11 - teman laknat

125 28 3
                                    

serasa dunia milik berdua, kita mah ngontrak.
-rifka.

Naila dan Dimas menjalanin hari hari seperti biasa nya. Sikap dingin Dimas juga mulai berkurang. Bahkan tanpa sadar ia selalu membuat Naila senang. Ia sangat romantis. Tetapi sikap cuek dan dingin itu tetap ada jika dengan orang orang yang tidak terlalu ia kenal.

Pagi hari Naila telah tiba di sekolah, seperti biasa nya. Ia sekolah pulang pergi dengan Dimas, kekasih nya itu.

"NAI!!" Ketika suara Rifka, teman nya menintrupsikan ia di iringi teriakan memanggil nama nya oleh kedua teman lainnya.

"Apaan sih?gausah teriak teriak juga elah. Gue denger." Ujar Naila dengan memutar bola mata nya malas.

"bodoamat." Lalu ketiga teman nya menuntun nya ke kelas. Dan seketika itu juga ia di kelilingi oleh teman teman nya, jangan lupakan tatapan mata mengintimidasi dari ketiga teman nya.

"Apaan?" Tanya Naila dengan wajah tanpa dosa nya.

"Ceritain sekarang, tentang hubungan lo sama Dimas." Ucap Hana.

"ish, gue tuh-" ucapan Naila terpotong oleh suara teman nya yakni, Kaneva.

"Ceritain." Ucap Kaneva.

"Gue pacaran sama dia." Ujar Naila.

"HAH?" pekik ketiga teman nya kaget.

"WAH BENER FIRASAT GUE, LO LAGI KASMARAN MAKANYA WAKTU ITU PAS KE TOILET GAK MAU DI ANTER." Pekik Rifka.

"Udah kan?" Tanya Naila enteng.

"BELOM LAH. ENAK AJA LU." Kata Kaneva.

"Apalagi sih?" Tanya Naila dengan memutar bola mata nya, jengah.

"PJ NYA BELUM NAI...HEHE." kata Hana.

"GAK PJ GAK LANGGENG LOH NAI." sambung Rifka

"iyaiya nanti istirahat gue traktir." Ucap Naila.

mereka bertiga langsung memeluk Naila dengan erat. Sedangkan sang empu nya kewalahan dan tidak bisa mengatur nafas nya.

"MAKASIH NAI, SEMOGA LANGGENG YA." Ucap ketiga nya.

Naila hanya tersenyum. Lalu mereka menjalankan kbm dengan tenang.

***

'kring kringg.'

Bel menandakan istirahat sudah berbunyi. Naila dkk langsung ingin pergi ke kantin karena....

Tak lain dan tak bukan adalah akan menerima traktiran dari Naila.

"Siapa yang mesenin nih?" Tanya Hana kepada ketiga teman nya.

"biar gue aja sama Naila." Ucap Kaneva.

Naila hanya mengaguk. "Rifka pesen apa? Hana juga?" Tanya Naila.

"Gue mie ayam sama es teh." Ucap Rifka.

"Kalo gue bakso sama es teh." Ucap Hana.

"Oke." Ucap Kaneva. Dan langsung berjalan beriringan dengan Naila.

Di tempat Hana dan Rifka.

"Hai, boleh duduk di sini gak?" Ucap teman Dimas, yakni Reza.

"Iya duduk aja." Ucap hana.

"Eh tapi sisain dua bangku buat Temen kita." Ujar Rifka.

"iya." Ucap semua nya kecuali alvi dan dimas.

"Guys.." panggil Kaneva yang datang bersama Naila.

"Lahh kok?" Tanya Naila.

"Mereka numpang duduk di sini Nai, lagi pula harus nya lo seneng dong kok kaget sih? Kan ada Dimas." Goda Rifka ke teman nya itu.

"Ish." Decak Naila dengan wajah merona menahan malu.

Lalu menaruh makanan dan duduk, karna tempat nya berada dekat Dimas, langsung saja Dimas mencubit gemas pipi sang kekasih nya.

"Ish Dimas." marah Naila justru terkesan lucu bagi Dimas. Dimas segera mengambil kesempatan dan langsung mengacak pelan rambut Naila.

"Serasa Dunia milik berdua, kita mah ngontrak." Sindir Rifka.

Dimas memerhatikan Naila yang sedang Makan.

"Tau nih, pokoknya sekarang kita makan gratis, dan sebagai pj dimas harus traktir kita kita." Ucap Rafly.

"Nahh setuju gue." Tambah Reza.

"Ck, makan sono sepuasnya... Gua traktir." Ucap Dimas dan kembali melanjutkan aktifitasnya yaitu memerhatikan Naila yang sedang makan. Dengan bibir yang ditarik ie atas membentuk lengkungan indah di wajah tampan milik Dimas.

Naila yang sadar di perhatikan langsung saja blushing di buat Dimas, hingga makanan Naila terpoles saus di sudut bibirnya. Sedangkan teman Dimas lain nya, yaitu Reza dan Alvi memesan makanan untuk mereka.

Dimas langsung mengambil tissu dan mengelapkan sudut bibir Naila. Mereka saling menatap, mata hazel milik Naila adalah candu bagi Dimas. Sedangkan alis tebal milik Dimas adalah candu bagi Naila.

Teman teman nya tidak menyadari hal itu. Rifka juga sibuk berbincang dengan alvian walau hanya di tanggapi seadanya. Alvian sama seperti Dimas, dingin. Beda nya alvian berubah dingin karena masa lalu nya yang begitu kelam. Sedangkan Dimas dingin karena kurang nya kasih sayang dari sang papa.

"Nai, gue mau nginep di rumah lo dong. Gue mau begadang, kecyduk emak gue mulu... Kalo di rumah lo kan enak, tante alin baik banget jadi gak bakal di marahin hehe." Ucap rifka, karena memang mereka sudah berteman sejak SD jadi tidak jarang orang tua mereka saling mengenal.

"Yaudah iya." Ucap Naila.

"Gue ikut dong, udah lama gak ke sono." Ujar Hana

"gue jugaaaa, masa gue nggaaa." Celetuk Kaneva

"Iyaiya anjir, tapi nanti kalian ke rumah aja langsung, gue ada urusan dulu." Ucap Naila.

"Halah, urusan urusan. Urusan apaan?urusan pacaran? Iya deh yang udah punya pawang mah bebas." Ucap Rifka dengan tawa lebar nya.

"Sirik aja lo." Timpal Dimas.

Mereka semua segera menghabiskan makanan dengan canda tawa tak terasa bel menandakan masuk kembali ke kelas pun berbunyi.

***

Tbc.

Naila's Story [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang