Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yah, padahal enakan naik motor sendiri," David mengambil air minum dari kulkas setelah membaca notes yang ditinggalkan Renjun untuknya. Sayang sekali motor itu hanya boleh digunakan saat David ada di arena balap. Bukan untuk kendaraan sehari-hari karena memang David belum mempunyai SIM. Renjun sudah mewanti-wanti hal ini sebelum membayar cash motor David kemarin malam.
"David!" Yang dipanggil tersedak air minum nya karena teriakan menggema milik Felix. Pasti hanya iseng kesini, karena beberapa hari ini Felix tidak berani menunjukkan batang hidungnya setelah mendapat tatapan maut dari Jeno karena sudah bermanja pada Renjun. David hanya tertawa dalam hati saat teringat muka polos Felix saat mendapat pelototan dari Daddy nya.
"Di dapur!" Suara langkah kaki Felix terlihat rusuh, beberapa detik kemudian dia tiba di hadapan David yang menyenderkan tubuhnya pada kulkas sambil membawa botol minum.
"Aduh capek," dengan tidak tau dirinya, botol di tangan David direbut oleh Felix. Dia menenggak air dengan rakus. Membuat David hanya geleng-geleng kepala.
"Thanks," David mengangguk sambil memasukkan kembali botol itu ke dalam kulkas.
"Jadi ngapain kamu teriak-teriak tadi?"
"Mau kasih tau kalau kamu ikut mobil aku ke gerejanya. Tadi Mama udah kabarin Bunda kok," David mengangguk pasrah. Daripada membuat khawatir Bunda nya, lebih baik ia menurut saja.
"Yaudah aku mau siap-siap dulu, ketemu di depan rumah ya."
"Okay."
Setelahnya mereka berdua sibuk bersiap untuk ke gereja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bunda dimana ya," David celingukan mencari keberadaan Bundanya. Beberapa menit yang lalu dia sampai di gereja tetapi ponsel Bunda nya sama sekali tidak aktif. Hingga pandangan nya sampai pada Jeno yang berbicara dengan seorang perempuan. Oh jangan lupakan senyum yang biasanya tidak ditunjukkan pada orang lain selain keluarga mereka yang sekarang terpahat indah di wajah Daddy nya.
David yang berniat menghampiri Jeno membatalkan niatnya karena kelereng madunya menangkap keberadaan Bundanya yang berdiri memandangi setiap gerak-gerik Jeno dengan perempuan itu. David hanya menahan tawanya karena Jeno belum sadar jika tatapan laser milik Renjun sudah level maksimal. Tinggal menunggu Daddy nya sadar akan keberadaan Bundanya, maka semuanya selesai.