan paha Meira.
"Manja banget sih Gal" Ucap Meira sedikit kesal tapi gemash.
"Mei mainin rambut aku." Pinta Galen.
"Iyaa-iyaa sayang." Balas Meira lalu memainkan rambut Galen dengan jari-jarinya.
Galen tersenyum di dalam hatinya sangat suka bila Meira menjamah rambutnya. Galen memejamkan matanya perlahan tertidur.
Meira sengaja menolak Galen agar Galen terbiasa jika nanti tanpanya Meira sedih jika suatu saat ada wanita yang dapat memainkan rambut Galen sama sepertinya.
Hari sudah mulai gelap, Dava dan Julian serta Sinta sudah pamit pulang pada Meira, Galen dan Vilia.
Tersisa Meira bersama Galen yang masih asik tidur di pahannya.
Meira meraih handpone di saku bajunya lalu memfoto Galen yang tertidur sangat tampan sekali.
Dalam hati Meira merasa senang sekali bisa melihat Galen tidur dan memfoto Galen yang terlihat gemash bibir di manyunkan.
Meira menyimpan ponselnya kembali di saku bajunya.
"Mei, jangan tinggalin aku. Aku sayang kamu Mei." Ucap galen menggingau.
Meira yang melihat itu membangunkan Galen dengan menepuk pipi Galen pelan.
Galen tersadar lalu memeluk Meira erat "Mei jangan tinggalin aku." tak terasa air matanya mengalir. Mimpinya sungguh buruk Galen takut menjadi sebuah kenyataan.
Keringat mengucur di jidad Galen. Meira melepaskan pelukannya lalu mengambil tisu di tas kemudian menghusap jidad Galen lembut.
"Aku ga kemana-mana sayang. Aku di sini." Ucap Meira lalu memeluk Galen erat menaruh kepalanya di bidang dada Galen dan menangis di sana tanpa suara.
Meira melepaskan pelukannya "Kamu udah agak tenang belum sayang?"
Galen mengganguk.
Galen beranjak berdiri menggengam lembut pergelangan tangan Meira mengantar Meira pulang.
Di dalam perjalanan Meira memejamkan matanya di balik punggung kekar Galen. Meira hanya ingin selalu berada di dekat Galen.
Sesampai di rumah Meira.
Meira melangkah turun dari atas motor.
"Besok aku jemput ya Mei." Ucap Galen.
"Iyaa makasih sayang hati-hati ya." Balas Meira lalu melambaikan tangan.
Motor Galen melaju cepat kembali ke rumah sesampai di rumah Galen merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit kamar.
Semoga mimpi itu ga jadi kenyataan batin Galen.
**************
Jgn lupa vote and comment bestiee 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
G A L E N ( END)
Ficção GeralGalen Vero Wijaya anak dari Marsel Vero Wijaya dan Vilia Valencia Florenza tampan, baik hati, penyanyang, tidak tegaan dan manja itulah sifat Galen. Galen di amanahkan harus menjaga anak dari sahabat ibunya sedari Sma, yaitu Meira, yang memiliki pen...