16 - memilih

114 20 2
                                    

Hati yang terbagi gak akan bisa utuh hanya untuk satu orang
-Naila Nasyana.

Naila pov.

gue buka mata gue, dan pas gue lihat sekeliling semuanya berwarna putih, tangan gue pake infus.

gue coba inget inget, kenapa gue bisa begini.

ternyata...

karena laki laki brengsek itu..hahahahaa

Dimas, bangsat yang terdapat di dalam hati Gue.

Naila pov end.

"Nai, kamu udah sadar?maafin aku nai." Ucap Dimas.

Naila hanya menatap ke arah lain. Ia malas berbicara dengan Dimas.

"Nai, dengerin penjelasan gue dulu please nai." Kata Dimas memohon kepada Naila.

"gue mau istirahat." Ucap Naila dingin

Kebetulan di ruangan itu hanya ada mereka berdua.

"Nai, please..." Ucap Dimas.

"gue bilang gue mau istirahat, gue gak mau denger apapun. Pergi!" Ucap Naila dengan suara parau tapi menusuk.

"O..oke." Dimas langsung pergi meninggalkan Naila di ruangan itu sendirian.

Tak lama bunda Naila masuk ke dalam ingin melihat putri semata wayang nya itu.

"Sayang, kamu nggapapa kan?" Tanya bunda, Naila hanya mengagguk lemah.

"Cerita sama bunda, kenapa bisa gini?" Tanya bunda.

"bun, aku mau istirahat." Ucap Naila dingin.

"Kamu ngga mau ngomong dulu sama bunda, nak?" Tanya Bunda.

"aku bilang aku mau istirahat bun." Masih dengan nada dingin nya ia berbicara.

Bunda Alin hanya menatap nanar putri nya.

🌻Naila's Story🌻

"Dok, kapan saya bisa pulang." Tanya Naila setelah dokter memeriksa nya.

"Besok kamu sudah boleh pulang." Ucap dokter.

Naila hanya mengagguk.

Setelah dokter keluar, bunda Naila masuk beserta ayah nya.

"Ayah, Bunda..besok aku udah boleh pulang." Ucap Naila, tanpa ekspresi.

"Bagus dong?" Ucap bunda

"Pinter anak ayah, gak baik sakit lama lama." Ucap ayah Naila.

Naila hanya tersenyum kecil.

🌻Naila's Story🌻

Hari ini Naila pulang ke rumah. Setelah lumayan lama di rumah sakit.

Ia rindu sekali suasana rumah nya.

Saat sedang merapihkan barang barang nya di kamar, bunda Naila mengetuk pintu kamar Naila.

Naila's Story [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang