Kenangan bukan untuk di lupakan
Tetapi untuk menjadi pelajaran.
– Naila Nasyana –Happy Reading ~
Sepulang sekolah.
Naila membereskan buku buku miliknya ke dalam tas nya.
"Pulang sama siapa, Nai?" Tanya Rifka.
"Eumm..." Naila bingung ingin menjawab apa, karena sepulang sekolah ia akan bertemu dengan Dimas.
"Mau bareng? Gue bawa mobil kok." Usul Hana.
"a–ah gitu... Eum ngga usah, nanti gue naik bus aja hehe. Kalian duluan aja yaa." Ucap Naila.
"Hmm. Oke hati hati yaa, Nai." Ucap Rifka.
"yoi, kalian juga yaaa." Balas Naila.
Seusai ia bercengkrama dengan sahabat- sahabat nya itu, ia langsung menuju taman belakang untuk menemui Dimas.
"Dimas..." Panggil Naila, pelan.
"Nai."
Naila masih enggan untuk duduk.
"Lo mau berdiri terus di situ?" Tanya Dimas dengan raut wajah datar.
Akhirnya Naila duduk di samping Dimas, tetapi ia memberi jarak antara dirinya dan sang mantan kekasih.
"Jadi? Lo mau ngomong apa?" Tanya Naila, ia melihat ke arah lain.
"Gue minta maaf." Jawab Dimas.
"apa? Lo bilang apa barusan hah? Lo gilaa setelah apa yang lo lakuin buat dia?!" Tiba tiba seseorang datang dan langsung menyeletuk.
"Loh? Kak Ryan?" Kaget Naila.
"Inget gak sih, Nai. Dia cowok yang udah bikin lo nangis, dan dia minta maaf gitu aja? Apa lo bakal maafin?" Tanya kak Ryan dengan emosi menggebu gebu.
"A–aku..." Naila ragu untuk mengambil jawaban.
"Nai." Dimas memandang nya dengan sorot mata memohon.
"Aku mau maafin Dimas. Tapi enggak untuk mengulang kenangan yang sama." Ucap Naila.
Kak Ryan terlihat bahagia, terpatri senyum kemenangan di wajah tampan nya.
Sedangkan Dimas, sedikit kecewa akan jawaban Naila.
"Ayo gue anter pulang."
"Ayo gue anter pulang."
Ucap kak Ryan dan Dimas, berbarengan.
"Aduh... Gue bingung ahh elah." Batin Naila.
"Nai." Panggil Dimas.
"Eumm gue..." Naila sangat ragu.
"Gue balik bareng Dimas, untuk yang terakhir kali nya." Jawab Naila.
"Padahal dia yang selalu nyakitin hati lo, dan gue yang selalu nemenin lo dalam keterpurukan lo yang dia buat. Tapi kenapa?" Batin kak Ryan yang menatap ke arah Naila.
"Kak... Kakak gapapa kan?" Naila memastikan.
"Ah iya gapapa kok." Jawab kak Ryan
"Tapi hati gue yang ada apa apa." Kak Ryan membatin.
"Kalo gitu kita duluan." Ucap Dimas.
Naila dan Dimas langsung pergi meninggalkan taman juga meninggalkan kak Ryan disana.
"Arghhhh." Kak Ryan mengacak rambutnya, frustasi.
🌻Naila's Story🌻
Sesampainya di pekarangan rumah Naila.
"Nai, gue harap lo bisa mempertimbangkan lagi maksud gue yang tadi." Ucap Dimas.
"Maksud nya?" Tanya Naila yang kurang paham dengan maksud Dimas.
"Nih orang kapan peka nya sih." Batin Dimas.
"Gue mau balikkan, tapi sumpah gue gak akan ngulangin hal yang dulu lagi, Nai." Ucap Dimas, terpancar ketulusan dari mata nya.
"H–hah? Ah Dimas, lo hati hati yaa di jalan hehe." Ucap Naila dengan cengiran khas gadis itu untuk mengalihkan topik.
"gue tunggu jawaban lo 3 hari lagi. Semoga jawaban lo sesuai sama harapan gue." Ucap Dimas.
"Gue pamit." Lanjut nya, kemudian keluar dari pekarangan rumah Naila.
Sedangkan Naila, masih tercengang untuk mencerna ucapan ucapan Dimas.
Jujur itu membuat detak jantung nya menggebu tak karuan, tetapi ia tak bisa mengkhianati komitmen nya untuk kedua kali nya.
🌻Naila's Story🌻
Tbc.
mana nih yang kangen Naila sama Dimas, btw kira kira Naila sama Dimas balikkan ngga yah? Hehe komen yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Naila's Story [End]
Fiksi RemajaTahap revisi :) "Sederhana, gue cinta lo. Gue tertarik karena ketulusan hati lo." -Dimas. "Lo bikin gue lupa akan komitmen gue, tolong jaga kepercayaan gue." -Naila. Kisah seorang gadis yang melupakan komitmennya karena laki laki dingin yang masuk k...